Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Bisa menyebabkan keguguran berulang

Asherman's syndrome atau sindrom Asherman adalah kondisi langka yang didapat (acquired), yang mengacu pada adanya jaringan parut di rahim atau leher rahim. 

Jaringan parut tersebut mengakibatkan dinding rahim menebal, mengurangi ukuran rahim, dan pada kasus yang parah seluruh dinding depan dan belakang rahim dapat menyatu atau melekat. Dalam kasus yang lebih ringan, perlekatan (adhesi) bisa muncul di area rahim yang lebih kecil. Adhesi bisa tebal maupun tipis, dan mungkin lokasinya bisa tersebar dalam jumlah kecil atau menyatu.

Sindrom ini juga dikenal sebagai intrauterine synechiae atau uterine synechiae. "Synechiae" berarti "adhesi". Sindrom Asherman juga dikenal sebagai intrauterine adhesions atau adhesi intrauterine (IUA).

Karena sindrom Asherman melibatkan perubahan pada rahim, kondisi ini terbatas pada populasi perempuan dan tergolong penyakit langka. Sulit untuk mengetahui angka kejadiannya karena tidak selalu terdiagnosis. Beberapa penelitian memperkirakan bahwa sindrom ini terjadi pada hampir 20 persen perempuan yang pernah menjalani dilatasi dan kuretase setelah komplikasi kehamilan.

1. Penyebab

Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sindrom Asherman (babygest.com)

Menurut keterangan dari International Asherman’s Association, sekitar 90 persen kasus muncul setelah prosedur dilatasi dan kuretase. Prosedur ini biasanya dilakukan setelah terjadi abortus inkomplit (atau incomplete miscarriage, yaitu jenis keguguran yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu), retensi plasenta (plasenta atau ari-ari tertahan dalam rahim), dan aborsi elektif.

Bila dilatasi dan kuretase dilakukan antara 2 hingga 4 minggu setelah persalinan untuk retensi plasenta, terdapat 25 persen risiko untuk mengembangkan sindrom Asherman. Risiko makin meningkat seiring makin seringnya prosedur dilatasi dan kuretase yang pernah dijalani.

Dilansir Healthline, kadang adhesi bisa terjadi sebagai akibat dari operasi panggul seperti persalinan sesar atau pengangkatan fibroid atau polip.

2. Gejala

Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi menstruasi tidak teratur (mfine.co)

Menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders (NORD), sebagian besar pengidap sindrom Asherman mengalami aliran darah menstruasi yang jarang (hipomenorea) atau tidak ada (amenorea), bersamaan dengan peningkatan kram dan nyeri perut.

Selain itu, beberapa pasien kemungkinan akan mengalami gangguan aliran darah menstruasi dengan rasa sakit yang parah, sementara yang lainnya mungkin tidak mengalami perubahan siklus menstruasi yang tidak normal atau mengalami nyeri.

Keguguran berulang dan/atau infertilitas, juga dapat menjadi tanda sindrom Asherman. Pada kasus yang lebih parah, adhesi jaringan parut rahim bisa menyebabkan penyumbatan sebagian atau seluruh rahim atau saluran serviks, yang bisa menyebabkan menstruasi mundur (darah menstruasi yang mengalir mundur ke saluran tuba, alih-alih dikeluarkan dari tubuh).

Baca Juga: Mengenal Sunat Perempuan dari Sisi Medis, Apakah Berbahaya?

3. Diagnosis

Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Jika mencurigai pasien mengembangkan sindrom Asherman, biasanya dokter akan meminta sampel darah untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lainnya yang menyebabkan gejala serupa. Selain itu, dokter bisa menggunakan ultrasound (USG) untuk melihat ketebalan lapisan rahim dan folikel.

Histeroskopi kemungkinan adalah metode terbaik dalam menegakkan diagnosis. Selama prosedur ini, dokter akan melebarkan serviks pasien lalu memasukkan histeroskop. Histeroskop merupakan teleskop kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mengecek apakah ada jaringan parut.

Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan histerosalpingogram (HSG). HSG bisa membantu dokter melihat kondisi rahim dan saluran tuba pasien. Selama prosedur ini, pewarna khusus disuntikkan ke dalam rahim untuk mempermudah dokter mengidentifikasi masalah pada rongga rahim, atau pertumbuhan, atau penyumbatan pada saluran tuba pada sinar-X.

Sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang pengujian untuk kondisi ini jika:

  • Pernah menjalani operasi rahim sebelumnya dan menstruasi menjadi tidak teratur atau berhenti.
  • Mengalami keguguran berulang.
  • Sulit hamil.

4. Pengobatan

Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (pexels.com/ Павел Сорокин)

Dilansir Cleveland Clinic, tujuan dari pengobatan sindrom Asherman yaitu agar rahim kembali ke ukuran normal. Selain membantu diagnosis, histeroskopi juga bisa digunakan untuk mengobati sindrom Asherman, dengan memotong adhesi dengan gunting yang sangat kecil, laser, atau jenis instrumen lain, yang menggunakan pengait atau elektroda.

Pasien kemungkinan harus menjalani lebih dari satu prosedur. Dokter kemungkinan akan meresepkan hormon agar lapisan rahim pasien bisa tumbuh kembali dengan benar. Ini akan memungkinkan pasien untuk kembali mengalami menstruasi yang normal.

Adhesi kemungkinan akan terulang kembali setelah perawatan, jadi dokter kemungkinan akan menyarankan untuk menunggu setahun sebelum mencoba hamil, untuk memastikan bahwa ini tidak terjadi lagi.

Pasien mungkin tidak butuh perawatan bila ia tidak berencana untuk hamil dan tidak mengalami rasa sakit.

Komplikasi operasi histeroskopi jarang terjadi. Ketika terjadi, mungkin ini termasuk pendarahan, perforasi rahim, dan infeksi panggul. Dalam beberapa kasus, pengobatan sindrom Asherman tidak akan menyembuhkan infertilitas. 

5. Prognosis

Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pasien yang dirawat di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Sindrom Asherman tidak mengancam jiwa, tetapi beberapa perempuan dengan kondisi ini bisa sulit atau kadang tak bisa hamil, atau akan mengalami keguguran berulang. Risiko keguguran dan lahir mati lebih tinggi pada perempuan dengan sindrom ini. 

Selain itu, pengidapnya juga lebih berisiko mengalami perdarahan saat hamil atau komplikasi serius selama kehamilan. Namun, jangan khawatir karena ini sering kali bisa dicegah dan diobati.

Bila kamu memiliki sindrom Asherman dan kesuburan tidak bisa dipulihkan, sebaiknya pertimbangkan untuk mencari dan bergabung dengan kelompok pendukung (support group). Ada opsi untuk perempuan yang ingin memiliki anak tetapi tidak bisa hamil, misalnya adopsi.

6. Pencegahan

Sindrom Asherman: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pembedahan atau operasi (unsplash.com/Piron Guillaume)

Beberapa peneliti menganggap bahwa perempuan yang menjalani semua jenis operasi rahim atau cedera pada rahim harus menjalani terapi hormon atau pemisahan mekanis dinding rahim setelah prosedur untuk mencegah adhesi intrauterine.

Ini berarti bahwa stent dibiarkan di dalam rahim selama jangka waktu tertentu untuk menghentikan adhesi intrauterine. Sebelum mencoba hamil, perempuan yang pernah menjalani operasi rahim mungkin disarankan untuk melakukan tes pencitraan untuk melihat apakah ia memiliki adhesi.

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa waktu dilakukannya prosedur dilatasi dan kuretase berpengaruh terhadap pembentukan adhesi. Misalnya, adhesi lebih mungkin terjadi bila dilatasi dan kuretase pascapersalinan dilakukan 2 hingga 4 minggu setelah melahirkan.

Pada kebanyakan kasus, sindrom Asherman tidak bisa diprediksi maupun dicegah.

Itulah informasi penting yang perlu diketahui mengenai sindrom Asherman. Bila siklus menstruasi tak terjadi setelah kamu menjalani operasi ginekologi atau obstetrik, atau belum juga hamil setelah 6-12 bulan mencoba, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Makin cepat terdiagnosis, maka makin cepat pula penanganan yang tepat bisa diberikan.

Baca Juga: Pseudocyesis (Hamil Palsu): Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya