Para peneliti dari Endeavor Health dan Northwestern University, Amerika Serikat (AS), menciptakan sebuah alat berbasis akal imitasi (AI/artificial intelligence) yang dirancang untuk membantu dokter mengenali sebuah sindrom pernapasan berbahaya, yaitu acute respiratory distress syndrome (ARDS), yang sering tidak terdiagnosis tepat waktu, padahal bisa berakibat fatal. Alat ini telah diuji pada rekam medis pasien lama dengan tingkat akurasi 93 persen, dan segera akan diuji langsung pada pasien di Endeavor.
ARDS terjadi ketika paru-paru meradang parah, lebih parah daripada infeksi paru biasa. Peradangan ini merusak jaringan, membuat cairan merembes masuk ke kantong udara di paru-paru. Akibatnya, oksigen gagal masuk ke aliran darah. Banyak dokter menyebut kondisi ini seperti “tenggelam di daratan”, yang di mana sistem kekebalan tubuh sendiri yang membanjiri paru-paru dengan cairan.
Bahaya ARDS sangat nyata. Tercatat hingga 46 persen pasien meninggal karena kondisi ini. Bagi yang selamat, mereka bisa mengalami kerusakan jangka panjang, mulai dari jaringan parut permanen di paru-paru hingga gangguan kognitif akibat kekurangan oksigen. Pemicu ARDS bisa bermacam-macam, tetapi paling sering muncul pada pasien kritis dengan sepsis, pneumonia, atau bahkan COVID-19. ARDS lebih umum terjadi pada pasien kritis dan pasien Unit Perawatan Intensif (ICU).
“Sebagai dokter ICU, dokter sibuk merawat pasien, dan sulit untuk memilah semua data yang dibutuhkan demi membuat diagnosis,” ujar Dr. Curtis Weiss, seorang pulmonolog di Endeavor Health sekaligus Co-Director Critical Care Medicine, salah satu penulis makalah ini. “Di situlah peran AI dan machine learning. Kami percaya program ini bisa membantu menutup celah itu, menjadi lapisan pengaman tambahan bagi dokter dan pasien," mengutip laman resmi Endeavor Health.
AI yang dikembangkan bukanlah jenis generatif seperti ChatGPT. AI yang dimaksud tidak menciptakan informasi baru, melainkan menyaring data medis pasien—seperti hasil laboratorium dan pencitraan—untuk menemukan pola yang mengarah pada ARDS. Tujuannya bukan menggantikan dokter, melainkan memberi sinyal awal agar dokter melihat kemungkinan ARDS lebih cepat.