Brain Zaps: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Gejala umum dari penarikan obat antidepresan

Brain zaps atau yang juga disebut kejut otak, otak menggigil, sindrom penghentian antidepresan, atau otak terbalik adalah gejala yang digambarkan sebagai sengatan listrik di kepala. Kondisi ini umum dialami oleh orang-orang yang sedang berhenti mengonsumsi obat psikiatri tertentu.

Gangguan sensorik ini dapat mengakibatkan gangguan kognitif singkat, tetapi umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik. Bagi banyak orang, brain zaps bermanifestasi sebagai bunyi dengungan listrik yang tiba-tiba di otak saat sedang istirahat atau tidur, yang mengakibatkan gangguan tidur. 

Fenomena kognitif ini masih dalam tahap studi lebih lanjut. Namun, ada beberapa informasi penting yang telah diketahui mengenai brain zaps. 

1. Gejala

Brain Zaps: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi perempuan mengalami brain zaps (feepik.com/diana.grytsku)

Menurut sebuah penelitian yang menyurvei orang-orang yang mengalami brain zaps, para peserta menggambarkan kondisi ini sebagai (The Journal of Clinical Psychiatry, 2018):

  • Perasaan seperti sengatan listrik di otak yang berlangsung singkat.
  • Periode pingsan atau kehilangan kesadaran yang berlangsung singkat.
  • Pusing atau vertigo.
  • Kadang disertai dengan suara mendengung.
  • Kebingungan.

Beberapa orang juga melaporkan sensasi nyeri, sakit kepala, atau perasaan seperti kejang. Namun, ini lebih jarang dibandingkan gejala lainnya.

2. Penyebab

Brain Zaps: Gejala, Penyebab, dan PengobatanPenarikan antidepresan dapat menyebabkan brain zaps. (unsplash.com/Olga DeLawrence)

Dijelaskan laman Hers, penyebab brain zaps adalah otak sedang menyesuaikan diri dengan keseimbangan kimia baru. Brain zaps umumnya terjadi sebagai akibat dari penyesuaian dosis atau penarikan dari inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) atau inhibitor reuptake norepinefrin selektif (SNRI). Keduanya adalah obat yang digunakan untuk terapi depresi.

Selain karena penghentian atau pengurangan dosis antidepresan, para ilmuwan juga percaya bahwa pemicu potensial brain zaps yang lain adalah gerakan mata ke samping yang cepat. Intinya, melihat ke kiri dan ke kanan dengan cepat berpotensi menyebabkan brain zaps, utamanya pada individu yang berisiko.

Baca Juga: Obat SNRI: Cara Kerja, Manfaat, dan Efek Samping

3. Pengobatan

Brain Zaps: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi berolahraga (unsplash/scottbroome)

Sebuah metaanalisis menemukan bahwa orang yang sedang berhenti mengonsumsi obat antidepresan menganggap tindakan perawatan diri berikut bermanfaat (Psychiatric Services, 2017):

  • Menghabiskan waktu di luar ruangan.
  • Cukup tidur.
  • Mengungkapkan perasaan.
  • Menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan.
  • Cukup berolahraga.
  • Mendapatkan dukungan dari teman dan keluarga.
  • Bergabung dengan grup dukungan online.

Suplemen berikut juga terbukti mengatasi brain zaps dengan tingkat keberhasilan yang beragam:

  • Asam lemak omega-3.
  • Vitamin B kompleks.
  • Magnesium.

Selalu konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi vitamin atau suplemen lain karena dapat mengganggu kinerja obat lain yang sedang dikonsumsi atau menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan.

4. Pencegahan

Brain Zaps: Gejala, Penyebab, dan PengobatanBerkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan pengobatan antidepresan (pixabay.com/RazorMax)

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya brain zaps. Berikut beberapa di antaranya menurut Women's Health:

  • Mengurangi dosis obat secara bertahap alih-alih langsung menghentikannya secara total.
  • Beralih ke obat lain sebelum menghentikan pengobatan.
  • Menghentikan pengobatan antidepresan di bawah pengawasan dokter. Secara umum, cara ini mampu mengurangi kemungkinan mengalami efek yang tidak menyenangkan, termasuk brain zaps.

5. Apakah brain zaps berbahaya?

Brain Zaps: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi perempuan mengalami brain zaps (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Brain zaps sebenarnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Hingga kini tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa serangan tersebut menghadirkan bahaya jangka pendek atau jangka panjang yang nyata bagi individu yang mengalaminya.

Meski begitu, kondisi ini sebenarnya menyebabkan ketidaknyamanan. Ada potensi, brain zaps memiliki faktor bahaya dari kepanikan dan ketidaknyamanan yang dirasakan dari gangguan kognitif ini.

Akhir kata, brain zaps adalah hal yang umum dialami oleh orang-orang setelah berhenti mengonsumsi antidepresan. Berkonsultasi dengan dokter sebelum mengurangi dosis atau menghentikan terapi antidepresan dapat membantu meminimalkan risikonya.

Baca Juga: Studi: Manfaat Lari untuk Kesehatan Mental Mirip Antidepresan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya