Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Merasa pusing saat beranjak dari duduk? Waspada, ya!

Pernahkah kamu merasa pusing saat beranjak terlalu cepat dari posisi duduk atau berbaring? Bila pernah, kamu perlu waspada karena kemungkinan ini adalah gejala dari hipotensi ortostatik atau orthostatic hypotension

Bisa dialami siapa saja, berikut ini fakta medis seputar penyebab, gejala, dan pengobatan hipotensi ortostatik yang perlu kamu ketahui.

1. Apa itu hipotensi ortostatik?

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dilansir Mayo Clinic, hipotensi postural atau hipotensi ortostatik adalah kondisi penurunan tekanan darah yang terjadi saat seseorang beranjak atau berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Kondisi ini bisa membuat seseorang merasa pusing, bahkan pingsan.

Biasanya, pusing akibat perubahan posisi ini hanya terjadi sebentar. Namun, jika berlangsung lama, kamu mesti waspada karena hal tersebut bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

2. Tekanan darah pada hipotensi ortostatik

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pengukuran tekanan darah (pexels.com/Mikail Nilov)

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa atau mmHg dan meliputi dua pengukuran, yaitu sistolik (tekanan darah pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdenyut) dan diastolik (tekanan darah pada pembuluh darah arteri di antara denyut jantung).

Tekanan darah yang normal berkisar 120/80 mmHg, sedangkan hipotensi berada di bawah 90/60 mmHg. Dilansir Cleveland Clinic, seseorang memiliki hipotensi ortostatik jika tekanan darah turun lebih dari 20 mmHg untuk sistolik dan 10 mmHg untuk diastolik setelah 3 menit berdiri.

Baca Juga: Tekanan Darah Normal Sesuai Usia yang Wajib Diketahui

3. Tanda dan gejala

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanMerasa pusing saat berdiri menjadi gejala hipotensi ortostatik. (pixabay.com/RobinHiggins)

Gejala hipotensi ortostatik yang paling umum yaitu pusing saat berdiri terlalu cepat setelah duduk atau berbaring. Biasanya, gejala berlangsung dalam beberapa menit. Selain pusing, gejala lainnya yang bisa muncul yaitu:

  • Pandangan kabur.
  • Merasa lelah.
  • Kebingungan.
  • Mual.
  • Pingsan.

4. Penyebab dan faktor risiko hipotensi ortostatik

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pusing saat beranjak dari berbaring (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat berdiri, gravitasi menyebabkan darah berkumpul di kaki dan perut. Hal ini menurunkan tekanan darah karena darah yang bersirkulasi kembali ke jantung menjadi lebih sedikit. Jantung kemudian akan memompa darah lebih banyak untuk menstabilkan tekanan darah.

Hipotensi ortostatik terjadi ketika sesuatu hal mengganggu proses alami tubuh untuk mengembalikan tekanan darah yang turun.

Siapa pun bisa mengalami hipertensi ortostatik. Kondisi ini jadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia.

Selain itu, dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami hipotensi ortostatik, yaitu bila memiliki kondisi berikut ini:

  • Anemia atau defisiensi vitamin B12.
  • Dehidrasi akibat diare, muntah-muntah, atau diuretik.
  • Masalah endokrin seperti diabetes, penyakit tiroid, dan penyakit Addison.
  • Kondisi medis pada jantung seperti aritmia dan penyakit katup jantung.
  • Pengobatan untuk tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, dan depresi.
  • Masalah neurologis seperti penyakit Parkinson dan demensia.
  • Kehamilan, khususnya selama 24 minggu pertama kehamilan.
  • Imobilitas berkepanjangan akibat penyakit, termasuk tirah baring (bed rest) selama kehamilan.
  • Usia 65 tahun atau lebih. Menurut sebuah studi dalam jurnal Expert Review of Cardiovascular Therapy tahun 2015, diperkirakan hipotensi ortostatik terjadi pada sekitar 18 persen laki-laki dan perempuan berusia 65 tahun atau lebih di Amerika Serikat.
  • Berada di lingkungan dengan suhu yang panas.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi gejala nyeri dada (freepik.com/KamranAydinov)

Hipotensi ortostatik yang terjadi terus-menerus bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada usia yang lebih tua. Berikut ini risiko komplikasi yang mesti diwaspadai:

  • Cedera serius akibat terjatuh atau kehilangan kesadaran.
  • Perubahan tekanan darah saat berdiri dan duduk akibat hipotensi ortostatik bisa jadi faktor risiko stroke akibat berkurangnya suplai darah ke otak.
  • Hipotensi ortostatik juga bisa menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular dan komplikasi, seperti nyeri dada, gagal jantung, dan masalah irama jantung.

6. Diagnosis

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Untuk diagnosis, dokter akan memeriksa tekanan darah saat duduk, berbaring, dan berdiri. Pasien juga mungkin perlu melakukan satu atau lebih dari tes berikut ini:

  • Tes darah untuk memeriksa kondisi seperti diabetes dan anemia.
  • Ekokardiogram (gema) untuk memeriksa tindakan pemompaan jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk menguji perubahan irama jantung.
  • Latihan tes stres untuk mengukur detak jantung selama aktivitas fisik.
  • Perangkat EKG portabel (monitor Holter) untuk mengukur irama jantung.
  • Tilt table test atau tes kemiringan tegak lurus untuk mengukur tekanan darah, detak jantung, dan irama jantung dengan aman saat pasien berbaring di atas meja yang bergerak dari horizontal ke vertikal. Ini juga bertujuan untuk mengevaluasi penyebab pingsan yang sulit dijelaskan.

7. Pengobatan

Hipotensi Ortostatik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan hipotensi ortostatik bertujuan untuk mengembalikan tekanan darah normal. Umumnya, pengobatan mencakup peningkatan volume darah, mengurangi pengumpulan darah di kaki bagian bawah, dan membantu pembuluh darah untuk mendorong darah ke seluruh tubuh.

Untuk kasus yang ringan, perawatan yang paling sederhana yaitu dengan duduk atau berbaring segera setelah merasa pusing saat berdiri. Jika hipotensi disebabkan oleh obat-obatan, lebih baik konsultasikan ke dokter.

Di samping itu, cara lainnya yang bisa dilakukan adalah:

  • Mengubah gaya hidup, seperti minum cukup air, hindari minuman beralkohol, hindari suhu yang terlalu panas, berbaring dengan posisi kepala yang sedikit lebih tinggi.
  • Menggunakan compression stocking. Hal ini dapat membantu mengurangi penumpukan darah di kaki dan mengurangi gejala.
  • Obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatasi hipotensi ortostatik.

Sudah paham akan hipotensi ortostatik, ya? Saat hendak berdiri dari posisi duduk atau berbaring, sebaiknya lakukan secara perlahan. Selain itu, penting untuk menjaga tekanan darah normal dengan menerapkan gaya hidup yang sehat.

Baca Juga: 7 Penyebab Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi Secara Umum

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya