Penyakit Ginjal Kronis: Fakta, Gejala, Pengobatan, dan Bahayanya

- Ginjal bekerja tanpa henti, menyaring limbah alami dan kelebihan air dari darah, membantu pembentukan sel darah merah, menjaga keseimbangan mineral, mengatur tekanan darah.
- Penyakit ginjal kronis adalah kondisi ketika ginjal mulai rusak dan fungsinya menurun selama berbulan-bulan.
- Penyakit ginjal kronis berkembang sangat perlahan dan hampir tanpa gejala pada tahap awal. Banyak orang baru menyadari setelah kerusakan sudah cukup jauh.
Ginjal adalah organ kecil yang bekerja tanpa henti, tetapi perannya begitu besar bagi tubuh. Setiap hari, ginjal membantu menjaga keseimbangan tubuh dengan cara-cara penting. Mereka menyaring limbah alami dan kelebihan air dari darah, membantu pembentukan sel darah merah, menjaga keseimbangan mineral, mengatur tekanan darah, hingga berperan dalam menjaga kesehatan tulang.
Namun, ketika ginjal mulai rusak dan fungsinya menurun selama berbulan-bulan, kondisi ini disebut penyakit ginjal kronis/PGK (chronic kidney disease/CKD). Pada tahap ini, ginjal kesulitan menjalankan tugasnya dengan baik. Tidak hanya itu, PGK juga meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung dan stroke.
Yang mengkhawatirkan, penyakit ini berkembang sangat perlahan dan hampir tanpa gejala pada tahap awal. Banyak orang baru menyadari setelah kerusakan sudah cukup jauh. Karena itulah, memahami peran ginjal dan menjaga kesehatannya sejak dini sangat penting.
Tahapan penyakit
Tahapan PGK ditentukan dari seberapa cepat ginjal mampu menyaring darah. Setiap harinya, ginjal menjaga keseimbangan tubuh dengan mengatur kadar air, garam, dan mineral penting seperti natrium, kalsium, serta kalium—semua itu dilakukan lewat proses penyaringan limbah dan cairan berlebih dari darah.
Proses ini berlangsung di unit kecil penyaring dalam ginjal yang disebut nefron. Di dalam setiap nefron ada glomerulus, yang bertugas menyaring darah, dan tubulus, yang membuang limbah lalu mengembalikan zat-zat penting ke aliran darah.
Kecepatan darah melewati struktur ini disebut laju filtrasi glomerulus (GFR), dinyatakan dalam mililiter per menit (ml/menit). Bila ginjal mengalami kerusakan, angka GFR akan menurun.
Mengukur GFR secara langsung cukup sulit, sehingga biasanya digunakan perhitungan perkiraan atau eGFR. Tes ini dimulai dengan mengukur kadar kreatinin (produk limbah alami dari otot) dalam darah, lalu hasilnya dimasukkan ke dalam rumus bersama faktor usia, jenis kelamin, dan ukuran tubuh.
Selain itu, ada juga pemeriksaan lain berupa rasio albumin-kreatinin urine. Jika kadar protein (albumin) dalam urine tinggi, itu bisa menandakan adanya kerusakan ginjal meskipun laju penyaringan masih terlihat normal.
Tahapan PGK berdasarkan eGFR
Stadium 1: Kerusakan ginjal ringan, eGFR ≥90 ml/menit.
Stadium 2: Kerusakan ringan, eGFR 60–89 ml/menit.
Stadium 3a: Kerusakan sedang, eGFR 45–59 ml/menit (ini stadium yang paling sering ditemukan).
Stadium 3b: Kerusakan sedang, eGFR 30–44 ml/menit.
Stadium 4: Kerusakan berat, eGFR 15–29 ml/menit.
Stadium 5: Gagal ginjal, eGFR <15 ml/menit, ginjal hampir atau sama sekali tidak berfungsi.
Pada stadium 5, kondisi ini dikenal juga sebagai gagal ginjal tahap akhir (end-stage renal disease/ESRD). Di titik ini, pasien akan butuh dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.
Namun, penting diingat, tidak semua PGK berkembang hingga stadium akhir. Dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan perubahan gaya hidup, kerusakan ginjal bisa diperlambat bahkan distabilkan.
Gejala penyakit ginjal kronis
Pada tahap awal, gejala PGK sering kali mirip dengan penyakit lain. Bahkan, kadang inilah satu-satunya tanda ada masalah pada ginjal.
Gejala awal dapat berupa:
Hilang nafsu makan.
Mudah lelah atau merasa tidak enak badan secara umum.
Sakit kepala.
Gatal-gatal (pruritus) dan kulit kering.
Mual.
Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Gejala saat fungsi ginjal memburuk
Ketika fungsi ginjal makin menurun, gejala yang muncul bisa makin jelas, antara lain:
Warna kulit tampak sangat gelap atau pucat tidak normal.
Nyeri tulang.
Mudah mengantuk, sulit konsentrasi, atau pikiran terasa “kabur”.
Mati rasa di tangan dan kaki.
Otot berkedut atau kram.
Bau napas tidak sedap.
Mudah memar atau terdapat darah pada tinja.
Rasa haus berlebihan.
Sering cegukan.
Gangguan fungsi seksual.
Menstruasi berhenti (amenore).
Sesak napas.
Gangguan tidur.
Pembengkakan pada tangan dan kaki.
Muntah.
Penyebab penyakit ginjal kronis

Siapa pun bisa mengalami PGK, usia berapa pun. Namun, ada kelompok orang yang risikonya lebih tinggi. Faktor risiko PGK yang paling umum meliputi:
Diabetes.
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Penyakit jantung dan/atau gagal jantung.
Obesitas.
Usia di atas 60 tahun.
Riwayat keluarga dengan PGK atau gagal ginjal.
Riwayat pribadi pernah mengalami gagal ginjal akut.
Merokok atau menggunakan produk tembakau.
Bagi kebanyakan orang, PGK tidak hanya disebabkan oleh satu hal, melainkan hasil gabungan dari banyak faktor—mulai dari kondisi fisik, lingkungan, hingga sosial. Yang berbahaya, PGK biasanya berkembang diam-diam tanpa gejala jelas di awal. Karena itu, deteksi dini sangat penting. Mengenali faktor risiko membantu memahami seberapa besar kemungkinan terkena PGK dan kapan perlu periksa ke dokter.
Penyebab lain penyakit ginjal kronis
Selain faktor risiko di atas, PGK juga bisa muncul akibat kondisi atau penyakit tertentu, antara lain:
Penyakit glomerulus, seperti glomerulonefritis, nefropati IgA (IgAN), atau nefropati akibat HIV.
Kondisi bawaan/genetik, misalnya penyakit ginjal polikistik.
Penyakit autoimun, seperti lupus (nefritis lupus).
Infeksi berat, seperti sepsis atau sindrom hemolitik uremik.
Penyebab lain: kanker ginjal, batu ginjal, infeksi saluran kemih (ISK) yang sering tidak diobati atau berlangsung lama, hidronefrosis, hingga kelainan ginjal atau saluran kemih sejak lahir.
Diagnosis penyakit ginjal kronis
Karena ginjal yang bermasalah sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, jadi pemeriksaan menjadi kunci untuk mendeteksi PGK. Cara paling umum adalah melalui tes darah dan urine.
Tes darah biasanya mengukur kadar zat tertentu, misalnya kreatinin, yang bisa menumpuk bila ginjal tidak bekerja dengan baik. Sementara itu, tes urine dapat menunjukkan adanya protein atau zat lain yang seharusnya tidak keluar lewat urine. Kadar yang tinggi pada pemeriksaan ini menjadi tanda bahwa fungsi ginjal mulai terganggu.
Bagi orang dengan risiko tinggi—seperti pasien hipertensi atau diabetes—dokter biasanya menyarankan pemeriksaan rutin. Tujuannya agar PGK bisa terdeteksi pada tahap awal, saat kerusakan ginjal masih bisa diperlambat atau distabilkan.
Hasil dari tes darah dan urine inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan stadium PGK. Angka ini mencerminkan tingkat kerusakan ginjal. Makin tinggi stadiumnya, makin serius kondisi penyakit ginjal yang dialami.
Pengobatan penyakit ginjal kronis
Mengendalikan tekanan darah adalah salah satu cara terpenting untuk memperlambat kerusakan ginjal. Dokter biasanya meresepkan obat seperti ACE inhibitor atau ARB (angiotensin receptor blocker), dengan target menjaga tekanan darah tidak lebih dari 130/80 mmHg.
Namun, obat saja tidak cukup. Perubahan gaya hidup berperan besar dalam melindungi ginjal sekaligus mencegah penyakit jantung dan stroke. Ini langkah-langkah yang bisa dilakukan:
Berhenti merokok.
Mengonsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol.
Rutin berolahraga (dengan arahan dokter sebelum memulai).
Mengonsumsi obat penurun kolesterol bila diperlukan.
Menjaga kadar gula darah tetap terkendali.
Mengurangi asupan garam dan kalium.
Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat bebas, termasuk vitamin, herbal, atau suplemen.
Selain itu, ada pengobatan tambahan yang sering direkomendasikan, misalnya obat pengikat fosfat untuk mencegah kadar fosfor terlalu tinggi, tambahan asupan zat besi, dan suntikan eritropoietin untuk mengatasi anemia, serta kalsium dan vitamin D dengan pengawasan dokter.
Banyak pasien PGK juga perlu menjalani pola makan khusus, seperti:
Membatasi cairan.
Mengurangi konsumsi protein.
Menghindari makanan tinggi fosfor dan elektrolit tertentu.
Menjaga asupan kalori cukup agar berat badan tidak menurun drastis.
Selain perawatan medis dan pola makan, vaksinasi juga sangat penting. Beberapa vaksin yang dianjurkan meliputi:
Vaksin hepatitis A dan B.
Vaksin flu.
Vaksin pneumokokus.
Vaksin COVID-19.
Terlihat banyak, ya? Namun, intinya cukup sederhana, kok: mengelola tekanan darah, menerapkan gaya hidup sehat, mengikuti pola makan yang sesuai, dan menjaga imunitas dengan vaksin. Dengan itu semua, pasien PGK bisa tetap menjaga kualitas hidup sekaligus memperlambat kerusakan ginjal.
Saat ini, belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan PGK. Apakah penyakit ini berkembang menjadi gagal ginjal tahap akhir dan seberapa cepat perjalanannya sangat bergantung pada penyebab kerusakan ginjal serta seberapa baik kamu merawat diri.
Gagal ginjal adalah tahap terakhir PGK, ketika ginjal sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh. Pada kondisi ini, dokter biasanya akan mulai membicarakan tentang dialisis atau cuci darah, prosedur untuk membuang limbah dari darah ketika ginjal tidak lagi bisa melakukannya.
Umumnya, kamu baru memulai dialisis ketika fungsi ginjal tersisa hanya sekitar 10–15 persen. Bahkan, pasien yang sedang menunggu transplantasi ginjal pun sering kali tetap membutuhkan dialisis sebagai penopang sementara sampai ginjal baru tersedia.
Komplikasi yang bisa terjadi
Seiring PGK memburuk, risikonya tidak berhenti hanya pada penurunan fungsi ginjal. Tubuh mulai menghadapi berbagai komplikasi serius yang bisa memengaruhi organ lain. Beberapa di antaranya adalah:
Penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke, yang menjadi komplikasi paling sering.
Tekanan darah tinggi, yang bukan hanya akibat, tetapi juga dapat memperparah kerusakan ginjal.
Anemia, kondisi ketika jumlah sel darah merah menurun, membuat tubuh cepat lelah dan lemah.
Asidosis metabolik, penumpukan asam dalam darah yang mengganggu keseimbangan tubuh.
Gangguan mineral dan tulang, ketidakseimbangan kalsium dan fosfor dalam darah dapat melemahkan tulang sekaligus meningkatkan risiko penyakit jantung.
Hiperkalemia, kadar kalium terlalu tinggi dalam darah yang bisa membahayakan jantung.
Gagal ginjal, tahap akhir ketika ginjal hampir atau sepenuhnya berhenti berfungsi.
Yang menarik, beberapa komplikasi seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi bukan hanya akibat PGK, tetapi juga bisa menjadi penyebab awal atau faktor yang mempercepat kerusakan ginjal. Dengan kata lain, ini adalah lingkaran berbahaya yang saling memengaruhi.
Cara mencegah penyakit ginjal kronis

Apakah penyakit ginjal bisa dicegah? Jawabannya sebagian besar bisa, terutama jika kamu menjaga kesehatan sejak dini.
Langkah awal yang penting adalah rutin memeriksakan diri ke dokter sepanjang hidup. Mereka yang masuk kategori risiko tinggi biasanya dianjurkan menjalani tes berkala, agar PGK bisa terdeteksi sedini mungkin sebelum kerusakan makin parah.
Selain pemeriksaan rutin, ada beberapa cara sederhana namun penting untuk melindungi ginjal, contohnya:
Kendalikan tekanan darah agar tetap stabil.
Jaga kadar gula darah jika hidup dengan diabetes.
Konsumsi makanan seimbang dengan gizi lengkap.
Berhenti merokok atau penggunaan produk tembakau.
Bergerak aktif minimal 30 menit setidaknya lima hari dalam seminggu.
Pertahankan berat badan sehat.
Gunakan obat pereda nyeri bebas sesuai aturan. Penggunaan berlebihan bisa merusak ginjal.
Batasi konsumsi alkohol.
Didiagnosis dengan PGK bukanlah kabar yang ingin didengar siapa pun. Bukan cuma karena perawatannya berlangsung seumur hidup, tetapi juga karena butuh kesabaran dan konsistensi. Namun, selalu ingat bawa PGK bisa dikelola. Banyak orang tetap bisa menjalani hidup bertahun-tahun meski hidup dengan kondisi ini.
Kuncinya, bekerja sama dengan dokter sebaik mungkin. Libatkan keluarga dan teman sebagai sumber dukungan, karena perjalanan ini jauh lebih ringan bila dijalani bersama. Ada pula kelompok dukungan yang bisa menjadi tempat berbagi cerita dengan sesama pasien PGK.
Pada akhirnya, menghadapi PGK bukan hanya soal obat dan terapi, tetapi juga soal menemukan kekuatan dari dukungan orang-orang terdekat agar langkah menuju perawatan terasa lebih ringan.
Referensi
"Chronic Kidney Disease (CKD)." National Kidney Foundation. Diakses Agustus 2025.
"Stages of Chronic Kidney Disease." WebMD. Diakses Agustus 2025.
"Chronic kidney disease." MedlinePlus. Diakses Agustus 2025.
"Chronic Kidney Disease." Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2025.
"What is chronic kidney disease (CKD)?" Kidney Research UK. Diakses Agustus 2025.