Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Serangan kantuk yang berlebihan pada siang hari

Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami serangan kantuk yang berlebihan pada siang hari. Selain itu, narkolepsi juga bisa membuat penderitanya tertidur secara mendadak di mana saja dan kapan saja.

Penderitanya bisa tertidur dalam jangka waktu singkat dan terbangun dengan kondisi tubuh yang segar, tetapi tidak mengingat aktivitas yang sebelumnya ia lakukan.

Selain gejala tersebut, penderita narkolepsi juga akan mengalami gejala lainnya seperti kehilangan tonus otot secara mendadak atau cataplexy, paralisis tidur (sulitan bergerak atau berbicara saat tidur maupun saat baru bangun), perubahan tidur gerakan mata cepat (REM), dan halusinasi.

Tak hanya itu, penderita narkolepsi juga berisiko mengalami gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea obstruktif dan insomnia. Masih banyak fakta penting lainnya terkait narkolepsi yang perlu kamu ketahui. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Jenis

Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi serangan kantuk pada penderita narkolepsi (neatoday.org)

Dilansir Medical News Today, narkolepsi terdiri dari tiga jenis, yaitu:

  • Narkolepsi tipe 1 atau dulunya disebut dengan narkolepsi dengan cataplexy: membuat tonus otot hilang secara tiba-tiba sehingga memicu kelemahan yang membuat penderitanya tidak mampu mengendalikan ototnya.
  • Narkolepsi tipe 2 atau dulunya disebut dengan narkolepsi tanpa cataplexy: melibatkan serangan kantuk yang berlebihan pada siang hari.
  • Narkolepsi sekunder: disebabkan oleh cedera otak pada hipotalamus, yaitu bagian otak yang terkait dalam tidur.

Dari ketiga jenis narkolepsi, yang paling umum adalah narkolepsi tipe 1.

2. Penyebab dan faktor risiko

Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengantuk (freepik/cookie_studio)

Seperti dijelaskan di laman Cleveland Clinic, para ahli telah menemukan bahwa narkolepsi kehilangan neurotransmiter atau sinyal kimia di otak yang disebut hipokretin atau hypocretin.

Hipokretin penting untuk mengatur siklus tidur-bangun termasuk kondisi tidur rapid eye movement (REM). Kekurangan hipokretin menyebabkan kantuk yang berlebihan, dan ciri-ciri tidur REM (juga disebut "tidur bermimpi") menjadi hadir selama terjaga.

Faktor lainnya yang mungkin berperan dalam berkembangnya narkolepsi meliput:

  • Gangguan autoimun. Sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel otak yang memproduksi hipokretin, sehingga menyebabkan kekurangan zat kimia ini.
  • Riwayat keluarga. Beberapa orang dengan narkolepsi memiliki kerabat dekat dengan gejala yang sama.
  • Cedera otak atau tumor. Pada sejumlah kecil pasien, area otak yang mengontrol tidur REM dan terjaga dapat terluka oleh trauma, tumor, atau penyakit.
  • Infeksi.
  • Racun lingkungan, seperti pestisida, logam berat dan paparan asap rokok.

3. Seberapa umum narkolepsi?

Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi narkolepsi (therecoveryvillage.com)

Menurut keterangan dari Sleep Foundation, narkolepsi relatif langka. Sebagai gambaran, narkolepsi tipe 1 memengaruhi antara 20 dan 67 orang per 100.000 di Amerika Serikat. Menurut sebuah studi berbasis populasi di negara tersebut, narkolepsi tipe 1 dua hingga tiga kali lebih umum dibanding tipe 2.

Menghitung prevalensi narkolepsi bisa menjadi tantangan karena kurang terdiagnosis dan keterlambatan diagnosis. Banyak pasien yang tidak terdiagnosis sampai bertahun-tahun setelah gejala pertama mereka. Akibatnya, beberapa perkiraan menempatkan narkolepsi setinggi 180 per 100.000 penduduk.

Narkolepsi bisa dialami laki-laki dan perempuan secara sama, pada anak-anak maupun orang dewasa. Ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi onset-nya ditemukan mencapai puncaknya pada sekitar usia 15 tahun dan di puncaknya lagi pada usia sekitar 35 tahun.

Baca Juga: Viral di TikTok, Benarkah Air Rebusan Selada Bisa Bikin Cepat Tidur?

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, PengobatanSerangan kantuk saat mengemudi bisa membuat pengidap narkolepsi mengalami kecelakaan. (newcastleherald.com.au)

Ada beberapa komplikasi yang bisa dihadapi orang-orang dengan narkolepsi. Dilansir Mayo Clinic, di antaranya adalah:

  • Kesalahpahaman publik tentang kondisi tersebut. Narkolepsi dapat menyebabkan masalah serius seseorang secara profesional dan pribadi. Orang lain mungkin melihat penderitanya malas atau lesu. Kinerja mungkin menurun di sekolah atau di tempat kerja.
  • Gangguan dalam hubungan intim. Perasaan yang intens, seperti kemarahan atau kegembiraan, dapat memicu tanda-tanda narkolepsi seperti cataplexy, yang menyebabkan penderitanya menarik diri dari interaksi emosional.
  • Bahaya fisik. Serangan tidur dapat mengakibatkan bahaya fisik pada penderita narkolepsi, misalnya risiko kecelakaan jika penderitanya mengalami serangan saat mengemudi. Risiko luka dan luka bakar lebih besar jika penderita narkolepsi tertidur saat menyiapkan makanan.
  • Obesitas. Orang dengan narkolepsi lebih cenderung mengalami kelebihan berat badan. Kenaikan berat badan mungkin berhubungan dengan tingkat metabolisme yang rendah.

5. Diagnosis

Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi polysomnography (healthjade.net)

Dokter akan membuat diagnosis awal narkolepsi berdasarkan serangan kantuk yang berlebihan pada siang hari dan hilangnya tonus otot secara tiba-tiba. Setelah diagnosis awal, dokter mungkin merujuk pasien ke spesialis tidur untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis formal memerlukan bermalam di pusat tidur untuk analisis tidur mendalam oleh spesialis tidur. Metode diagnosis narkolepsi dan menentukan tingkat keparahannya dapat meliputi:

  • Riwayat tidur. Dokter akan menanyakan riwayat tidur pasien secara rinci. Ini mungkin melibatkan pengisian Epworth Sleepiness Scale, yang menggunakan serangkaian pertanyaan singkat untuk mengukur tingkat kantuk pasien. 

  • Catatan atau jurnal tidur. Pasien mungkin diminta untuk membuat catatan rinci tentang pola tidur selama satu atau dua minggu agar dokter dapat membandingkan bagaimana hubungan antara pola tidur dan kewaspadaan. Sebagai tambahan, mungkin dokter akan memintas pasien memakai actigraph, yakni sebuah perangkat yang tampilannya mirip jam tangan. Tujuannya adalah untuk mengukur periode aktivitas dan istirahat dan menilai secara tidak langsung tentang bagaimana dan kapan pasien tidur.

  • Polisomnografi. Tes ini mengukur berbagai sinyal selama tidur menggunakan elektroda yang ditempatkan di kulit kepala. Untuk tes ini, pasien harus bermalam di fasilitas medis. Tes ini mengukur aktivitas listrik otak (elektroensefalogram) dan jantung (elektrokardiogram) dan pergerakan otot (electromyogram) dan mata (elektro-okulogram). Ini juga memantau pernapasan pasien.

  • Beberapa tes latensi tidur. Pemeriksaan ini mengukur berapa lama pasien tertidur di siang hari. Pasien akan diminta untuk tidur sebanyak empat atau lima kali, setiap tidur siang diberi jeda 2 jam. Spesialis akan mengamati pola tidur. Orang yang memiliki narkolepsi mudah tertidur dan masuk ke tahap REM dengan cepat.

Tes-tes tersebut juga dapat membantu dokter menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari tanda dan gejala pasien. Gangguan tidur lainnya, seperti kurang tidur kronis, penggunaan obat penenang, dan sleep apnea juga dapat menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari.

6. Pengobatan

Narkolepsi: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (stuttgarter-zeitung.de)

Tidak ada obat untuk menyembuhkan narkolepsi. Namun, pengobatan tetap dapat membantu meredakan gejala-gejala pada pasien, yang termasuk:

  • Perubahan gaya hidup: hindari kafein, alkohol, dan nikotin. Makanlah dalam porsi kecil tapi lebih sering. Kontrol jadwal tidur. Jadwalkan tidur siang 10 hingga 15 menit. Disiplinlah dalam memenuhi jadwal makan dan olahraga.
  • Stimulan untuk mengobati rasa kantuk.
  • Antidepresan untuk mengobati masalah dengan tidur REM.
  • Sodium oxybate (Xyrem, Xywav) untuk mengatasi cataplexy.
  • Pitolisant (Wakix) or Solriamfetol (Sunosi) untuk membantu pasien tetap terjaga untuk waktu yang lebih lama.

Itulah penjelasan lengkap mengenai narkolepsi, yakni gangguan neurologis kronis yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengontrol siklus tidur-bangun.

Bila kamu atau orang yang kamu kenal menunjukkan gejalanya, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar bisa diketahui penyebabnya dan mendapat penanganan. Jangan sampai telanjur terjadi komplikasi yang serius atau membahayakan penderitanya!

Baca Juga: Sindrom Fase Tidur Tertunda: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya