Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Tips Berpuasa untuk Pasien Maag, Perut Tetap Nyaman!

ilustrasi makanan sehat untuk sahur. (unsplash.com/Ive Erhard)
ilustrasi makanan sehat untuk sahur. (unsplash.com/Ive Erhard)
Intinya sih...
  • Gejala dispepsia atau maag termasuk nyeri, sensasi terbakar, kenyang berlebihan, dan cepat merasa kenyang.
  • Makanan yang memicu maag termasuk makanan berlemak, pedas, minuman bersoda, kafein, alkohol, cokelat, buah jeruk, produk tomat, dan peppermint.
  • Pola makan teratur saat puasa dan menghindari makanan pemicu dapat membantu kondisi maag.

Maag atau dispepsia adalah suatu yang ditandai dengan nyeri dan panas di lambung akibat bermacam kondisi. Misalnya akibat tukak lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping obat-obatan tertentu, stres, kehamilan, dan sebagainya.

Umumnya, dokter akan mendiagnosis dispepsia bila kamu memiliki satu atau beberapa gejala berikut ini (Therapeutic Advances in Gastroenterology, 2010):

  • Nyeri yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
  • Sensasi terbakar di saluran pencernaan.
  • Rasa kenyang berlebihan setelah makan.
  • Cepat merasa kenyang saat makan.

Kamu mungkin juga mengalami kembung dan mulai. Selain itu, gejala bisa muncul walaupun tidak makan dalam porsi besar. 

Pada orang-orang dengan keluhan maag, puasa bisa menantang. Pasalnya, gejala bisa muncul saat perut kosong dalam waktu lama. Lantas, apakah pasien maag bisa puasa Ramadan? Tentu saja bisa! Agar puasa tetap nyaman, kamu bisa mempraktikkan tips ini.

1. Hindari makanan ini saat sahur dan berbuka

ilustrasi gorengan (vecteezy.com/p.sanyoto968635)
ilustrasi gorengan (vecteezy.com/p.sanyoto968635)

Dilansir Livestrong, beberapa makanan bisa memicu maag, termasuk makanan berlemak, gorengan dan makanan pedas, minuman bersoda, kopi dan teh berkafein maupun decaf, alkohol, kakao, cokelat, buah dan jus jeruk, produk tomat, dan peppermint

Jenis-jenis makanan di atas dapat meningkatkan asam lambung. Kamu disarankan untuk memantau makanan yang menyebabkan maag dan hindari konsumsinya bila tak setelah memakannya menimbulkan ketidaknyamanan di lambung.

Selain itu, makanan yang mengandung flavonoid, seperti apel, seledri, serta buah atau jus cranberry juga bisa membantu menghambat pertumbuhan H. pylori, bakteri yang menyebabkan kebanyakan kasus tukak lambung.

2. Jangan langsung tidur setelah sahur

ilustrasi tidur (pexels.com/Ema Filer)
ilustrasi tidur (pexels.com/Ema Filer)

Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), rasa mengantuk serta ingin kembali tidur sering dialami oleh semua orang setelah menyantap makanan sahur. Namun, sebaiknya jangan langsung tidur setelah makan karena dapat memicu sakit maag.

Akan tetapi, apabila rasa mengantuk tak tertahankan, kamu bisa berbaring dengan posisi setengah duduk, sehingga posisi kepala dan bahu lebih tinggi daripada perut.

Kamu bisa meletakkan tumpukan bantal yang fungsinya untuk menyangga kepala dan bahu agar mencegah makanan kembali naik ke kerongkongan.

3. Hindari makan berlebihan

ilustrasi makan prasmanan (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi makan prasmanan (pexels.com/Kaboompics.com)

Makan yang berlebihan atau dalam porsi besar ketika sahur atau berbuka bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan peningkatan asam lambung. 

Pasalnya, makanan yang terlalu banyak di perut bisa memberi tekanan pada lambung sehingga asam lambung menjadi naik. Karena jumlah enzim pencernaan yang terbatas, jumlah makanan yang banyak membutuhkan waktu yang lebih lama dan lambat untuk dicerna di perut.

Apabila perut kenyang terlalu lama, ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan sakit perut.

4. Sebenarnya puasa bisa meredakan keluhan maag

ilustrasi aktivitas harian (pexels.com/mentatdgt)
ilustrasi aktivitas harian (pexels.com/mentatdgt)

Salah satu kebiasaan buruk orang dengan kondisi maag adalah sering menunda atau telat makan. Akibatnya, pola makan menjadi berantakan.

Dengan berpuasa, pola makan bisa menjadi teratur, yaitu sahur, makan malam, dan berbuka. Hal ini lama-lama dapat memperbaiki kondisi maag.

5. Pastikan posisi bantal lebih tinggi saat tidur

ilustrasi tidur (unsplash.com/Tania Mousinho)
ilustrasi tidur (unsplash.com/Tania Mousinho)

Posisi kepala yang sejajar dengan badan membuat asam lambung lebih mudah naik alias refluks. Jika kita memosisikan kepala lebih tinggi dengan menggunakan bantal, aliran balik asam lambung ini dapat dicegah.

6. Jangan makan terburu-buru

ilustrasi makan dengan perlahan (unsplash.com/Pablo Merchán Montes)
ilustrasi makan dengan perlahan (unsplash.com/Pablo Merchán Montes)

Mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh juga bisa membantu gejala maag. Makanlah dalam suasana santai dan tenang. 

Selain itu, melakukan langkah untuk mengurangi gas berlebih dan serdawa juga dapat mengontrol gejala maag. Untuk menghindari menghirup udara berlebihan, hindari merokok, makan terburu-buru, mengunyah permen karet, minum dengan sedotan, serta hindari minuman bersoda.

7. Mengelola stres dengan baik

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Dilansir News-Medical.Net, salah satu hal yang dapat memicu maag adalah mental. Kecemasan dan stres bisa menyebabkan ketidaknyamanan di perut.

Merasa cemas membuat sistem saraf menjadi terlalu aktif, sehingga mengalihkan komponen berharga dari sistem pencernaan.

Laju pencernaan berkurang karena produksi enzim pencernaan alami dan asam lambung terdampak secara negatif. Lalu, kamu mungkin jadi makan terlalu cepat, melewatkan waktu makan, atau tidak mengunyah dengan benar, yang mana itu semua bisa memicu maag.

Walaupun hubungan antara maag dan stres tidak langsung, tetapi itu mungkin mendasari beberapa gejala gangguan pencernaan.

Pikiran yang stres menunjukkan kecemasan, kekhawatiran, atau lekas marah dan dapat menyebabkan insomnia. Jika kurang tidur, itu akan memicu stres. Stres bisa menimbulkan nyeri otot, sakit kepala dan pusing. Ketegangan otot dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memicu heartburn atau nyeri ulu hati.

Bila mengalami masalah pencernaan akibat depresi atau kecemasan, terapi bisa membantu, misalnya psikoterapi. Mengelola stres dengan baik dengan konseling, latihan relaksasi, meditasi, dan teknik pernapasan dalam juga dapat membantu. 

8. Pilih makanan yang tepat

ilustrasi sahur (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi sahur (pexels.com/Thirdman)

Ketika berbuka dan sahur, pilihlah makanan yang sesuai dikonsumsi oleh pasien maag, contohnya nasi atau oatmeal.

Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam makanan tersebut dapat mengurangi risiko keluhan maag, karena dapat menyerap asam lambung berlebih.

Jenis makanan yang bisa disarankan bagi orang dengan maag misalnya daging rendah lemak (dada ayam atau ikan) dan buah yang tidak asam (pir, apel, pisang).

Cara mengolah makanan juga perlu diperhatikan. Sebaiknya konsumsi makanan yang diolah dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang. Hindari gorengan.

Dengan menerapkan tips di atas, diharapkan kamu bisa puasamu jadi nyaman dan lancar. Bila memang keluhan maag atau gejala terkait pencernaan lainnya sudah sangat mengganggu, tak ada salahnya untuk konsultasi dengan dokter agar bisa mendapat penanganan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hidayat Taufik
Nuruliar F
3+
Hidayat Taufik
EditorHidayat Taufik
Follow Us