Apa pun yang merusak dinding pembuluh darah dapat menyebabkan pendarahan. Untuk ruptur (pecah) ringan, tubuh bisa membuat gumpalan atau sumbat yang terbuat dari protein dan sel darah merah untuk menutup jaringan yang rusak dan menghentikan pendarahan.
Akan tetapi, cedera yang signifikan tidak bisa dihentikan oleh gumpalan, yang berarti pembuluh darah terus memompa darah ke ruang atau organ di sekitarnya.
Karena banyak kasus perdarahan internal terjadi akibat cedera atau trauma tertentu, penyebabnya mungkin mudah diidentifikasi. Namun, pendarahan juga bisa disebabkan oleh faktor yang melemahkan dinding pembuluh darah seiring waktu atau mengganggu proses pembekuan. Faktor-faktor ini termasuk kondisi medis tertentu, obat-obatan, dan gaya hidup.
Penyebab potensial dan faktor risiko perdarahan internal ringan hingga sedang meliputi:
Cedera ringan.
Tekanan darah tinggi kronis atau jangka panjang.
Menggunakan obat pengencer darah.
Kondisi pembekuan genetik.
Penggunaan obat kortikosteroid.
Penggunaan antibiotik.
Penggunaan antidepresan.
Diabetes atau kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Dehidrasi jangka panjang.
Merokok.
Mengonsumsi alkohol yang berlebihan atau kronis.
Penggunaan obat-obatan terlarang.
Penggunaan obat stimulan, seperti pil diet.
Penggunaan obat anti pembekuan darah.
Stroke atau serangan jantung.
Kondisi hati, ginjal, atau limpa.
Kanker.
Trombosis vena dalam (DVT).
Kondisi pencernaan.
Kondisi gastrointestinal yang dapat menyebabkan perdarahan internal termasuk gastroenteritis, kolitis ulseratif, penyakit Crohn, penyakit celiac, penyakit radang usus, dan sindrom iritasi usus besar.
Penyebab potensial pendarahan hebat atau tiba-tiba meliputi:
Cedera traumatis dari peristiwa seperti kecelakaan mobil, luka tembak, luka tusuk, jatuh, ledakan, dan luka hancur.
Emboli (benda yang terperangkap dalam pembuluh darah dan mengurangi aliran darah).
Patah tulang
Aneurisme (tonjolan yang terbentuk di pembuluh darah).
Operasi.
Kehamilan ektopik, kondisi ketika janin berkembang di luar rahim.