Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisa menyebabkan diabetes dan gangguan pendengaran

Sindrom Wolfram adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi banyak sistem tubuh. Kelainan ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti diabetes melitus, diabetes insipidus, serta gangguan penglihatan dan pendengaran.

Sindrom yang pertama kali dijelaskan oleh Dr. Don Wolfram pada tahun 1930-an ini merupakan gangguan saraf progresif yang bisa muncul pada masa kanak-kanak. Sayangnya, komplikasi yang terjadi menyebabkan kondisi ini sulit terdiagnosis dan bisa menyebabkan kematian dini.

1. Penyebab

Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi ibu menggendong bayinya (pixabay.com/Fancycrave1)

Berdasarkan penyebabnya, sindrom Wolfram dibagi menjadi dua jenis, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Sindrom Wolfram tipe 2 disebabkan oleh mutasi gen WFS1, sedangkan tipe 2 disebabkan oleh mutasi gen WFS2 (CISD2), yang masing-masing diturunkan dari kedua orang tua.

Mutasi gen WFS1 menyebabkan berkurang atau hilangnya produksi protein wolframin, yaitu protein yang terletak di retikulum endoplasma (bagian dari sel) yang terlibat dalam pembentukan protein, penyimpanan kalsium, dan persinyalan sel.  

Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi retikulum endoplasma, yang pada gilirannya dapat memicu kematian sel (apoptosis). Seperti kematian sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin (hormon yang mengontrol kadar gula darah), menyebabkan diabetes melitus.

Sementara itu, mutasi WFS2 atau CISD2 dikaitkan dengan kerusakan pada mitokondria, yaitu organel sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi untuk sel. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan energi sel yang juga dapat memicu kematian sel.

Sel dengan kebutuhan energi tinggi, seperti sel saraf di otak, mata, atau saluran pencernaan biasanya rentan dengan kondisi ini.

2. Gejala

Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanunsplash.com/Josh Calabrese

Sindrom Wolfram sering kali juga disebut DIDMOAD, yang mengacu pada gejala utama yang ditimbulkan, yaitu: Diabetes Insipidus, Diabetes Melitus, Optic Atrophy (atrofi optik), dan Deafness (kehilangan pendengaran).

Diabetes melitus biasanya muncul pada penderita sebelum usia 16 tahun, yang terjadi hampir pada 87 persen kasus. Ini disebabkan karena pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin, sehingga tidak dapat memanfaatkan glukosa secara normal dan kadar gula darah menjadi tinggi.

Gejala diabetes melitus biasanya meliputi sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, nafsu makan meningkat, penurunan berat badan, penglihatan kabur, dan koma.

Pada 80 persen kasus, orang dengan sindrom Wolfram juga memiliki atrofi optik primer dan gangguan penglihatan sebelum usia 16 tahun, seperti buta warna dan penurunan penglihatan. Hal ini disebabkan hilang atau rusaknya saraf optik yang bertugas mengirimkan informasi visual ke otak.

Menurut National Organization for Rare Disorders, pada 42 persen kasus, penderita juga mengembangkan gejala diabetes insipidus, yang tidak terkait dengan diabetes atau insulin. Ini karena otak tidak dapat menghasilkan cukup hormon vasopresin yang penting untuk mengatur jumlah air dalam tubuh dan mengontrol berbagai zat di dalam darah.

Akibatnya, dapat menimbulkan gejala seperti rasa haus dan buang air kecil berlebihan, dehidrasi, kelemahan, mulut kering, dan terkadang sembelit karena terus-menerus kehilangan air.

Gejala sindrom Wolfram lainnya adalah kehilangan pendengaran sensorineural, yang terjadi pada sekitar 48 persen kasus. Ini disebabkan hilangnya tanggapan atas suara yang dikirimkan oleh saraf. Gejala bisa berupa hilangnya intensitas atau nada suara atau kehilangan kemampuan mendengar nada tinggi.

Tak hanya itu, beberapa gejala tambahan juga mungkin terjadi, seperti:

  • Infeksi saluran kemih, yang biasa terjadi karena kandung kemih tidak dikosongkan dengan benar.
  • Gangguan neurologis, seperti gangguan keseimbangan, tidur tidak teratur, cara berjalan yang canggung, dan bau badan.
  • Masalah kejiwaan dan perilaku yang meliputi depresi, kecemasan, dan kelelahan.
  • Menurunkan produksi hormon testosteron pada laki-laki.
  • Gangguan gastrointestinal, seperti kesulitan menelan, diare, atau sembelit.
  • Katarak.
  • Pengaturan suhu tubuh yang tidak normal, misalnya kepanasan.

Baca Juga: Penyakit Whipple: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Bagaimana Sindrom Wolfram diturunkan pada anak? 

Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kelarga (pixabay.com/sathyatripodi)

Mutasi gen pada sindrom Wolfram diturunkan dengan pola resesif autosomal, yaitu penurunan sifat yang tidak didasarkan pada jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap penyakit ini.

Jika orang tua memiliki gen normal dan gen carrier (pembawa penyakit) untuk sindrom Wolfram, maka kemungkinan akan memiliki anak karier sebesar 50 persen, yang biasanya tidak menunjukkan gejala.

Sementara itu, para kedua orang tua yang merupakan carrier berisiko sebesar 25 persen memiliki anak dengan sindrom Wolfram. Selain itu, orang tua yang merupakan kerabat dekat (pernikahan konsanguin) juga memiliki risiko lebih tinggi mewariskan sindrom Wolfram pada anak.

4. Diagnosis 

Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tes gula darah (pixabay.com/stevepb)

Sindrom Wolfram sering kali sulit didiagnosis. Namun, seseorang dengan gejala diabetes melitus dan atrofi optik, gejala pendengaran sensorineural frekuensi rendah, atau seseorang yang diketahui memiliki anggota keluarga dengan kelainan genetik ini biasanya harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan. Pengujian genetik mungkin juga diperlukan untuk memastikan diagnosis.

5. Pengobatan

Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan sindrom Wolfram biasanya disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkan. Saat seseorang mengalami diabetes melitus, mungkin akan membutuhkan pengobatan insulin. Seseorang dengan diabetes insipidus mungkin perlu diobati dengan dDAVP untuk penggantian hormon vasopresin. Seseorang dengan gangguan pendengaran mungkin membutuhkan alat bantu dengar atau implan koklea, dan seterusnya.

Selain pengobatan yang bersifat simtomatik, pemberian dukungan baik mencakup pemantauan medis maupun psikologis juga dibutuhkan. Melakukan konseling genetik juga direkomendasikan untuk pasien sindrom Wolfram dan keluarga.

Itulah penjelasan medis seputar sindrom Wolfram meliputi penyebab, tipe, gejala, diagnosis, dan pengobatannya. Bila mengalami gejala yang disebutkan di atas dan ada riwayat sindrom ini dalam keluarga, baiknya segera konsultasikan ke dokter, ya. 

Baca Juga: Gangrene: Jenis, Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya