Banyak orang mengandalkan multivitamin sebagai suplemen makanan, termasuk untuk membantu menurunkan tekanan darah. Namun, riset baru dari tim peneliti dari Mass General Brigham menemukan bahwa konsumsi multivitamin harian tidak memberikan manfaat besar untuk tekanan darah pada populasi lansia secara keseluruhan. Jadi, jika kamu berharap pil ini bisa menjadi pengganti pola makan sehat atau strategi pencegahan hipertensi, hasilnya belum tentu sesuai ekspektasi.
Meski begitu, ketika para peneliti menggali data lebih dalam, mereka menemukan sesuatu yang menarik. Multivitamin justru memberi manfaat kecil tetapi bermakna pada kelompok tertentu, yakni mereka yang memiliki kualitas diet lebih buruk atau yang memulai penelitian dengan tekanan darah normal. Artinya, efek multivitamin tidak merata; manfaatnya lebih terasa pada tubuh yang memang membutuhkannya.
Riset ini menggunakan data dari COcoa Supplement and Multivitamin Outcomes Study (COSMOS), uji klinis besar yang menelaah apakah ekstrak kakao dan suplemen multivitamin dapat memengaruhi kesehatan lansia. Dalam analisis ini, para peneliti menyoroti 8.905 peserta yang tidak memiliki hipertensi ketika penelitian dimulai. Mereka kemudian diberi Centrum Silver atau plasebo setiap hari selama median 3,4 tahun.
Hasilnya, secara keseluruhan tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok multivitamin dan plasebo terkait risiko hipertensi. Namun, ketika peserta dengan kualitas pola makan lebih rendah—berdasarkan skor Alternative Healthy Eating Index (AHEI) dan Alternate Mediterranean Diet (aMED)—diteliti terpisah, barulah efeknya terlihat. Pada kelompok ini, multivitamin membantu menurunkan risiko hipertensi secara moderat.
“Multivitamin mungkin tidak menjadi solusi universal untuk tekanan darah, tetapi bisa membantu kelompok tertentu yang asupan nutrisinya memang kurang optimal,” kata Howard Sesso, ScD, MPH, penulis senior studi tersebut dalam sebuah rilis.
