5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19

Ternyata sudah ada sejak puluhan tahun lalu

Virus Corona COVID-19 tengah menghebohkan dunia. Penyebarannya yang cepat dalam waktu yang sangat singkat membuat WHO menaikkan status Corona menjadi pandemi global. Meskipun jumlah yang sembuh terhitung banyak, namun jumlah kematian juga terus mengalami peningkatan.

Namun tahukah kamu jika virus Corona ternyata sudah ada sejak dulu? Ya, Novel Coronavirus ternyata sudah diidentifikasi sejak puluhan tahun lalu. Bagaimana sejarahnya? Inilah lima fakta ilmiah tentang sejarah virus Corona COVID-19 yang kini membuat dunia kelabakan. Apa saja?

1. Pertama kali diidentifikasi pada 1960 silam

5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19thefinancialexpress.com

CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dalam lamannya menulis bahwa virus Corona yang menjangkiti manusia pada awalnya diidentifikasi pada pertengahan 1960 silam. Pada zaman itu, Corona dianggap sebagai virus flu biasa.

Meskipun ada korban meninggal di saat itu, namun virus Corona di tahun 60 hingga 70-an masih belum dianggap penyakit yang serius. Teknologi medis yang belum secanggih sekarang, ditambah dengan virus Corona yang belum bermutasi, membuat Corona hanya dianggap flu biasa oleh kebanyakan orang.

2. Pada 2002 virus Corona mulai dianggap sebagai virus yang berbahaya

5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19latimes.com

Pada 2002 virus Corona baru dianggap fatal dan berbahaya. Keluarga virus Corona, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau SARS CoV, adalah salah satu jenis Corona yang berasal dari hewan, diprediksi kelelawar atau ular yang menyebar dalam tubuh musang.

SARS pertama kali menginfeksi manusia pada 2002 silam di propinsi Guangdong, Tiongkok, seperti ditulis dalam laman WHO. Pada 2003 terdapat lebih dari 8000 kasus penyebaran SARS di seluruh dunia.

Karena penyebaran yang terjadi di 26 negara, SARS dianggap salah satu keluarga virus Corona yang fatal dan berbahaya. Gejalanya mirip dengan flu biasa, yakni demam, sakit kepala, diare, dan menggigil. Pada akhirnya penderita juga akan mengalami masalah pada pernapasannya, di mana gejala ini merupakan gejala khas dari virus Corona.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Tidak Perlu Panik dengan Pandemik Virus Corona 

3. Pada 2012 muncul wabah yang mirip SARS, yakni MERS

5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19theconversation.com

Maju pada 2012 terdapat wabah MERS (Middle East Respiratory Syndrome), di mana wabah ini dilaporkan pertama kali muncul di Arab Saudi. Penyakit ini merupakan penyakit endemik pada populasi unta yang ada di Timur Tengah dan Afrika, seperti ditulis dalam Virology Journal.

Sejak itu ada banyak kasus-kasus penularan MERS yang dilaporkan di Timur Tengah. MERS menjadi perhatian global karena pada saat itu menyebabkan tingginya kematian, ditambah tidak adanya antivirus yang efektif untuk menanggulangi MERS.

Kini MERS sudah bisa ditangani secara baik dengan pemberian obat antivirus lopinavir, ritonavir, dan remdesivir yang terbukti efektif untuk diberikan pada penderita MERS.

4. COVID-19 yang muncul pada 2019 merupakan virus Corona model baru yang lebih kompleks dan berbahaya dibanding pendahulunya

5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19cnbc.com

Virus Corona COVID-19 yang muncul pertama kali di kota Wuhan, Tiongkok, pada 2019 silam merupakan virus Corona terbaru yang lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan SARS dan MERS.

Tingkat penyebaran COVID-19 terbilang sangat cepat, bahkan WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Sampai saat ini, masih belum ada obat dan antivirus yang efektif mengatasi virus Corona terbaru ini.

Pembuatan vaksin Corona juga diprediksi akan memakan waktu yang sangat lama. Sampai saat ini, karantina dan kebijakan negara untuk mencegah masuknya orang asing masih menjadi satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran virus Corona Covid-19, itupun belum terbilang efektif.

Waktu rata-rata inkubasi dan paparan terhadap gejala COVID-19 adalah 14 hari, terkadang bisa lebih, seperti ditulis Science Daily. Hal ini menegaskan bahwa inkubasi Corona terbaru sangat mirip dengan SARS dan MERS, yakni sekitar 11 hingga 14 hari.

5. Akankah COVID-19 terus bermutasi dan berevolusi?

5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19sciencemag.org

Live Science dalam lamannya menulis bahwa virus Corona COVID-19 telah bermutasi atau mengalami perubahan-perubahan kecil dalam genom virus tersebut. Hal ini wajar karena seperti virus pada umumnya, di mana virus memang dapat bermutasi dan berevolusi.

Sampai saat ini, hanya ada 2 starin dalam virus Corona terbaru ini, yakni Corona tipe L dan tipe S. Corona tipe L merupakan tipe virus yang lebih agresif dibandingkan tipe S. Dengan adanya perbedaan strain ini, diprediksi virus Corona akan terus bermutasi, namun perubahan yang terjadi tidak besar.

Para ilmuwan sepakat bahwa virus, apapun bentuk dan jenisnya, pasti akan terus bermutasi dan berevolusi dalam inangnya. Intinya adalah bagaimana manusia dapat berpacu dengan waktu untuk menemukan obat dan antivirus yang efektif mengatasi COVID-19. Jika mutasi dan evolusi virus terjadi lebih cepat, maka penyebaran dan tingkat kematian bisa terus bertambah.

Itulah lima fakta ilmiah tentang sejarah virus Corona COVID-19. Semoga pandemi global ini dapat cepat teratasi, ya!

Baca Juga: Corona COVID-19 Resmi Pandemi Global, Ini 5 Tahapan Pembuatan Vaksin

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya