Durian, dengan aroma khas dan rasa yang menggoda bagi beberapa orang, telah lama menjadi salah satu buah yang digemari, terutama di Asia Tenggara. Namun, bagi ibu menyusui, muncul kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap kualitas ASI dan kesehatan bayi.
Apakah kandungan durian, seperti gula alami, lemak, dan senyawa sulfur aman dikonsumsi selama masa menyusui? Atau justru dapat memicu efek samping tertentu?
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, CBS, CIMI, dokter laktasi dan MPASI, perempuan yang menyusui tetap diperbolehkan mengonsumsi durian.
"Busui boleh, gak ada larangan asalkan tidak mempunyai sakit maag," ujar dr. Dyah kepada IDN Times.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa makan durian tidak akan berpengaruh pada bayi saat mereka meminum ASI, termasuk aroma durian yang menyengat.
Buah dengan daging berwarna kuning tersebut mengandung senyawa sulfur yang dapat menghasilkan gas selama proses metabolisme di lambung. Akumulasi gas ini dapat memperburuk gejala maag, seperti rasa nyeri di ulu hati atau perut kembung.
Bagi individu yang memiliki maag, disarankan untuk mengonsumsi durian secara terbatas dan memperhatikan reaksi tubuh.
"Secukupnya saja kalau punya maag dan konsumsi sesudah makan. Kalau gak punya, bebas, asal jangan berlebihan," dr. Dyah mengatakan.
Konsumsi durian dalam jumlah besar dapat memperburuk refluks asam karena senyawa tertentu dalam durian dapat menyebabkan relaksasi katup antara lambung dan kerongkongan, yang berpotensi meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Durian memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi dibandingan dengan kebanyakan buah lainnya. Dalam 243 gram (satu cangkir) daging durian, menyediakan:
Intinya, ibu menyusui boleh makan durian dan ini tidak akan berpengaruh pada ASI. Namun, ada kondisi khusus ibu menyusui harus membatasi makan durian.
Referensi
"Health Benefits of Durian". Health. Diakses pada Desember 2024.
"Durian Fruit: Potent smell but Incredibly Nutritious". Healthline. Diakses pada Desember 2024.