Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Konsumsi Whey Protein Bisa Merusak Ginjal?

ilustrasi whey protein (freepik.com/freepik)
ilustrasi whey protein (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Whey protein populer di kalangan atlet dan orang yang rajin berolahraga karena membantu mempercepat pemulihan otot dan meningkatkan massa otot.
  • Konsumsi whey protein dalam jumlah sedang hingga tinggi tidak terbukti merusak ginjal orang dengan fungsi ginjal normal.
  • Orang dengan penyakit ginjal harus mengontrol asupan protein, termasuk whey protein, agar tidak memperburuk kondisi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Whey protein adalah suplemen makanan yang populer di kalangan atlet dan orang-orang yang rajin berolahraga. Banyak yang mengonsumsinya untuk membantu pembentukan dan pemulihan otot. 

Karena praktis dan efektif, whey protein sering menjadi andalan bagi mereka yang ingin mempercepat proses pemulihan setelah latihan atau meningkatkan massa otot. Namun, di balik kepopulerannya, ada kekhawatiran seputar dampaknya terhadap kesehatan ginjal.

Banyak orang bertanya-tanya, apakah konsumsi whey protein dalam jangka panjang bisa membebani atau bahkan merusak fungsi ginjal? Di sini kita akan membahasnya.

1. Apa itu whey protein?

Whey protein berasal dari susu, tepatnya dari proses pembuatan keju. Protein ini lengkap karena mengandung semua sembilan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.

Selain itu, whey protein juga mudah dan cepat diserap tubuh, sehingga digemari sebagai suplemen untuk membantu pembentukan otot.

2. Peran ginjal dalam mengolah protein

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)
ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Ginjal berfungsi menyaring limbah dari darah, termasuk limbah hasil pemecahan protein. Saat kamu mengonsumsi protein, tubuh akan memecahnya menjadi asam amino dan menghasilkan limbah nitrogen seperti urea. Ginjal bertugas membuang limbah ini lewat urine. Karena proses ini, muncul anggapan bahwa makan terlalu banyak protein bisa membebani ginjal dan merusaknya, utamanya jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang.

3. Konsumsi whey protein dan kesehatan ginjal pada orang sehat

Sejumlah penelitian telah meneliti efek diet tinggi protein, termasuk yang berasal dari whey protein, terhadap fungsi ginjal. Hasilnya, bagi orang dengan ginjal yang sehat, konsumsi protein dalam jumlah sedang hingga tinggi tidak terbukti merusak ginjal.

Penelitian bahkan menunjukkan bahwa diet tinggi protein tidak berdampak buruk pada fungsi ginjal para atlet yang rutin menggunakan suplemen (Nutrition & Metabolism, 2025).

4. Efek samping yang mungkin timbul

ilustrasi whey protein (unsplash.com/LyfeFuel)
ilustrasi whey protein (unsplash.com/LyfeFuel)

Meski secara umum aman, tetapi mengonsumsi whey protein dalam jumlah besar bisa menyebabkan efek samping, seperti perut kembung, sering buang air besar, gas, kram, atau mual. Namun, ini lebih berkaitan dengan saluran pencernaan, bukan ginjal.

Mengonsumsi protein jauh di atas kebutuhan harian memang bisa membuat ginjal bekerja lebih keras, tetapi belum ada bukti bahwa ini merusak ginjal orang yang sehat.

5. Risiko pada orang dengan masalah ginjal

Whey protein memang tidak terbukti berdampak buruk pada ginjal orang yang sehat, tetapi lain halnya jika orang tersebut sudah memiliki masalah ginjal, seperti penyakit ginjal kronis.

Pada kondisi tersebut, ginjal sudah kesulitan bekerja normal. Menambah beban dengan konsumsi protein tinggi, termasuk whey protein, bisa mempercepat kerusakan ginjal. Karena itu, orang dengan masalah ginjal harus berhati-hati dan sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi suplemen protein.

6. Berbahayakah konsumsi whey protein berlebihan dalam jangka panjang?

ilustrasi suplemen workout (freepik.com/drobotdean)
ilustrasi suplemen workout (freepik.com/drobotdean)

Meski belum ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa whey protein menyebabkan kerusakan ginjal pada orang sehat, tetapi beberapa ahli menyarankan agar kamu tidak mengonsumsinya secara berlebihan dan terus-menerus.

Terlalu banyak protein dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko batu ginjal, terutama jika asupan cairan juga kurang. Namun, sekali lagi, risiko ini lebih mungkin terjadi pada orang dengan kondisi medis tertentu atau yang mengonsumsi protein dalam jumlah ekstrem.

7. Tips aman mengonsumsi whey protein

Berikut ini strategi mengonsumsi whey protein agar tidak membahayakan kesehatan:

  • Patuhi kebutuhan harian: Rata-rata orang dewasa membutuhkan 0,8–1,6 gram protein per kilogram berat badan per hari, tergantung aktivitas fisik. Suplemen whey protein sebaiknya hanya digunakan untuk melengkapi, bukan melebihi jauh kebutuhan ini.
  • Perhatikan riwayat kesehatan: Jika kamu atau keluargamu punya riwayat masalah ginjal, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter.
  • Jaga hidrasi: Minum air putih yang cukup penting untuk membantu ginjal membuang sisa metabolisme protein.
  • Pilih produk berkualitas: Gunakan whey protein dari merek terpercaya dan hindari produk dengan banyak gula atau bahan tambahan yang tidak perlu.

Bagi orang yang sehat, konsumsi whey protein dalam batas wajar tidak merusak ginjal. Risiko baru muncul pada mereka yang sudah memiliki gangguan ginjal, yang mana asupan protein harus dikontrol dengan ketat. Seperti halnya suplemen lainnya, kuncinya adalah tidak berlebihan dan menyesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.

Referensi 

Martin, W. F., Armstrong, L. E., & Rodriguez, N. R. (2005). "Dietary protein intake and renal function." Nutrition & Metabolism, 2(1). https://doi.org/10.1186/1743-7075-2-25
"Long-term consumption of whey protein on kidney function in healthy adults." Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism. Diakses April 2025.
"Whey Protein Side Effects." Healthline. Diakses April 2025. 
"Does Whey Protein Cause Kidney Damage?" Livestrong. Diakses April 2025. 
"Why Is Whey Protein Harmful?" MedicineNet. Diakses April 2025. 
"Health Benefits of Whey Protein." WebMD. Diakses April 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us