Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Waspadai gejala kesulitan menelan atau disfagia

Divertikulum Zenker adalah kantong yang dapat terbentuk di bagian belakang tenggorokan. Jika tidak diobati, seiring waktu makanan dan air liur bisa terperangkap di.

Faring berada di bagian belakang tenggorokan, di belakang rongga hidung dan mulut. Divertikulum Zenker biasanya muncul di hipofaring. Ini merupakan bagian paling bawah dari faring, di mana ia bergabung dengan kerongkongan yang mengarah ke perut. Divertikulum Zenker biasanya muncul di daerah yang dikenal sebagai segitiga Killian.

Divertikulum Zenker jarang terjadi. Kondisi ini memengaruhi antara 0,01 dan 0,11 persen dari populasi. Divertikulum Zenker cenderung terjadi pada orang dewasa paruh baya dan lebih tua, terutama usia 70-an dan 80-an. Kondisi ini jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun dan lebih sering terjadi pada laki-laki. Jika tidak diobati, divertikulum Zenker bisa berdampak negatif pada kualitas hidup dan menempatkan seseorang pada peningkatan risiko aspirasi dan tersedak.

1. Penyebab

Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi divertikulum Zenker (healthjade.net)

Menelan merupakan proses kompleks yang memerlukan koordinasi otot-otot di mulut, faring, dan kerongkongan. Ketika menelan, otot melingkar yang disebut sfingter esofagus bagian atas terbuka untuk memungkinkan makanan yang dikunyah bisa lewat.

Sesudah menelan, sfingter esofagus bagian atas menutup untuk mencegah udara yang dihirup, masuk ke dalam kerongkongan. Pembentukan divertikulum Zenker berkaitan dengan disfungsi sfingter esofagus bagian atas, seperti dilansir Healthline.

Saat sfingter esofagus bagian atas tidak terbuka sepenuhnya, maka hal tersebut memberi tekanan pada area dinding faring. Tekanan berlebih ini secara bertahap mendorong jaringan keluar, menyebabkannya membentuk divertikulum.

Gastroesophageal reflux disease (GERD) dan perubahan terkait usia dalam komposisi jaringan dan tonus otot juga dianggap berperan dalam proses ini.

2. Gejala

Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi divertikulum Zenker (pexels.com/SHVETS production)

Kesulitan menelan atau disfagia merupakan gejala divertikulum Zenker yang paling umum. Sekitar 90 persen orang dengan kondisi akan mengalami kesulitan menelan baik makanan padat maupun cairan, mengutip laman WebMD.

Tanda dan gejala divertikulum Zenker lainnya meliputi:

  • Batuk terus-menerus, terutama pada malam hari. 
  • Bau mulut (halitosis).
  • Dahak atau lendir yang berlebihan di tenggorokan. 
  • Sensasi seperti ada benjolan di tenggorokan.
  • Suara serak atau perubahan suara.  
  • Regurgitasi makanan yang tidak dicerna (sering kali beberapa jam sesudah makan). 
  • Berat badan turun karena susah makan. 
  • Aspirasi yang bisa menyebabkan pneumonia. 
  • Suara seperti degukan di tenggorokan.
  • Merasa seperti ada yang tersangkut di tenggorokan. 

Baca Juga: Prolaps Rektum: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi pneumonia aspirasi (aspirationpneumonia.info)

Jika tidak diobati, divertikulum Zenker bisa bertambah besar dan memperburuk gejala. Seiring waktu, gejala parah seperti kesulitan menelan dan regurgitasi bisa membuat penderitanya sulit untuk tetap sehat, dan kemungkinan juga akan mengalami kekurangan gizi.

Aspirasi merupakan gejala divertikulum Zenker. Ini terjadi saat seseorang menghirup makanan atau materi lain ke dalam paru-paru, alih-alih menelannya ke kerongkongan. Komplikasi aspirasi termasuk pneumonia aspirasi, infeksi yang terjadi saat makanan, air liur, atau benda lain terperangkap di paru-paru, mengutip Healthline. 

Komplikasi langka lainnya dari divertikulum Zenker dapat meliputi:

  • Perdarahan. 
  • Obstruksi esofagus.
  • Kelumpuhan pita suara. 
  • Fistula. 
  • Karsinoma sel skuamosa.

Sekitar 10 hingga 30 persen orang yang menjalani operasi terbuka untuk divertikulum Zenker mengalami komplikasi. Kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi yaitu meliputi:

  • Mediastinitis. 
  • Kerusakan saraf (kelumpuhan).
  • Pembentukan fistula. 
  • Infeksi. 
  • Radang paru-paru. 
  • Stenosis. 

4. Diagnosis

Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Jika mencurigai pasien mempunyai divertikulum Zenker, dokter biasanya akan memesan tes yang disebut dengan esofagram atau menelan barium. Kontras barium digunakan untuk mengisi kantung sehingga dokter bisa melihatnya dalam gambar. Tes ini membantu dokter untuk lebih memahami apa yang menyebabkan pasien mengalami kesulitan ketika menelan.

Tes lainnya yang mungkin diperlukan adalah endoskopi bagian atas. Endoskopi bisa membantu dokter melihat kantung dan seberapa besar kantung tersebut.

Manometri esofagus juga bisa digunakan. Ini merupakan tes yang mempelajari tekanan di dalam kerongkongan.

5. Pengobatan

Divertikulum Zenker: Penyebab, Gejala, Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (unsplash.com/Artur Tumasjan)

Dilansir Icahn School of Medicine at Mount Sinai, setelah divertikulum Zenker diidentifikasi dan ditentukan bahwa itu adalah penyebab kesulitan menelan, maka pilihan pengobatan dapat dipertimbangkan.

Pembedahan adalah standar pengobatan. Namun, untuk pasien yang usianya lebih tua atau lemah, gaya hidup dan modifikasi pola makan dapat dipertimbangkan.

Modifikasi pola makan

Karena sebagian besar gejala terjadi karena makanan padat yang tertahan, pasien dapat memilih untuk menerapkan diet bubur atau cairan. Bekerja sama dengan ahli gizi, makanan dapat dibuat menjadi menyenangkan dan memberikan asupan kalori yang cukup untuk menjaga berat badan dan kualitas hidup yang baik.

Pasien yang memilih opsi ini kemungkinan akan tetap batuk karena sekret yang tertahan dan berisiko lebih tinggi mengalami aspirasi dan pneumonia. Oleh karena itu, mereka harus diinstruksikan tentang tindakan kebersihan mulut.

Mereka perlu makan perlahan agar makanan tidak menumpuk di divertikulum. Pasien juga harus diinstruksikan untuk mengurangi jumlah bakteri di mulutnya dengan menyikat gigi sebelum dan sesudah makan. Dengan cara ini, jika atau ketika makanan terhirup, itu akan lebih kecil kemungkinannya untuk membawa bakteri berbahaya ke paru-paru.

Pembedahan

Pasien dengan kekuatan faring yang terjaga dan refleks menelan adalah kandidat yang sangat baik untuk koreksi bedah. Karena alasan utama bentuk divertikulum adalah kegagalan relaksasi otot cricopharyngeal, ahli bedah telah menemukan bahwa intervensi bedah paling efektif bila menargetkan pemotongan otot cricopharyngeal. Secara historis, ahli bedah berusaha untuk menangguhkan divertikulum atau memotongnya, tetapi tidak menangani otot cricopharyngeal. Prosedur ini menyebabkan tingginya tingkat gejala berulang.

Selanjutnya ahli bedah mulai memotong otot cricopharyngeal. Awalnya miotomi cricopharyngeal dilakukan melalui dan sayatan di leher. Meskipun ini masih merupakan pilihan yang layak dan dikaitkan dengan tingkat keberhasilan operasi jangka panjang tertinggi, terutama untuk pasien dengan divertikulum yang lebih besar, hal ini terkait dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi seperti kelumpuhan saraf pita suara, infeksi dan perforasi esofagus, serta fase penyembuhan pascaoperasi berkepanjangan.

Untuk pasien yang butuh pembedahan, pembedahan invasif minimal sekarang menjadi pendekatan lini pertama. Dalam operasi ini, otot cricopharyngeal dipotong dengan mendekatinya melalui mulut. Ketika dilakukan dengan hati-hati oleh ahli bedah yang berpengalaman dalam pendekatan invasif minimal, operasi setidaknya memiliki tingkat keberhasilan jangka panjang 85 persen untuk menghilangkan gejala. Pendekatan invasif minimal ini bisa berhasil untuk pasien dengan divertikulum kecil dan besar, asalkan ahli bedah memahami nuansa yang terlibat dengan modifikasi divertikulum besar dan kecil.

Dengan pendekatan invasif minimal, sayatan di leher tidak diperlukan, saraf pita suara tidak berisiko, dan pasien biasanya bisa pulang dan diet makanan lunak setelah hanya satu malam dirawat rumah sakit. Selain itu, jika pasien termasuk dalam 15 persen yang memiliki gejala berulang, pendekatan invasif minimal sering dapat direvisi atau pendekatan terbuka dapat dilakukan.

Divertikulum Zenker adalah kondisi langka yang biasanya menyerang orang dewasa yang lebih tua. Ini terjadi ketika kantong jaringan terbentuk di mana faring bertemu kerongkongan.

Bentuk penyakit yang ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan. Perawatan untuk bentuk divertikulum Zenker sedang hingga parah biasanya melibatkan operasi. Prospek jangka panjang untuk divertikulum Zenker adalah baik. Dengan pengobatan, kebanyakan orang mengalami perbaikan gejala.

Baca Juga: Leukemia Limfoblastik Akut: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya