Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi detak jantung.
ilustrasi detak jantung (pexels.com/pexels)

Intinya sih...

  • Menopause meningkatkan risiko penyakit jantung pada perempuan.

  • Perubahan tubuh selama menopause memengaruhi kesehatan jantung.

  • Terapi pengganti hormon atau hormone replacement therapy (HRT) sering digunakan untuk mengatasi gejala menopause seperti hot flash dan mencegah osteoporosis. Namun, manfaatnya untuk kesehatan jantung masih diperdebatkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama bertahun-tahun, perempuan kerap dianggap memiliki “perlindungan alami” terhadap penyakit jantung. Salah satu alasannya terletak pada hormon estrogen, yaitu hormon yang bukan hanya berperan dalam sistem reproduksi, tetapi juga menjadi penjaga penting bagi kesehatan kardiovaskular.

Sayangnya, perlindungan itu tidak berlangsung selamanya. Memasuki masa menopause, produksi estrogen menurun drastis. Perubahan ini membawa dampak besar. Di antaranya pembuluh darah tak lagi sefleksibel dulu, kadar kolesterol bisa meningkat, dan tekanan darah lebih mudah naik. Semua itu perlahan menambah risiko penyakit jantung.

Estrogen sejatinya bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, menekan peradangan, sekaligus menjaga keseimbangan kolesterol. Jadi, ketika kadar hormon ini merosot, tubuh kehilangan sebagian tameng alaminya. Tak heran jika banyak perempuan mulai menghadapi masalah jantung setelah melewati masa menopause.

Di balik fakta ini, ada pesan penting, bahwa memahami perubahan tubuh adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan. Yuk pahami bagaimana menopause memengaruhi jantung, dan apa yang bisa dilakukan untuk melindungi diri.

1. Hubungan antara menopause dan penyakit jantung

Selama masa subur, hormon estrogen bekerja layaknya perisai yang melindungi jantung. Namun, ketika perempuan memasuki fase perimenopause, yaitu masa transisi menuju menopause, perlindungan alami itu perlahan memudar. Tubuh menjadi kurang efisien dalam mengolah lemak dan kolesterol, sehingga risiko terbentuknya plak di dinding arteri (aterosklerosis) makin besar.

Dampaknya tidak bisa dianggap sepele. Penumpukan plak ini dapat berkembang menjadi penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke. Lebih mengkhawatirkan lagi, perempuan yang mengalami menopause sebelum usia 40 tahun tercatat memiliki risiko hingga 40 persen lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung.

Jadi, kesehatan jantung perempuan tidak hanya ditentukan oleh gaya hidup, tetapi juga berkaitan dengan perjalanan biologis tubuh.

2. Perubahan tubuh selama menopause yang meningkatkan risiko masalah jantung

Menopause membawa banyak perubahan pada tubuh yang dapat memengaruhi kesehatan jantung, seperti:

  • Kenaikan berat badan, terutama di area perut

  • Kadar kolesterol meningkat, yang bisa memicu serangan jantung atau stroke

  • Kontrol gula darah menurun, meningkatkan risiko diabetes dan tekanan darah tinggi

  • Tekanan darah naik karena pembuluh darah kehilangan elastisitasnya

  • Penumpukan lemak di sekitar jantung, yang makin sering terjadi pascamenopause.

3. Apakah gejala menopause mirip penyakit jantung

ilustrasi serangan jantung (freepik.com/ jcomp)

Beberapa gejala menopause memang bisa meniru tanda-tanda penyakit jantung sehingga membuat banyak perempuan khawatir. Misalnya:

  • Jantung berdebar atau terasa berdegup cepat.

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada.

  • Sulit berkonsentrasi atau mudah lupa (brain fog).

  • Kenaikan berat badan.

Namun, sebagian besar gejala ini disebabkan oleh fluktuasi hormon, bukan penyakit jantung. Meskipun begitu, penting untuk tetap waspada. Gejala serangan jantung yang umum meliputi nyeri dada yang menekan atau terasa berat, nyeri menjalar ke lengan, rahang, atau punggung, serta sesak napas dan rasa mual.

4. Bagaimana terapi pengganti hormon memengaruhi kesehatan jantung

Terapi pengganti hormon atau hormone replacement therapy (HRT) sering digunakan untuk mengatasi gejala menopause seperti hot flash dan mencegah osteoporosis. Namun, manfaatnya untuk kesehatan jantung masih menjadi perdebatan. 

Studi besar yang dilakukan oleh Women’s Health Initiative tahun 2013 menunjukkan bahwa HRT tidak memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan jantung, bahkan sedikit meningkatkan risiko stroke dan penggumpalan darah. Karena itu, terapi ini tidak disarankan untuk mencegah penyakit jantung. Hanya saja, terapi ini tetap bermanfaat untuk mengatasi gejala menopause, tentu dengan pengawasan ketat oleh dokter.

5. Tips menjaga kesehatan jantung saat menopause

Meski menopause bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, tetapi perempuan tetap bisa menjaga kesehatan dengan langkah-langkah sederhana ini:

  • Rutin cek kesehatan, terutama tekanan darah, kolesterol, dan gula darah

  • Rajin berolahraga minimal 30 menit sehari, seperti jalan cepat, bersepeda, atau yoga 

  • Jaga pola makan seimbang, kaya buah, sayur, dan lemak sehat 

  • Tidur cukup agar hormon dan metabolisme tetap stabil

  • Hindari merokok dan alkohol berlebihan.

Menopause memang tak bisa dihindari, tapi kamu bisa menjalaninya dengan tubuh yang kuat dan jantung yang sehat. Dengan menjaga gaya hidup dan memeriksakan diri secara rutin, kamu bisa tetap aktif dan berenergi meski usia terus bertambah.

Referensi

"Menopause and Heart Disease." British Heart Foundation (BHF). Diakses pada Oktober 2025.

"Menopause and the Cardiovascular System." Johns Hopkins Medicine. Diakses pada Oktober 2025.

JoAnn E. Manson et al., “Menopausal Hormone Therapy and Health Outcomes During the Intervention and Extended Poststopping Phases of the Women’s Health Initiative Randomized Trials,” JAMA 310, no. 13 (October 1, 2013): 1353, https://doi.org/10.1001/jama.2013.278040.

"Waspada Memasuki Menopause: Risiko Penyakit Jantung Meningkat pada Perempuan." Tzu Chi Hospital Indonesia. Diakses pada Oktober 2025.

Editorial Team