Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjal

Menelan etilen glikol dapat menyebabkan kematian

Menanggapi kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut (acute kidney injury) di Gambia terkait kontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol pada produk sirup obat batuk, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan larangan penggunaan bahan kimia tersebut pada obat sirup anak maupun orang dewasa. Hal ini dilakukan demi melindungi masyarakat dari ancaman bahaya dari penggunaan bahan kimia tersebut.

Lantas, apa sih yang dimaksud dengan etilen glikol? Seberbahaya apakah efeknya bagi kesehatan tubuh? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

1. Apa itu etilen glikol

Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjalilustrasi uji bahan kimia (pexels.com/Jorge Sepúlveda)

Etilen glikol (ethylene glycol) merupakan bahan kimia industri yang memiliki karakteristik berupa cairan bening, tidak berwarna, seperti sirup (kental pada suhu kamar), tidak berbau, dan mempunyai rasa yang manis. Ia dihasilkan dari reaksi kimia antara etilen oksida dan air.

Selain karakteristik tersebut, etilen glikol juga bersifat mudah terbakar. Ia juga memiliki titik beku yang rendah dan titik didih tinggi sehingga penggunaannya banyak disukai dalam berbagai sektor industri.

Secara kimia, ia juga disebut dengan nama umum 1.2-dihidroksietana, 1.2-etanadiol, glikol, etilen alkohol, glikol, glikol alkohol, monoetilen glikol, dan etilen dihidrat. Jadi, ketika kamu menjumpai beberapa nama kimia tersebut, bisa jadi itu mengacu pada bahan yang sama, yakni etilen glikol.

2. Penggunaan etilen glikol

Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjalilustrasi penggunaan bahan kimia (pexels.com/Pixabay)

Dilansir laman Hydratech, etilen glikol pertama kali diformulasikan pada tahun 1850-an, dan mulai diproduksi besar-besaran pada tahun 1900-an di Amerika Serikat. Hingga kini, produk kimia tersebut diproduksi dan dikomersialkan secara luas di seluruh dunia.

Penggunaan etilen glikol sangat umum di industri otomotif, terutama sebagai antibeku otomotif, yang sering ditemukan dalam warna kuning-hijau neon. Akan tetapi, ia juga dapat dijumpai secara luas dalam produk konsumen lainnya, seperti:

  • cairan rem hidrolik
  • tinta bantalan stempel
  • pulpen
  • cat
  • pelarut
  • sistem tenaga surya
  • serat poliester (untuk pakaian, karpet, dan bantal)
  • bahan tambahan makanan tidak langsung (untuk bahan kemasan pangan)
  • kosmetik
  • farmasi.

Baca Juga: Belajar Kimia: 7 Simbol Bahan Kimia dan Artinya

3. Tingkat keamanan etilen glikol

Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjalilustrasi uji kimia (pexels.com/Mikhail Nilov)

Etilen glikol merupakan zat kimia yang beracun. Namun, tingkat toksisitasnya dapat berbeda tergantung pada rute paparan yang terjadi.

Dilansir laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), paparan etilen glikol yang terjadi melalui kulit biasanya dapat diabaikan. Hal ini karena etilen glikol tidak dapat terserap dengan baik melalui kulit.

Sementara itu, paparan melalui inhalasi atau pernapasan dapat mengiritasi mata dan paru-paru, tetapi tidak mungkin menyebabkan toksisitas sistemik. Efek racun etilen glikol biasanya bekerja ketika ia terhirup saat sedang dipanaskan, diaduk, atau disemprotkan. Ketika terhirup pada suhu ruang, ia biasanya tidak beracun karena volatilitas bahan kimia tersebut rendah. 

Namun, apabila zat kimia tersebut tertelan atau dikonsumsi, zat tersebut dapat terurai menjadi racun dalam tubuh yang memengaruhi sistem saraf pusat, kemudian jantung, dan akhirnya ginjal. Bahkan ia juga dapat menyebabkan kematian. 

4. Bagaimana etilen glikol menjadi racun dalam tubuh?

Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjalilustrasi anatomi tubuh (pixabay.com/geralt)

Etilen glikol yang tertelan atau masuk secara oral, langsung diserap oleh tubuh dengan cepat, yakni dalam waktu sekitar 1 hingga 4 jam. Di mana kurang dari 20 persennya, akan dibuang dari tubuh tanpa proses metabolisme, dan sisanya (80 persen atau lebih) berangsur-angsur menjadi senyawa yang sangat beracun dalam tubuh.

Secara umum, ada tiga tahapan terjadinya proses toksisitas etilen glikol dalam tubuh seperti yang dijelaskan oleh laman CDC. Di antaranya:

  • Tahap 1 (tahap neurologis): terjadi setelah 30 menit hingga 12 jam setelah konsumsi. Ini menghasilkan depresi sistem saraf pusat, keracunan, dan hiperosmolaritas (kelebihan tekanan osmosis) yang sama seperti yang disebabkan oleh etanol.
  • Tahap 2 (tahap kardiopulmonari): terjadi antara 12 hingga 24 jam setelah konsumsi. Produk racun dari etilen glikol dapat menyebabkan penumpukan asam dalam darah, atau disebut asidosis metabolik. Ini dapat memengaruhi sistem kardiopulmonari dan ginjal.
  • Tahap 3 (tahap ginjal): terjadi antara 24 hingga 72 jam setelah paparan. Efek langsung dari zat beracun etilen glikol pada ginjal menyebabkan gagal ginjal akut. 

5. Efek samping etilen glikol untuk kesehatan

Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjalilustrasi mual (freepik.com/jcomp)

Seseorang yang mendapat paparan etilen glikol dapat mengalami keracunan hingga berakibat fatal jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Berikut beberapa efek samping kesehatan dari etilen glikol:

  • Keracunan dapat menyebabkan gejala seperti depresi sistem saraf pusat (penurunan tingkat kesadaran), euforia, pingsan, kemabukan, mengantuk, pusing, sakit kepala, mual dan muntah akibat iritasi sistem pencernaan, bicara cadel.
  • Paparan pada mata dapat menyebabkan iritasi, pembengkakan kelopak mata, kornea, konjungtiva, dan iris.
  • Paparan karena terhisap pada tingkat tinggi dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan bagian atas, iritasi selaput lendir, hingga ketidaknyamanan pernapasan dan batuk yang tak tertahankan.
  • Toksisitas yang parah akibat tertelan dapat menyebabkan koma, hilangnya refleks, kejang (jarang), iritasi pada jaringan yang melapisi otak, berkurang atau tidak adanya pembuangan urine, gagal ginjal akut.
  • Kematian jika tidak diobati.

Etilen glikol adalah senyawa kimia yang berbahaya, apalagi jika digunakan atau mengontaminasi bahan pangan atau produk farmasi secara langsung. Segera temui dokter atau tenaga medis jika mengalami beberapa tanda dan gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika mencurigai terkena paparan bahan kimia tersebut.  

Baca Juga: Mengenal Etilen Oksida, Benarkah Berbahaya?

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya