Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Sama

HIV adalah virus dan AIDS adalah suatu kondisi

HIV dan AIDS bukanlah gangguan kesehatan yang baru. Akan tetapi, masih banyak orang yang bingung dengan HIV dan AIDS. Misalnya, banyak orang beranggapan bahwa HIV sama dengan AIDS. Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda.

HIV dan AIDS adalah diagnosis yang berbeda, tetapi keduanya berjalan seiringan. HIV adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS, yang juga dikenal sebagai HIV stadium 3.

Untuk membantu mejawab kebingunganmu akan kedua kondisi ini, di sini kita akan membahas beberapa perbedaan HIV dan AIDS.

1. HIV adalah virus dan AIDS adalah suatu kondisi

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Samailustrasi HIV (newsroom.uw.edu)

HIV merupakan kependekan dari human immunodeficiency virus. Diterangkan laman Cleveland Clinic, HIV adalah virus yang menginfeksi dan menghancurkan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Ini selanjutnya membuat pasien sulit melawan penyakit. Ketika HIV telah sangat melemahkan sistem kekebalan, itu dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

AIDS adalah tahap akhir dan paling serius dari infeksi HIV. Individu dengan AIDS memiliki jumlah sel darah putih tertentu yang sangat rendah dan sistem kekebalan tubuh yang telah rusak parah. Mereka mungkin memiliki penyakit tambahan. Jika tidak diobati, infeksi HIV berkembang menjadi AIDS dalam waktu sekitar 10 tahun.

2. Penularan

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Samailustrasi suami istri (pexels.com/Ron Lach)

AIDS pertama kali dikenali pada tahun 1981. Begitu virus ini menginfeksi seseorang, kekebalan mereka terhadap penyakit tertentu akan menurun seiring waktu, dan kemudian berkembang menjadi AIDS.

AIDS tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, tetapi virus HIV bisa. Orang yang hidup dengan HIV dan memiliki viral load kecil atau dengan kata lain belum berkembang menjadi AIDS, mungkin tidak akan menularkan virus ke orang lain. 

Karena HIV dan AIDS adalah kondisi yang berhubungan, maka cara penularan keduanya pun serupa. Berikut cara penularan HIV dilansir laman Medical News Today:

  • Kontak seksual: HIV bisa ditularkan melalui hubungan seks oral, anal, atau vaginal tanpa kondom jika salah satu pasangan memiliki HIV dengan kadar di atas 200 eksemplar per mililiter.
  • Kehamilan atau persalinan: Seorang ibu yang mengidap virus HIV dan telah mengembangkan AIDS dapat menularkan HIV kepada anaknya selama kehamilan, persalinan, atau bahkan melalui menyusui.
  • Transfusi darah: Risiko penularan virus dengan cara ini sudah sangat rendah di negara maju karena ada sistem penyaringan yang ketat.
  • Penggunaan jarum suntik dan jarum tato: Berbagi jarum suntik dan jarum tato dengan orang lain bisa meningkatkan risiko terkena virus.

3. Infeksi HIV dapat didiagnosis dengan tes sederhana, sementara diagnosis AIDS lebih rumit

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Samailustrasi tes HIV atau skrining HIV (pexels.com/cottonbro)

Saat tertular HIV, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap virus. Tes HIV lewat darah atau air liur dapat mendeteksi antibodi tersebut untuk menentukan apakah ada virus, dikutip dari laman Healthline. Butuh waktu beberapa minggu setelah penularan hingga tes antibodi HIV menunjukkan hasil positif. Tes lainnya adalah mencari antigen, yaitu protein yang diproduksi oleh virus, dan antibodi. Kedua tes tersebut akurat dan mudah dijalankan.

Sementara itu, tidak semua HIV berkembang menjadi AIDS. Petugas medis perlu mencari beberapa faktor untuk menentukan apakah HIV telah berkembang menjadi AIDS. Misalnya, dengan menghitung sel CD4 atau mengamati adanya infeksi oportunistik.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Obat Antiretroviral dalam Pengobatan HIV

4. HIV tidak selalu menimbulkan gejala, sementara AIDS pasti menunjukkan gejala

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira SamaOrang dengan HIV tetap dapat hidup sehat tanpa gejala apa pun (freepik.com/tirachardz)

Beberapa orang mengembangkan gejala mirip flu satu atau dua bulan setelah terinfeksi HIV. Sebagian lainnya tidak mengembangkan gejala apa pun walaupun telah hidup dengan HIV selama bertahun-tahun. Meskipun tidak menunjukkan gejala, tetapi orang tersebut masih dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Sementara, pada orang dengan AIDS, sistem kekebalan tubuh sudah sangat melemah. Akibatnya, pasien jadi lebih mudah terkena kanker dan infeksi oportunistik.

5. HIV dapat dicegah agar tidak berkembang menjadi AIDS

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Samailustrasi antiretroviral untuk HIV (pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat orang yang didiagnosis dengan HIV mendapatkan pengobatan dini dengan antiretroviral, ini akan menurunkan kemungkinan HIV berkembang menjadi AIDS. Terapi antiretroviral adalah obat yang bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit.

Agar dapat menekan perkembangan virus secara efektif, obat harus diminum secara konsisten, yang bisa jadi satu atau lebih pil setiap hari. Namun, dilansir laman Verywell Health, pada tahun 2021 telah dikembangkan terapi suntik bulanan baru yang disebut Cabenuva yang terdiri dari cabotegravir dan rilpivirine. Terapi ini disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat dan disuntikkan setiap dua bulan sekali.

6. Harapan hidup

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira Samailustrasi kanker (pexels.com/Anna Shvets)

Dulunya, orang yang didiagnosis dengan HIV atau AIDS tidak akan dapat hidup lama. Namun, berkat penelitian dan pengembangan pengobatan, orang dengan HIV pada tahap apa pun saat ini bisa hidup lebih lama dan produktif.

Orang yang hidup dengan HIV memiliki harapan hidup hampir sama dengan orang yang sehat jika pengobatan dimulai lebih awal dan diminum setiap hari sesuai resep.

Jika HIV telah berkembang menjadi AIDS, harapan hidup turun secara signifikan. Tanpa pengobatan, seseorang yang mengidap AIDS dapat berharap hidup selama 3 tahun.

Ini karena setelah HIV dibiarkan makin parah, sulit untuk memperbaiki kerusakan pada sistem kekebalan. Infeksi dan kondisi lain akan makin sering terjadi. Namun, dengan terapi, banyak orang dengan HIV stadium 3 berumur panjang.

7. Pencegahan

Kenali Perbedaan HIV dan AIDS yang Sering Dikira SamaKondom dapat mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual (pexels.com/cottonbro)

Beberapa langkah dapat diambil untuk mencegah penularan HIV dan AIDS. Berikut beberapa caranya:

  • Pre-exposure prophylaxis (PrEP): Ini adalah obat yang diminum untuk mencegah tertular HIV.
  • Post-exposure prophylaxis (PEP): Ini adalah perawatan darurat yang diberikan untuk mengurangi kemungkinan infeksi HIV setelah terpapar virus, misalnya setelah berhubungan seksual dengan orang dengan HIV/AIDS. Agar efektif, obat ini harus diminum dalam waktu 72 jam setelah paparan dan pengobatan dilakukan selama 28 hari.
  • Menggunakan kondom: Menggunakan kondom dapat membantu melindungi diri dari HIV melalui hubungan seksual.
  • Mengurangi paparan terhadap cairan tubuh: Petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan, masker, dan bentuk pelindung penghalang lainnya untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit yang dapat ditularkan melalui darah, termasuk HIV.

Pada intinya, HIV adalah virus, sementara AIDS adalah kondisi yang disebabkan oleh HIV. Orang yang di dalam tubuhnya terdapat HIV belum tentu mengalami AIDS jika mendapatkan pengobatan segera. Semoga ini mampu menjawab kebingunganmu seputar perbedaan antara HIV dan AIDS.

Baca Juga: 1 Desember Hari AIDS Sedunia: Makna Tema dan Sejarahnya

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya