Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung

Arteritis Takayasu (juga disebut penyakit Takayasu atau pulseless disease) adalah bentuk langka vaskulitis atau peradangan yang terjadi di pembuluh darah. Ini memengaruhi arteri terbesar, seperti aorta (pembuluh darah utama yang meninggalkan jantung) dan arteri yang bercabang dari aorta dan membawa darah beroksigen dari jantung ke jaringan tubuh.

Arteri yang terdampak termasuk yang memasok darah ke lengan, dan berjalan melalui leher untuk memberikan darah ke otak.

Pada arteritis Takayasu, peradangan merusak arteri, membuat bagian-bagiannya lemah dan meregang. Hal ini dapat menyebabkan aneurisme. Arteri juga bisa meradang dan menyempit, sehingga aliran darah menjadi terbatas. Juga, pembuluh darah bisa menjadi benar-benar tersumbat (oklusi). Lebih jarang, arteri yang memberikan aliran darah ke jantung, usus, ginjal, dan kaki mungkin terlibat.

1. Penyebab

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi arteritis Takayasu (commons.wikimedia.org/Justin Ly)

Penyebab pasti arteritis Takayasu tidak diketahui. Namun, temuan laboratorium tertentu, seperti peningkatan kadar globulin dan adanya antibodi yang tidak biasa dalam serum, menunjukkan adanya defek atau kecacatan pada sistem kekebalan, dan kemungkinan ini ada kaitannya dengan autoimun.

Gangguan autoimun terjadi saat pertahanan alami tubuh (misalnya antibodi) terhadap organisme "asing" atau penyerang mulai menyerang jaringan sehat tanpa alasan yang jelas. Selain itu, diperkirakan bahwa arteritis Takayasu juga bisa diturunkan dalam keluarga dan terjadi dengan frekuensi yang lebih besar pada ras tertentu.

Penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan frekuensi arteritis Takayasu pada orang Asia yang memiliki antigen tertentu pada kromosom 6 (HLA-Bw52). Tampaknya ada peningkatan gangguan ini di Amerika Utara yang membawa HLA tertentu (HLA-DR4).

Agen infeksi seperti bakteri dan virus tampaknya tidak terlibat dalam gangguan ini. Kemungkinan beberapa orang secara genetik cenderung berisiko lebih tinggi mengembangkan penyakit ini. Predisposisi genetik merupakan risiko yang diturunkan dari pengembangan penyakit atau kondisi.

Studi lain menunjukkan fakta bahwa setidaknya beberapa kasus arteritis Takayasu bisa diturunkan sebagai sifat genetik resesif autosomal. Ciri-ciri manusia, termasuk penyakit genetik klasik, adalah produk interaksi dua gen, satu diterima dari ayah dan satunya diterima dari ibu. 

Pada gangguan resesif, kondisi tidak muncul kecuali seseorang menerima satu gen normal dan satu gen untuk penyakit. Namun, orang tersebut akan menjadi pembawa penyakit dan biasanya tidak akan menunjukkan gejala. Risiko untuk menularkan penyakit kepada anak dari pasangan yang keduanya adalah pembawa penyakit resesif yaitu 25 persen. Sementara itu, diperkirakan 50 persen anak-anak mereka berisiko menjadi pembawa penyakit, tetapi umumnya tidak akan menunjukkan gejala. 

Pada 25 persen dari anak-anak mereka kemungkinan menerima kedua gen normal, satu dari setiap orang tua, dan secara genetik akan normal (untuk sifat tertentu). Risikonya sama untuk setiap kehamilan.

2. Populasi yang terkena dampak

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi arteritis Takayasu (pexels.com/MART PRODUCTION)

Arteritis Takayasu adalah penyakit yang langka. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal "Frontiers in Pediatrics" menemukan bahwa insiden arteritis Takayasu di seluruh dunia secara keseluruhan yaitu 2 dari 1.000.000 diagnosis per tahun.

Dilansir National Organization for Rare Disorders (NORD), arteritis Takayasu lebih banyak terjadi pada perempuan, dengan 80 hingga 90 persen kasus. Penyakit langka ini umum terjadi di Jepang, dan muncul di seluruh Asia Timur. Selain itu, arteritis Takayasu juga telah dilaporkan di India dan Amerika Selatan.

Gejala biasanya dimulai antara usia 15 dan 35 tahun, meski juga bisa terjadi pada anak-anak. Diperkirakan antara 2 dan 3 kasus baru per satu juta tercatat di populasi Amerika Serikat (AS) per tahunnya.

3. Gejala

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi arteritis Takayasu (pexels.com/Kindel Media)

Sebagian besar gejala arteritis Takayasu tidak jelas, seperti kelelahan dan nyeri dada. Mereka merupakan tanda-tanda yang dimiliki banyak gangguan kesehatan. Informasi mengenai gejala yang dimiliki pasien bisa membantu dokter dalam mengklasifikasikan stadium penyakit.

Gejala yang biasa muncul pada tahap pertama atau stadium 1 yaitu meliputi:

  • Kelelahan. 
  • Nyeri otot dan sendi. 
  • Demam ringan. 
  • Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan dengan cepat. 

Kerusakan pada arteri kemungkinan sudah dimulai jauh sebelum penyakit ini ditemukan. Bisa makan waktu lebih dari satu tahun sebelum gejala berlanjut ke tahap kedua.

Setelah memasuki tahap kedua dari penyakit ini, pasien kemungkinan akan mengalami gejala tambahan berikut ini:

  • Kelemahan atau nyeri pada anggota tubuh. 
  • Pusing. 
  • Kesulitan berkonsentrasi. 
  • Masalah penglihatan.
  • Tekanan darah tinggi. 
  • Perbedaan tekanan darah antara kedua lengan. 
  • Anemia.
  • Sakit dada.
  • Sesak napas. 

Tahap kedua gejala merupakan hasil dari aliran darah terbatas dari jantung ke organ tertentu, otot, dan jaringan lainnya.

Tahap ketiga ditentukan oleh resolusi gejala-gejala, meskipun ini merupakan akibat dari jaringan parut di pembuluh darah.

Baca Juga: Arteriosklerosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi perempuan mengalami serangan jantung (freepik.com/jcomp)

Flare-up peradangan arteritis Takayasu bisa mengakibatkan kerusakan pada arteri, termasuk penebalan, penyempitan, dan kekakuan. Selain itu, bekas luka juga dapat berkembang di arteri.

Makin banyak kerusakan yang terjadi, maka makin besar juga kemungkinan seseorang akan mengalami komplikasi. Komplikasi yang berkaitan dengan arteritis Takayasu yaitu meliputi:

  • Arteri yang mengeras.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi). 
  • Miokarditis (radang otot jantung). 
  • Gagal jantung saat otot jantung terlalu meradang untuk memompa darah ke seluruh tubuh. 
  • Stroke, yang menyebabkan gangguan aliran darah ke otak. 
  • Aneurisme aorta, saat dinding aorta melemah dan membengkak (aneurisme bisa pecah atau berdarah).
  • Serangan jantung karena berkurangnya aliran darah ke jantung.

5. Diagnosis

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi sampel darah untuk tes darah (imaware. health)

Menegakkan diagnosis arteritis Takayasu tidak mudah karena gejalanya mirip masalah kardiovaskular lainnya. Terkadang, beberapa tes dilakukan untuk membantu mengesampingkan kondisi lain, dan menunjukkan masalahnya.

Beberapa tes yang paling umum dilakukan untuk menegakkan diagnosis arteritis Takayasu meliputi:

  • Angiografi: Kateter tipis dan fleksibel dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan pewarna khusus disuntikkan ke aliran darah pasien melalui kateter. Setelah itu, sinar-X diambil untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui pembuluh darah dan arteri pasien. Angiogram bisa mengungkapkan pembuluh darah yang telah menyempit. Dalam kasus arteritis Takayasu, biasanya lebih dari satu arteri yang menyempit. 
  • Angiografi resonansi magnetik (MRA): Alih-alih menggunakan kateter dan sinar-X, tes ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar pembuluh darah. Pewarna kontras biasanya disuntikkan melalui jalur intravena (IV). 
  • Tes darah: Kemungkinan ada penanda peradangan dalam darah pasien yang dapat mengindikasikan arteritis Takayasu. Salah satu penanda inflamasi utama adalah protein C-reaktif.

6. Pengobatan

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Perawatan untuk arteritis Takayasu berfokus pada pengurangan peradangan, untuk mencegah kerusakan pada dinding arteri. Pada kasus yang ringan, pengobatan tidak dibutuhkan.

Sementara untuk kasus yang parah, dokter dapat meresepkan kortikosteroid. Kortikosteroid, seperti prednison, diberikan dalam dosis tinggi pada awalnya, yang kemudian dosisnya diturunkan selama beberapa minggu atau bulan.

Obat sitotoksik, termasuk metotreksat, bisa mengurangi respons sistem kekebalan yang terlalu aktif. Obat biologis seperti rituximab, menargetkan malfungsi sistem kekebalan tubuh dan gejala spesifik arteritis Takayasu.

Terapi kombinasi obat biologis dan sitotoksik, bersama dengan prednison, bisa meningkatkan kemungkinan remisi. Remisi menunjukkan penangguhan sementara dari gejala arteritis Takayasu. Ada kemungkinan untuk kambuh (periode penyakit kambuh), yang mirip dengan gejala yang pernah terjadi sebelumnya. Oleh sebab itu, perhatikan gejala baru apa pun karena bisa mengindikasikan komplikasi.

Banyak orang dengan arteritis Takayasu juga memiliki tekanan darah tinggi, sehingga obat penurun tekanan darah tinggi merupakan bagian dari rencana perawatan arteritis Takayasu. Mengontrol tekanan darah yang cermat, penting untuk mengurangi risiko stroke, penyakit jantung, atau gagal ginjal.

Beberapa orang kemungkinan mengalami kecacatan karena penyempitan pembuluh darah di lengan atau kaki. Operasi bypass bisa memperbaikinya. Untuk penyumbatan arteri, bisa diobati dengan angiografi balon. Ini melibatkan sayatan kecil dan kateter untuk membuka pembuluh yang tersumbat.

Terkadang, stent (tabung jaring fleksibel) dibiarkan agar arteri tetap terbuka. Jika arteritis Takayasu mengakibatkan kerusakan pada katup aorta, pengobatan melibatkan perbaikan. Ini sering dilakukan saat penyakit ini mengakibatkan katup berhenti bekerja dengan benar.

7. Prognosis

Arteritis Takayasu: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Prospek bagi kebanyakan orang dengan arteritis Takayasu adalah baik. Penyakit langka ini bisa dikendalikan secara efektif dengan obat-obatan. Namun, pengobatannya melibatkan obat-obatan kuat yang dapat menyebabkan efek samping yang signifikan.

Oleh sebab itu, sebaiknya bekerja sama dengan dokter untuk menemukan cara terbaik untuk mengelola efek samping dan menjalani kehidupan untuk jantung yang sehat. Dokter akan merekomendasikan agar pasien tidak merokok untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada arteri.

Olahraga teratur, dan pola makan sehat buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, juga bisa meningkatkan kualitas hidup orang dengan arteritis Takayasu.

Demikian deretan fakta medis seputar arteritis Takayasu. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Makin cepat penyakit ini didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka makin besar juga peluang kesembuhannya.

Baca Juga: Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya