Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisa dirasakan amat menyiksa dan mengganggu aktivitas

Nyeri haid merupakan kondisi umum pada perempuan. Istilah medis dari nyeri haid adalah dismenore atau dismenorea. Ini ditandai dengan kram di perut bagian bawah saat menstruasi atau haid. Jenisnya ada dua, yaitu dismenore primer dan sekunder.

Nyeri yang terjadi sebelum atau saat periode haid merupakan dismenore primer, sementara dismenore sekunder merupakan nyeri atau kram perut yang terjadi akibat masalah kesehatan tertentu yang mendasarinya.

Walaupun nyeri haid umum terjadi, tetapi bila nyerinya parah, ini bisa membawa ketidaknyamanan bahkan bisa mengganggu aktivitas harian perempuan. Nah, inilah yang perlu diwasapadai, terlebih bila disertai gejala lain yang tidak biasa.

1. Penyebab

Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi endometriosis (endometriosisnews.com)

Menurut keterangan dari American College of Obstetricians and Gynecologists, nyeri haid disebabkan oleh bahan kimia alami yang disebut prostaglandin yang dibuat di lapisan rahim. Prostaglandin menyebabkan otot dan pembuluh darah rahim berkontraksi.

Pada hari pertama menstruasi, tingkat prostaglandin tinggi. Saat perdarahan berlanjut dan lapisan rahim luruh, kadarnya turun. Inilah penyebab nyeri berkurang setelah beberapa hari pertama menstruasi. Makin tinggi tingkat prostaglandin, makin intens kram yang dirasakan.

Penjelasan di atas merupakan penyebab dari dismenore primer. Sementara itu, dismenore sekunder dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yang dilansir Healthline dapat meliputi:

  • Premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi: PMS adalah kondisi yang umum terjadi karena perubahan hormonal yang terjadi 1–2 minggu sebelum haid. Selain perubahan suasana hati, PMS juga bisa menyebabkan kram perut mirip nyeri haid.
  • Endometriosis: Kondisi ketika sel-sel dari lapisan rahim tumbuh di bagian tubuh lain seperti saluran tuba, ovarium, atau jaringan yang melapisi panggul.
  • Fibroid rahim: Fibroid adalah tumor nonkanker yang dapat menekan rahim dan menyebabkan menstruasi serta nyeri yang tidak normal, meskipun kondisi ini kerap tidak menunjukkan gejala.
  • Penyakit radang panggul: Merupakan infeksi yang pada rahim, saluran tuba, atau ovarium yang sering disebabkan oleh bakteri penyebab penyakit menular seksual.
  • Adenomiosis: Kondisi langka yang terjadi ketika lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim, menyebabkan peradangan, tekanan, dan nyeri.
  • Stenosis serviks: Merupakan kondisi langka ketika serviks berukuran sangat kecil atau sempit, sehingga aliran menstruasi menjadi lebih lambat. Imbasnya, tekanan dalam rahim dapat meningkat sehingga menyebabkan rasa sakit.

2. Gejala

Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri di perut bagian bawah pada dismenorea (freepik.com/benzoix)

Nyeri haid atau dismenore adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah, tepatnya di atas tulang panggul, mengutip Medical News Today. Gejala lainnya juga bisa muncul, seperti:

  • Nyeri di punggung bawah dan paha
  • Mual dan muntah
  • Berkeringat
  • Pingsan dan pusing
  • Diare 
  • Sembelit
  • Kembung
  • Sakit kepala

Bila gejala-gejala di atas makin parah atau memburuk, lalu terdapat gumpalan darah haid yang besar, atau nyeri dirasakan tak hanya saat menstruasi, sebaiknya ini diperiksakan ke dokter.

3. Faktor risiko

Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi stres (unsplash.com/Mehrpoya H)

Walau dismenore kerap dianggap wajar, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko nyeri yang parah. Berbagai masalah kesehatan yang menyebabkan dismenore sekunder juga akan memperparah nyeri.

Beberapa faktor risiko lainnya dapat mencakup:

  • Mengalami stres atau depresi.
  • Berusia di bawah 30 tahun, terutama di bawah usia 20 tahun.
  • Mengalami menstruasi yang berat.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi kram menstruasi.
  • Merokok.
  • Pola makan yang buruk.
  • Kegemukan atau obesitas.
  • Penyintas pelecehan seksual.

Sebaliknya, ada pula beberapa faktor yang dapat mengurangi dismemore, yakni:

  • Usia yang lebih tua.
  • Telah melahirkan atau sudah sering melahirkan.
  • Penggunaan pil KB.

Baca Juga: 7 Gerakan Yoga untuk Meredakan Nyeri Haid, Gak Lagi-lagi Kram

4. Dismenore primer tidak menyebabkan komplikasi

Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi perempuan yang mengalami nyeri haid atau dismenorea (commons.wikimedia.org/Vulvani)

Biasanya dismenore tidak berbahaya dan tidak menyebabkan komplikasi, meski memang keluhan ini bisa mengganggu aktivitas seperti belajar, bekerja, dan hubungan sosial.

Akan tetapi, dismenore sekunder akibat kondisi kesehatan tertentu bisa menyebabkan beberapa komplikasi. Misalnya, endometriosis dapat menyebabkan masalah kesuburan, atau penyakit radang panggul bisa menyebabkan luka pada saluran tuba sehingga meningkatkan risiko kehamilan ektopik, mengutip Mayo Clinic.

5. Diagnosis

Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Untuk mencari tahu penyebab yang mendasari dismenore, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul untuk mengecek bila kelainan pada sistem reproduksi dan mencari tanda-tanda infeksi.

Bila mencurigai kondisi medis tertentu, dokter akan menyarankan tes seperti ultrasound (USG), tes pencitraan termasuk CT scan atau MRI scan, atau laparoskopi untuk memastikan penyebab kram perut pada pasien.

6. Pengobatan

Dismenore (Nyeri Haid): Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi beristirahat (unsplash.com/entersge)

Nyeri haid yang ringan bisa diredakan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti aspirin, asetaminofen, ibuprofen, atau naproxen.

Menempatkan kompres panas juga dapat membantu, begitu pula dengan mandi air hangat. Selain itu, dilansir WebMD, melakukan hal-hal berikut mungkin turut membantu meredakan gejala:

  • Beristirahat.
  • Menghindari makanan yang mengandung kafein dan garam.
  • Menghindari tembakau dan alkohol.
  • Melakukan pijat pada punggung bagian bawah dan perut.
  • Mengonsumsi suplemen makanan.
  • Mengelola stres.
  • Akupunktur atau akupresur.

Perempuan yang rutin berolahraga biasanya lebih sedikit mengalami nyeri haid. Karenanya, menjadikan olahraga sebagai rutinitas sehari-hari mungkin bisa membantu mencegah nyeri haid. Bila langkah-langkah tersebut tidak membantu, sebaiknya temui dokter.

Dismenore atau nyeri haid merupakan kondisi yang umum pada perempuan. Namun, kadang nyerinya bisa amat mengganggu, sehingga perawatan mungkin diperlukan untuk meredakannya.

Bila gejala memburuk atau kram perut terjadi di waktu selain sebelum dan saat periode menstruasi, nyerinya amat menyiksa, atau disertai gejala lainnya yang tidak biasa, segeralah periksa ke dokter. Sebab, mungkin itu menandakan kondisi kesehatan yang lebih serius dan butuh penanganan medis.

Baca Juga: 7 Penyebab Pendarahan Abnormal di Luar Siklus Menstruasi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya