Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Kelemahan otot dan kelelahan merupakan gejala utamanya

Miositis atau myositis adalah peradangan otot yang bisa bersifat akut (jangka pendek) maupun kronis (jangka panjang). Peradangan ini bisa merusak serat otot, sehingga mengakibatkan otot melemah akibat terganggunya kemampuan otot untuk berkontraksi.

Otot utama yang akan terpengaruh yaitu sekitar bahu, pinggul, dan paha. Selain otot, myositis juga bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya, seperti kulit, paru-paru, atau jantung. Selain itu, myositis juga bisa memengaruhi otot yang bertugas untuk bernapas dan menelan.

Myositis bisa menyerang lelaki maupun perempuan usia berapa pun. Tergolong penyakit langka, myositis adalah kondisi kesehatan yang cukup serius dan bisa berakibat fatal bila tidak diobati. Pasiennya mungkin perlu tongkat atau kursi roda jika tidak mendapat perawatan sejak dini.

1. Penyebab

Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi penyakit autoimun (managedhealthcareexecutive.com)

Para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang penyebab pasti myositis. Namun, kondisi ini umumnya disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang jaringan yang sehat. 

Selain itu, diperkirakan cedera dan infeksi juga bisa berkontribusi terhadap perkembangan myositis.

Beberapa faktor lainnya yang juga diyakini dapat meningkatkan risiko myositis antara lain:

  • Penyakit autoimun seperti artritis reumatoid dan lupus
  • Virus seperti flu dan HIV
  • Toksisitas obat
  • Faktor genetik
  • Faktor lingkungan seperti virus, bakteri, radiasi UV, merokok, narkoba, suplement diet, dan paparan debu, gas, atau asap

Studi berjudul "Risk Factors and Disease Mechanisms in Myositis" dalam jurnal Nature Reviews Rheumatology tahun 2018 menyebut bahwa kemungkinan kondisi pasien akan membaik setelah ia menghindari faktor-faktor risiko myositis, dan kambuh atau memburuk saat terpapar lagi.

2. Jenis

Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi jenis-jenis miositis (arthritis-research.biomedcentral.com)

Myositis terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Polymyositis (PM): memengaruhi otot proksimal atau inti seperti leher, punggung, dan pinggul. Kelemahan otot ini umumnya timbul dalam hitungan hari atau menjadi makin jelas dalam beberapa bulan. Penderita PM umumnya juga memiliki penyakit autoimun lainnya.

  • Dermatomyositis (DM): jenis ini punya kesamaan dengan PM, yaitu memengaruhi otot proksimal. Namun, DM mengakibatkan ruam kulit dan gejala yang berhubungan dengan masalah kulit lainnya juga.

  • Juvenile myositis (JM): jenis ini menyerang usia di bawah 18 tahun. Kondisi ini meliputi juvenile polymyositis (JPM) dan juvenile dermatomyositis (JDM). JPM mengakibatkan peradangan pada otot, sedangkan JDM menyebabkan peradangan di pembuluh darah. 

  • Immune-mediated necrotizing myositis (IMNM): juga dikenal sebagai necrotizing autoimun miopathy. Jenis ini memiliki gejala yang mirip dengan JM. Namun, IMNM mengakibatkan nekrosis atau kematian sel otot. Nekrosis bisa mengakibatkan kelemahan otot yang parah pada kedua sisi tubuh. Dalam beberapa kasus yang ditemukan, penyebab IMNM kemungkinan karena pengaruh dari penggunaan obat-obatan tertentu seperti statin.

  • Inclusion body myositis (IBM): mengakibatkan atrofi (pengecilan dan penyusutan) dan kelemahan otot progresif, yang bisa memengaruhi satu sisi tubuh lebih dari yang lainnya. IBM umumnya menyerang usia di atas 50 tahun.

  • Infectious myositis (IM): ini merupakan bentuk myositis akibat bakteri, parasit, virus, atau jamur. Para ilmuwan menganggap bahwa jenis ini hanya terjadi di negara-negara tropis. Namun, ada bukti yang berkembang bahwa IM juga dialami di negara-negara lain.

Baca Juga: Myalgia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Komplikasi, Pengobatan

3. Gejala

Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi kelemahan otot dan kelelahan sebagai gejala dari miositis (freepik.com/yanalya)

Gejala utama myositis yaitu kelemahan otot dan kelelahan. Gejala-gejala ini biasanya akan memburuk seiring waktu. Penderitanya mungkin akan sering tersandung atau jatuh, atau merasa lelah setelah berjalan atau berdiri.

Gejala-gejala myositis berdasarkan jenisnya yaitu:

  • Polymyositis dan juvenile polymyositis: selain peradangan dan kelemahan otot, gejala PM dan JPM yaitu sulit menelan (disfasia), sulit berbicara, nyeri sendi, kelelahan, sesak napas, dan aritmia.

  • Dermatomyositis dan juvenile dermatomyositis: selain peradangan dan kelemahan otot, gejala DM dan JDM yaitu benjolan merah atau ungu (papula Gottron) di bagian luar tangan dan jari, bengkak di sekitar mata, ruam ungu-merah mirip bunga heliotrope (heliotrope rash), kemerahan di sekitar bantalan kuku, penurunan berat badan, dan endapan kalsium di bawah kulit.

  • Immune-mediated necrotizing myositis: gejalanya mirip PM, tetapi jenis ini berkembang jauh lebih cepat dengan gejala yang lebih parah. Kesulitan menelan juga bisa terjadi pada IMNM.

  • Inclusion body myositis: IBM tidak memengaruhi kedua sisi tubuh secara bersamaan. Penderitanya kemungkinan hanya mengalami kelemahan otot pada satu kaki atau lengan. IBM membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding jenis myositis lainnya. Namun, atrofi atau pengecilan otot lebih buruk dibanding jenis myositis lainnya. Gejala IBM lainnya termasuk sulit menelan, penurunan respons refleks, dan kerusakan saraf.

  • Infectious myositis: selain peradangan dan kelemahan otot, gejala IM lainnya meliputi batuk, pilek, dan demam.

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi masalah pada jantung (secondscount.org)

Beberapa pasien myositis mungkin tidak bisa merespons pengobatan dengan baik, sehingga mengalami komplikasi yang secara signifikan bisa memengaruhi aktivitas dan menurunkan kualitas hidup.

Dilansir Versus Arthritis, kadang myositis bisa memengaruhi pernapasan dan mekanisme menelan. Kondisi ini terjadi pada awal kasus yang parah, di mana otot yang digunakan untuk kedua tugas yang penting ini menjadi melemah.

Selain itu, myositis juga bisa mengakibatkan melemahnya jantung. Jika terjadi peradangan pada paru-paru, bisa menyebabkan jaringan parut, yang nantinya bisa memengaruhi cara kerja paru-paru. Kondisi paru-paru dan juga jantung yang bermasalah bisa menyebabkan sesak napas jangka panjang.

5. Diagnosis

Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi diagnosis miositis (capecodhealth.org)

Diagnosis myositis cukup sulit karena ini merupakan kasus yang jarang atau langka, serta kedua gejala utamanya adalah kelemahan otot dan kelelahan, yang umumnya juga bisa ditemukan pada banyak penyakit lainnya.

Dilansir Healthline, tindakan-tindakan yang kemungkinan akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis myositis antara lain:

  • Pemeriksaan fisik
  • Biopsi otot
  • Elektromiografi
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
  • Studi konduksi saraf
  • Tes darah untuk menentukan kadar CPK
  • Tes darah antibodi antinuklear
  • Myositis-specific autoantibodies (MSA) 
  • Pengujian genetik

6. Pengobatan dan prognosis

Myositis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengobatan myositis difokuskan pada obat-obatan, tetapi bisa bervariasi sesuai jenisnya. Bentuk perawatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Kortikosteroid dan obat imunosupresif: merupakan jenis pengobatan yang paling umum. Dokter mungkin akan meresepkan keduanya secara bersamaan. Kortikosteroid yang paling umum diberikan yaitu prednison dan deksametason, sementara imunosupresif yang paling sering digunakan yaitu azathioprine, methotrexate, dan myocophenolate mofetil. Selain itu, obat biologis rituximab juga bisa menjadi pilihan pengobatan.

  • Perawatan untuk IBM: IBM sering kali resistan terhadap obat-obatan kortikosteroid dan imunosupresif, sehingga perawatan dengan alemtuzumab dinilai lebih efektif. Alemtuzumab merupakan antibodi yang bisa memperlambat IBM dan meningkatkan kekuatan otot.

  • Pengobatan untuk IM: perawatannya didasari tingkat keparahannya. Beberapa orang kemungkinan bisa merespons dengan baik pada antibiotik oral, seperti cloxacillin. Namun, pasien lain mungkin butuh antibiotik intravena dan perawatan sekunder seperti drainase abses. Bila pasien tidak mendapat pengobatan yang tepat, bisa terjadi sepsis.

  • Pilihan pengobatan lainnya: untuk mencegah atrofi otot dan menjaga agar otot tetap kuat dan juga fleksibel, dokter akan merekomendasikan yoga, olahraga, peregangan, terapi fisik, dan terapi okupasi.

Menurut sebuah tinjauan medis dalam jurnal Frontiers in Neurology tahun 2016, sebanyak 70 persen pasien yang menerima pengobatan memiliki tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun. Bila myositis tidak mendapat perawatan yang semestinya, risikonya bisa fatal.

Itulah deretan fakta penting seputar miositis, peradangan otot yang bisa mengakibatkan kelemahan otot. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau beberapa gejala yang mengarah pada kondisi ini.

Meskipun tidak ada obat untuk menyembuhkan myositis, tetapi ada berbagai perawatan yang bisa membantu pasien untuk sukses mengelola gejalanya.

Baca Juga: Myasthenia Gravis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya