Kenali Somnabulisme, Tidur Berjalan yang Terjadi pada Anak

Ada penjelasan ilmiahnya, kok 

Somnabulisme atau sleep walking merupakan gangguan yang ditandai dengan aktivitas berjalan atau melakukan kegiatan lain ketika tengah tertidur. Sekitar 18 persen anak-anak mengalami somnabulisme dalam hidup mereka.

Dilansir dari Healthline dan Mayo Clinic, sebagian besar somnabulisme tidak dikaitkan dengan masalah psikologis atau emosional. Somnabulisme akan hilang dengan sendirinya ketika sudah beranjak remaja atau sudah pubertas.

1. Penyebab somnabulisme tak jauh-jauh dari genetik

Kenali Somnabulisme, Tidur Berjalan yang Terjadi pada AnakUnsplash.com/Simon Berger

Somnabulisme diduga terjadi karena faktor keturunan atau genetik dengan perolehan persentase sebanyak 80 persen. Dalam beberapa kasus obat-obatan tertentu seperti zolpidem dapat menyebabkan sleep walking.

Kurang tidur atau kelelahan ekstrem, migran, cidera kepala, perubahan dalam lingkungan tidur juga bisa menjadi penyebab somnabulisme. Sementara itu, somnabulisme juga dapat menjadi tanda dari kondisi medis lain seperti sindrom kaki gelisah, sleep apnea, dan penyakit refluks gastroesofagel.

2. Gejala somnabulisme umumnya terjadi pada anak-anak

Kenali Somnabulisme, Tidur Berjalan yang Terjadi pada AnakUnsplash.com/Annie Spratt

Anak-anak sekitar usia 4 sampai 8 tahun memiliki persentase besar mengalami somnabulisme. Gejala yang ditimbulkan bervariasi setiap individu.

Kemungkinan besar somnabulisme terjadi satu atau dua jam setelah tidur dan tanpa melewati tahap non-rapid eye movement (NREM). Mereka mungkin akan menunjukkan gejala berjalan dengan tenang di sekitar kamar, berlari atau mencoba melarikan diri, menjadi susah bangun, berbicara saat tidur, tidak menanggapi pertanyaan, dan tidak ingat ketika mereka melakukan aktivitas tidur sambil berjalan.

Baca Juga: 6 Langkah Penanganan Disleksia, Gangguan Belajar pada Anak

3. Diagnosis somnabulisme menurut anjuran medis

Kenali Somnabulisme, Tidur Berjalan yang Terjadi pada AnakUnsplash.com/Annie Spratt

Somnabulisme umumnya mudah didiagnosis. Dokter akan bertanya untuk evaluasi terkait riwayat kesehatan dan gejala sleep walking.

Beberapa tes khusus mungkin akan direkomendasikan untuk mengetahui kondisi medis yang berhubungan dengan somnabulisme. Tes yang digunakan yakni meliputi pemeriksaan fisik untuk identifikasi segala kondisi pasien, sleep study polisomnografi, dan elektroensefalografi (EEG).

Dengan polisomnografi seseorang akan menghabiskan malam di laboratorium tidur. Di sana para pekerja medis akan melakukan pengamatan seperti detak jantung, tingkat oksigen dalam darah, gelombang otak, dan gerakan ketika tidur.

Sedangkan EEG merupakan tes yang jarang dilakukan dan biasa dilakukan jika dokter mencurigai ada kondisi serius terkait aktivitas tidur.

4. Perawatan untuk meminimalisir somnabulisme dengan mengubah gaya hidup

Kenali Somnabulisme, Tidur Berjalan yang Terjadi pada AnakPexels.com/Andrea Piacquadio

Somnabulisme dapat menyebabkan seseorang mengalami cidera atau jatuh akibat aktivitasnya ketika tidur sehingga perlu perawatan. Mengubah kebiasan gaya hidup lebih sehat dapat dilakukan dengan tidur sesuai jadwal, kondisi relaks, menghentikan konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memicu somnabulisme, hingga terapi alternatif hipnosis dapat dilakukan.

Meminta bantuan kepada ahli profesional kesehatan mental untuk terapi dan konseling dirasa dapat menjadi alternatif pengobatan somnabulisme. Dengan terapi dan konseling, seseorang akan mendapat saran terkait peningkatan kualitas tidur, manajemen stres, relaksasi dan self-hypnosis.

5. Pandangan terkait fenomena somnabulisme

Kenali Somnabulisme, Tidur Berjalan yang Terjadi pada AnakPexels.com/Elly Fairytale

Baca Juga: Bukan Bodoh, 7 Penyebab Gangguan Belajar Pada Anak

Ketika orang tua atau anggota keluarga lain yang melihat aktivitas sleep walking anak, disarankan untuk tidak membangunkannya. Orang tua dapat mengarahkan anak secara lembut kembali ke tempat tidur.

Selain itu, tindakan berjaga-jaga seperti menjauhkan benda berbahaya dari lingkungan anak, mengunci jendela dan pintu, menyarankan anak tidur di lantai dasar rumah, serta memasang tirai tebal dapat diterapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Somnabulisme atau sleep walking umumnya tidak berbahaya namun perlu waspada jika intensitas kian meningkat, kenali juga lima tanda-tanda ini. Cidera merupakan hal yang dikhawatirkan menimpa anak ketika mereka beraktivitas saat tertidur, orang tua dapat berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui penanganan efektif somnabulisme.

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya