9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!

Segera susun strategi untuk menurunkan berat badan

Obesitas adalah kondisi yang ditandai dengan berat badan yang berada di atas angka normal. Obesitas dapat disebabkan oleh kombinasi faktor, genetika, pola hidup tidak aktif, dan makan berlebihan. Obesitas bukan hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga berdampak negatif pada berbagai organ vital dalam tubuh, termasuk otak.

Banyak orang yang sudah sadar tentang bagaimana obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, ginjal, serta sistem reproduksi. Namun, tidak banyak yang paham bagaimana obesitas memengaruhi memori dan fungsi kognitif.

Apa saja dampak obesitas pada kesehatan otak? Simak informasi berikut untuk tahu jawabannya.

1. Meningkatkan risiko demensia

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi demensia (pexels.com/Kindel Media)

Lemak perut yang lebih banyak memiliki kaitan dengan penurunan volume otak total pada orang dewasa paruh baya. Studi dalam jurnal Neurobiology of Aging tahun 2014 menunjukkan bahwa asupan lemak jenuh dan lemak trans meningkatkan risiko demensia gangguan kognitif lainnya.

Lemak ekstra pada tubuh berpotensi memicu peradangan, yang memberi tekanan pada tubuh dan berdampak negatif pada otak. Sementara itu, lemak perut, yang juga dikenal sebagai lemak viseral, melepaskan profil hormon yang unik, yang dapat berdampak pada tubuh dengan cara yang berbeda dari hormon yang dilepaskan oleh lemak subkutan, atau lemak di bawah kulit, yang juga memengaruhi otak secara negatif.

2. Memicu kecanduan makanan

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi laki-laki sedang makan (pexels.com/nappy)

Orang yang kelebihan berat badan cenderung lebih sering mengidam karbohidrat yang meningkatkan pelepasan serotonin dalam darah. Menurut studi dalam jurnal Drugs, meningkatnya serotonin ini merupakan alasan mengapa orang-orang yang terbiasa makan makanan tinggi karbohidrat cenderung makan berlebihan dan mengalami penambahan berat badan.

Efek ini serupa dengan yang dialami oleh pengguna narkoba, yang pada akhirnya membutuhkan lebih banyak kokain atau heroin untuk mencapai kesenangan. Kecanduan makanan ini tentunya membuat orang yang mengalami obesitas semakin sulit untuk mengikuti diet penurunan berat badan.

3. Meningkatkan kecenderungan perilaku impulsif

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi perempuan sedang makan (unsplash.com/Jarritos Mexican Soda)

Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Eating Behaviors mengklaim bahwa pada remaja obesitas, korteks orbitofrontal otak atau wilayah yang mengatur perilaku impulsif, tampaknya mengalami penyusutan jika dibandingkan dengan anak-anak yang berat badannya lebih rendah.

Ketidakmampuan untuk mengontrol makan impulsif ini merupakan salah satu alasan utama mengapa orang yang kelebihan berat badan tidak bisa menahan hasrat untuk makan berlebihan.

Selain itu, obesitas juga memicu terjadinya perubahan pada imunitas dan meningkatkan risiko peradangan atau inflamasi dalam tubuh. Meningkatnya peradangan ini dapat berdampak pada otak dan menyebabkan semacam lingkaran setan, yang mana obesitas menyebabkan peradangan, yang merusak bagian otak tertentu, yang pada gilirannya menyebabkan individu cenderung lebih banyak makan dan memperparah kelebihan berat badan yang sudah dialami.

Baca Juga: 8 Kebiasaan Buruk Saat Makan yang Bisa Menyebabkan Obesitas

4. Obesitas pada perempuan hamil memengaruhi fungsi otak janin

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Ömürden Cengiz)

Ibu hamil yang kelebihan berat badan lebih mungkin melahirkan bayi yang mengalami masalah dengan kemampuan kognitif dan IQ rendah. Studi dalam International Journal of Epidemiology bahkan menemukan bahwa ibu yang mengalami obesitas membuat bayi lebih rentan mengembangkan obesitas pada masa kanak-kanak.

Selain itu, penelitian dalam jurnal Pediatrics tahun 2016 melaporkan adanya hubungan erat antara perkembangan gangguan spektrum autisme di antara bayi yang lahir dari perempuan dengan obesitas dan diabetes selama kehamilan. Meskipun begitu, tidak perlu panik, yang terpenting tetap rutin konsultasi dengan dokter kandungan dan jaga pola makan sehat selama kehamilan.

5. Menyebabkan gangguan tidur

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gangguan tidur merupakan kondisi yang cukup umum di antara orang dengan kelebihan berat badan. Studi dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan bahwa peningkatan deposisi lemak viseral berkontribusi pada gangguan tidur seperti, sleep apnea, kantuk pada siang hari, dan kelelahan.

Lebih lanjut, tidur yang kurang atau tidak berkualitas ini dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari tidak fokus di siang hari dan selalu merasa lelah. Dalam waktu lama, pola tidur yang terganggu ini dapat menyebabkan resistansi insulin dan diabetes.

6. Berdampak buruk pada ingatan

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi ingatan atau memori (pexels.com/Pixabay)

Obesitas dapat merusak ingatan atau memori, setidaknya untuk perempuan setelah menopause. Sebuah studi dalam Journal of the American Geriatric Society mengamati skor tes memori untuk 8.745 perempuan berusia 65 hingga 79 tahun. Para peneliti menemukan peningkatan 1 poin dalam indeks massa tubuh (IMT) perempuan dikaitkan dengan penurunan 1 poin pada tes memori 100 poin.

Kata para peneliti, hormon-hormon yang dilepaskan oleh lemak dapat merusak ingatan. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan peradangan yang dapat memengaruhi kognisi.

7. Meningkatkan risiko penyakit Parkinson

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi obesitas (pixabay.com/jarmoluk)

Beberapa studi juga menemukan hubungan antara obesitas paruh baya dan risiko mengembangkan penyakit Parkinson, tetapi belum tentu obesitas pada kelompok senior, dilansir HealthCentral.

Hubungan antara obesitas dan risiko demensia tidak selalu berlaku pada orang yang lebih tua, mungkin karena demensia itu sendiri dikaitkan dengan penurunan berat badan.

Obesitas paruh baya secara khusus adalah indikator, sebagian karena dapat disertai dengan faktor risiko lain seperti hipertensi dan diabetes, yang semuanya berperan dalam perkembangan demensia.

8. Kelelahan mental

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi obesitas (freepik.com/jcomp)

Ada bukti yang menunjukkan bahwa fungsi otak kita berbeda dengan obesitas. Terdapat penelitian yang mengukur kelelahan mental dan fisik pada orang dengan obesitas.

Pada individu yang obesitas dan non obesitas, para peneliti membuat mereka lelah secara fisik. Tim peneliti menemukan bahwa saat partisipan menjadi lelah secara fisik, mereka yang obesitas memiliki lebih banyak kesulitan mengirimkan sinyal dari otak ke otot, yang artinya mereka juga lelah secara mental lebih awal dan lebih mudah daripada yang lain, seperti dijelaskan dalam laman HealthCentral.

9. Volume otak lebih rendah

9 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!ilustrasi otak manusia (pexels.com/meo)

Seiring bertambahnya usia, volume otak secara alami berkurang. Namun, ada kaitan antara obesitas dan volume otak sebagai bagian dari degenerasi saraf. Pada tahun 2010, para peneliti dari Boston University School of Medicine mengambil sampel 733 orang dewasa dan menemukan IMT dan total volume otak berbanding terbalik. Dengan kata lain, orang dengan lemak tubuh lebih banyak memiliki volume otak lebih rendah.

Studi lain dalam jurnal Neurobiology of Aging membandingkan pemindaian otak dari 500 orang dewasa. Penelitian menemukan materi putih (jaringan serabut saraf jauh di dalam otak) lebih rendah pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Faktanya, obesitas meningkatkan usia otak hingga 10 tahun.

Selanjutnya, sebuah penelitian terhadap 2.170 orang dewasa muda hingga paruh baya yang mengalami obesitas memiliki total volume otak otak yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok non obesitas, menurut Journal of American Heart Association.

Mengapa ini? Otak menggunakan neuron dan neurotransmiter untuk berkomunikasi dengan berbagai bagian tubuh untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Saat volume otak dan pembawa pesan kimia ini berkurang, seseorang cenderung mengalami masalah dengan tugas-tugas seperti berpikir dan mengingat.

Obesitas memengaruhi fungsi dalam banyak cara dan berbagai bagian tubuh, termasuk kesehatan otak. Oleh sebab itu, yang terbaik adalah mengadopsi gaya hidup sehat dengan mempertahankan berat badan ideal dengan rutin olahraga setiap hari dan menjaga pola makan sehat demi meningkatkan kesehatan otak serta mencegah berbagai masalah terkait.

Baca Juga: 13 Bahaya Obesitas, Salah Satunya Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya