Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi organ ginjal dalam tubuh manusia.
ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Pada fase awal gagal ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala spesifik, sehingga banyak orang yang baru menyadari kondisinya setelah kerusakan ginjal sudah cukup parah.

  • Gejala umum gagal ginjal meliputi kelelahan, kencing lebih sering dan perubahan warna urine, dan kulit gatal.

  • Gejala lainnya yang perlu kamu waspadai termasuk kram otot, pembengkakan, tekanan darah tinggi, hingga masalah pada tulang dan sendi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ginjal adalah fitler utama tubuh. Saat fungsinya menurun, limbah metabolik dan cairan berlebih tak lagi tersaring dengan baik, sehingga racun menumpuk dan membahayakan organ lain. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada gagal organ bahkan kematian.

Ada dua jenis gagal ginjal, yaitu akut dan kronis. Gagal ginjal akut adalah kerusakan ginjal yang terjadi secara tiba-tiba, biasanya terjadi dalam hitungan jam atau hari. Sementara itu, gagal ginjal kronis merupakan kondisi yang terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan parah dalam jangka waktu lama atau lebih dari tiga bulan, yang menyebabkan kerusakan permanen.

Masalahnya, pada fase awal gagal ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala spesifik, sehingga banyak orang yang baru menyadari kondisinya setelah kerusakan ginjal sudah cukup parah.

Selain itu, gejala gagal ginjal akut dan kronis mungkin berbeda dan mungkin menyerupai kondisi atau masalah medis lainnya. Setiap individu mungkin mengalami gejala yang berbeda.

Memahami gejala penting untuk deteksi dan penanganan tepat waktu.

1. Mudah lelah

Kelelahan adalah gejala umum pada gagal ginjal. Ginjal yang sehat memproduksi eritropoietin, hormon krusial untuk pembentukan sel darah merah. Saat fungsi ginjal menurun, produksi eritropoietin berkurang sehingga jumlah sel darah merah ikut turun dan muncul anemia. Kelelahan yang menetap menjadi salah satu tanda utama anemia.

2. Kencing lebih sering dan perubahan warna urine

Masing-masing ginjal mengandung sekitar satu juta nefron. Setiap nefron memiliki unit penyaring kecil bernama glomerulus, yang tersusun dari kumpulan pembuluh darah halus.

Glomerulus menyaring racun, asam, dan kelebihan cairan dari darah. Jika ginjal sehat, semua zat sisa itu akan dikeluarkan lewat urine.

Ketika ada penyakit ginjal, kerusakan pada nefron dan glomerulus membuat proses penyaringan terganggu.

Pada penyakit ginjal kronis, kamu mungkin merasakan dorongan untuk buang air kecil lebih sering, terutama pada malam hari, dan bisa memperhatikan salah satu atau beberapa tanda berikut:

  • Urine berubah warna menjadi lebih gelap.

  • Muncul darah di urine.

  • Urine tampak berbusa.

Jika kondisi makin parah hingga gagal ginjal, produksi urine bisa menurun drastis atau bahkan berhenti sama sekali.

3. Mual dan ingin muntah

ilustrasi mual dan muntah (IDN Times/Novaya Siantita)

Mual kerap muncul pada orang dengan gagal ginjal.

Penyebabnya antara lain:

  • Penumpukan produk sisa metabolisme (uremia) yang seharusnya disaring ginjal.

  • Ketidakseimbangan elektrolit, seperti natrium dan kalium.

  • Efek samping obat-obatan yang dikonsumsi.

Beberapa orang juga dapat mengalami komplikasi pada saluran cerna bagian atas, misalnya gastropati uremik, yang menyebabkan iritasi dan peradangan di lambung dan kerongkongan.

4. Gatal-gatal

Gagal ginjal dapat memicu pruritus uremik, yaitu rasa gatal hebat pada kulit. Kenapa begitu? Ginjal yang sehat berperan dalam mengatur kadar hormon paratiroid. Nah, ketika hormon ini melambung terlalu tinggi, gatal pun muncul.

Selain gangguan hormon, tingginya kadar fosfor dan kulit kering ikut memperburuk rasa gatal. Peradangan pada kulit atau saraf juga bisa menjadi pemicu.

Rasa gatal yang tak kunjung reda tak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat merusak kualitas tidur, memengaruhi kesehatan mental, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

5. Bengkak di beberapa bagian tubuh

Fungsi filtrasi ginjal yang menurun dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Kondisi ini memicu pembengkakan di kaki, perut, dan area tubuh lainnya, bahkan dapat menyebabkan edema paru, yaitu kondisi penumpukan cairan di paru-paru, jika cukup parah.

Pembengkakan juga bisa muncul akibat sindrom nefrotik. Saat nefron rusak, albumin (protein dalam darah) bocor ke urine sehingga kadar albumin darah menurun. Akibatnya, cairan merembes dari pembuluh darah ke jaringan, menimbulkan edema terutama pada bagian telapak kaki, pergelangan kaki, dan tungkai. Kamu juga mungkin melihat pembengkakan di lengan atau sekitar mata.

6. Kram otot

ilustrasi kram otot di bagian belakang pinggang belakang (unsplash.com/ Sasun Bughdaryan)

Saat ginjal mulai gagal, kamu bisa mengalami kram otot, rasa lemah, atau mati rasa. Ginjal sebenarnya berperan penting dalam menjaga keseimbangan mineral dan garam, seperti kalsium, natrium, fosfor, dan kalium di dalam darah. Ketika kadar zat-zat ini tidak seimbang, otot mudah menegang sehingga kram muncul, dan dapat disertai gejala lain seperti kelemahan atau kesemutan.

7. Sesak napas

Sesak napas, atau dispnea, kerap dialami oleh orang yang mengalami gagal ginjal.

Saat fungsi ginjal menurun, tubuh kehilangan kemampuan mengatur keseimbangan cairan, sehingga cairan bisa menumpuk di paru-paru. Di sisi lain, penurunan produksi eritropoietin mengakibatkan anemia dan berkurangnya sel darah merah, serta beban ekstra pada jantung. Semua faktor itu membuat napas terasa berat.

8. Kebingungan

Pasien gagal ginjal kerap mengalami kebingungan serta kesulitan mengingat atau berkonsentrasi.

Salah satu penyebab utamanya adalah ensefalopati uremik, suatu kondisi penumpukan racun di otak akibat menurunnya fungsi ginjal.

Selain itu, efek samping obat-obatan, ketidakseimbangan elektrolit, penumpukan cairan, dan peradangan juga bisa memperburuk kondisi ini.

9. Sakit kepala

ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Sakit kepala bisa muncul akibat penumpukan racun di otak (ensefalopati uremik). Gejala ini juga sering dialami oleh pasien yang menjalani dialisis, kemungkinan akibat fluktuasi tekanan darah dan ketidakseimbangan elektrolit.

10. Masalah neurologis

Baik penyakit ginjal kronis maupun cedera ginjal akut dapat berdampak pada otak, menurut penelitian.

Baik anak-anak maupun orang dewasa dengan gagal ginjal berisiko mengalami gangguan kognitif, terutama pada fungsi eksekutif. Ini merupakan kemampuan mengatur emosi, mengendalikan dorongan, dan mempertahankan fokus.

Penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli menduga kombinasi tekanan darah tinggi, anemia, dan penumpukan racun di darah (uremia) memainkan peran utama.

Pada kondisi uremia yang berat, dapat berkembang ensefalopati uremik, yaitu gangguan otak yang ditandai dengan kebingungan, delirium, kejang, dan koma.

11. Tekanan darah tinggi, bisa membahayakan jantung

Ginjal bertugas mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, sekaligus memproduksi hormon, seperti renin, yang krusial dalam menjaga tekanan darah.

Ketika fungsi ginjal menurun, mekanisme pengaturan cairan dan hormon ini terganggu, memicu hipertensi. Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan membebani jantung, mengganggu fungsinya, dan membuka peluang munculnya penyakit kardiovaskular.

Akibatnya, pasien gagal ginjal memiliki risiko lebih besar terkena gangguan jantung dibandingkan dengan orang-orang yang ginjalnya sehat. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah dan evaluasi jantung secara rutin wajib dilakukan untuk mencegah komplikasi serius.

12. Masalah pada tulang dan sendi

ilustrasi nyeri sendi (freepik.com/user1452)

Ginjal memegang peran vital dalam produksi dan pengaturan hormon yang menjaga kepadatan dan kekuatan tulang. Ketika fungsi ini terganggu, tulang dapat menipis dan melemah, disertai kekakuan serta nyeri pada persendian.

13. Ada sensasi rasa logam di mulut

Ketidakseimbangan elektrolit dan faktor lain dapat mengubah indra perasa seseorang.

Sebuah penelitian pada 104 pasien penyakit ginjal kronis stadium akhir menemukan bahwa 28,7 persen di antaranya kehilangan kemampuan mengecap, sementara sebagian lainnya merasakan sensasi rasa logam di mulut.

14. Kurang gizi

Orang dengan gagal ginjal kerap mengalami kurang gizi karena beberapa faktor.

Gejala penyakit ginjal sering menimbulkan rasa tidak enak badan, dan gangguan ginjal dapat mengubah indera pengecap. Kombinasi kondisi tersebut sering memicu hilangnya nafsu makan, sehingga sulit mempertahankan pola makan bergizi secara konsisten.

15. Dampak buruk pada kesehatan mental

ilustrasi penyakit ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Gagal ginjal dapat memengaruhi kesehatan mental dengan beberapa cara, dan gangguan seperti kecemasan serta depresi merupakan tantangan yang cukup sering muncul.

Kebutuhan untuk menjalani perawatan intensif, rasa khawatir terhadap masa depan, hingga faktor lain dapat berdampak besar pada kualitas hidup. Selain itu, penggunaan obat-obatan dan perubahan fisik, seperti ketidakseimbangan elektrolit, juga bisa memengaruhi cara seseorang berpikir dan merasakan emosi.

Dalam kondisi ini, dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat membantu orang dengan gagal ginjal untuk mengelola kesehatan mentalnya agar tetap mampu menjalani hidup dengan lebih baik.

Kapan harus menemui dokter?

Segera temui dokter jika kamu mengalami gejala atau memiliki faktor risiko penyakit ginjal.

Ada dua faktor risiko gagal ginjal.

  • Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: Misalnya riwayat keluarga, penyakit ginjal, kelahiran prematur, usia, trauma dan jenis penyakit tertentu (lupus, anemia, AIDS, hepatitis C, dll.).  

  • Faktor risiko dapat dimodifikasi: Contohnya diabetes tipe 2, hipertensi, konsumsi obat, pereda nyeri, penggunaan narkoba, dan radang ginjal.

Hal yang sama berlaku jika kamu sudah didiagnosis penyakit ginjal namun gejalanya makin memburuk atau kamu merasa tidak enak badan.

Pada penyakit ginjal kronis, tubuh sering kali masih bisa beradaptasi meski ginjal tidak bekerja optimal, sehingga gejala bisa tidak terasa. Jika kamu termasuk yang berisiko, sangat penting memeriksa fungsi ginjal secara rutin. Tanyakan kepada dokter tentang seberapa sering kamu perlu kontrol.

Segera cari pertolongan medis jika muncul gejala penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal. Kamu harus langsung menemui dokter atau ke instalasi gawat darurat di rumah sakit terdekat apabila tiba-tiba jumlah urine menurun drastis.

Referensi

"Mengenal Gagal Ginjal, Sebuah Panduan Untuk Hidup Sehat." Kementerian Kesehatan RI. Diakses September 2025.

"What is Kidney Failure?" National Institute of Diabetes & Digestive & Kidney Diseases. Diakses September 2025.

"What are the signs of kidney failure?" Medical News Today. Diakses September 2025.

Kamyar Kalantar-Zadeh et al., “Patient-centred Approaches for the Management of Unpleasant Symptoms in Kidney Disease,” Nature Reviews Nephrology 18, no. 3 (January 3, 2022): 185–98, https://doi.org/10.1038/s41581-021-00518-z.

"What Are the Symptoms of Kidney Failure?" Healthline. Diakses September 2025.

"Symptoms of Kidney Failure." Stanford Medicine. Diakses September 2025.

Haoming Pang et al., “Acute Kidney Injury-associated Delirium: A Review of Clinical and Pathophysiological Mechanisms,” Critical Care 26, no. 1 (August 27, 2022), https://doi.org/10.1186/s13054-022-04131-9.

Claudia G. Olano et al., “Uremic Encephalopathy,” StatPearls - NCBI Bookshelf, July 6, 2024, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564327/.

Ying Yang et al., “The Applicability Research of the Diagnostic Criteria for 10.2 Heamodialysis-related Headache in the International Classification of Headache Disorders-3rd Edition,” The Journal of Headache and Pain 24, no. 1 (February 28, 2023), https://doi.org/10.1186/s10194-023-01548-7.

Emily J. Steinbach and Lyndsay A. Harshman, “Impact of Chronic Kidney Disease on Brain Structure and Function,” Frontiers in Neurology 13 (February 25, 2022), https://doi.org/10.3389/fneur.2022.797503.

Maryam Malek, “Brain Consequences of Acute Kidney Injury: Focusing on the Hippocampus,” Kidney Research and Clinical Practice 37, no. 4 (December 27, 2018): 315–22, https://doi.org/10.23876/j.krcp.18.0056.

“Taste Disorders in Patients With End-stage Chronic Kidney Disease,” PubMed, June 1, 2017, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28700183/.

Editorial Team