Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kehilangan penglihatan atau penglihatan buram (unsplash.com/Jason Hawke 🇨🇦)
ilustrasi kehilangan penglihatan atau penglihatan buram (unsplash.com/Jason Hawke 🇨🇦)

Intinya sih...

  • Katarak adalah penyebab umum kehilangan penglihatan, retapi bisa diobati dengan operasi.

  • Retinopati diabetik dan degenerasi makula terkait usia adalah penyebab lainnya yang membutuhkan penanganan medis dan perubahan gaya hidup.

  • Kesalahan refraksi, retinitis pigmentosa, glaukoma, migrain, kanker mata, ablasio retina, dan neuritis optik juga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayangkan warna tak lagi sejelas dulu, tulisan mulai samar, dan wajah orang tercinta terlihat seperti bayangan, dan masalah penglihatan lainnya. Bagi jutaan orang di dunia, kehilangan penglihatan atau gangguan penglihatan (vision loss) bukan sekadar tantangan fisik, tetapi juga pengalaman emosional yang dalam. Ini bisa datang tiba-tiba atau berkembang perlahan, dipicu oleh berbagai kondisi medis seperti glaukoma, diabetes, degenerasi makula, atau bahkan cedera.

Kehilangan penglihatan tidak selalu berarti kebutaan total. Ini bisa berupa penurunan kemampuan melihat secara bertahap, penglihatan kabur, atau kehilangan penglihatan di bagian tertentu dari lapang pandang.

Beberapa jenis kehilangan penglihatan dapat dicegah dan/atau diobati saat terdeteksi dini. Inilah hal-hal yang perlu kamu ketahui.

1. Katarak

Ditandai dengan area keruh di lensa mata, katarak adalah penyebab umum kehilangan penglihatan. Semua orang pada akhirnya terkena katarak seiring bertambahnya usia.

Gejala katarak mungkin termasuk penglihatan kabur, kepekaan terhadap cahaya, sulit melihat pada malam hari, dan/atau penglihatan ganda. Seiring waktu dan apabila tidak diobati, katarak dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Dokter spesialis mata bisa mendiagnosis katarak melalui pemeriksaan mata.

Operasi, yang melibatkan pengangkatan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa buatan, aman. Sembilan dari 10 orang yang menjalaninya bisa melihat lebih baik setelahnya.

2. Retinopati diabetik

Retinopati diabetik dikaitkan dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kondisi ini adalah komplikasi mikrovaskular diabetes yang mengancam penglihatan. Pada tahun 2020, sekitar 103,12 juta orang di seluruh dunia terkena retinopati diabetik, dan jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 160,5 juta pada tahun 2045, dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menghadapi beban yang jauh lebih tinggi.

Kondisi ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di retina, mengakibatkan perdarahan pada atau di retina, biasanya akibat paparan kadar gula darah tinggi yang berkepanjangan dan berulang.

Diabetes yang tidak diobati atau pengelolaan penyakit yang buruk sangat meningkatkan risiko retinopati diabetik. Tergantung tingkat keparahan penyakit, penglihatan bisa tetap mendekati normal atau bisa hilang sama sekali. Penglihatan yang tersisa mungkin kabur atau terdistorsi, atau pendarahan dapat menyebabkan selubung kemerahan yang dalam terbentuk di atas bidang penglihatan.

Operasi laser sering kali efektif untuk mengembalikan penglihatan, tetapi pasien diabetes harus terus mengelola diabetesnya lewat pengobatan, diet, olahraga, dan sering memantau gula darah.

3. Degenerasi makula terkait usia

Degenerasi makula adalah gangguan penglihatan yang sering menyerang lansia. (pixnio.com/Bicanski)

Degenerasi makula terkait usia (AMD) adalah penyebab nomor satu kehilangan penglihatan pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Makula terletak di bagian belakang mata dan merupakan bagian dari retina yang memungkinkan kamu untuk melihat secara detail. 

Ada dua jenis AMD, yaitu kering dan basah. Ini cenderung menyebabkan kehilangan penglihatan sentral atau hilangnya kemampuan untuk melihat detail, hanya menyisakan penglihatan tepi atau samping yang utuh.

AMD kering adalah bentuk penyakit yang paling umum. Itu terjadi ketika makula menjadi lebih tipis dengan bertambahnya usia dan berkembang secara bertahap selama beberapa tahun.

Tidak ada pengobatan untuk AMD kering stadium akhir, tetapi perubahan gaya hidup dan suplemen nutrisi tertentu dapat membantu mengurangi risiko kondisi ini dan mencegah perkembangan jika diketahui lebih awal. Apa pun yang menyehatkan jantung juga dapat menyehatkan retina.

Age-Related Eye Disease Study (AREDS) dan uji coba AREDS2  menemukan bahwa vitamin tertentu dapat memperlambat perkembangan AMD tingkat menengah hingga lanjut. Suplemen AREDS2 mengandung campuran nutrisi ramah penglihatan, termasuk vitamin C, E, tembaga, zink, lutein, dan zeaksantin.

AMD basah kurang umum daripada bentuk kering, tetapi jauh lebih agresif. Obat anti-VEGF memblokir faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF), yang menghasilkan pembuluh darah baru saat tubuh membutuhkannya. Namun, dengan AMD basah, pembuluh darah abnormal dapat tumbuh di mata dan menyebabkan kehilangan penglihatan.

4. Kesalahan refraksi

Kesalahan refraksi adalah penyebab utama kehilangan penglihatan. Ada beberapa jenis, antara lain rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme, dan presbiopia.

Sebagian besar kesalahan refraksi dapat diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau pembedahan.

5. Retinitis pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah kondisi herediter yang menyebabkan degenerasi retina kronis. Penyakit ini menyebabkan penurunan penglihatan tepi secara progresif, dan disertai dengan endapan pigmen yang tidak normal.

Akhirnya, seseorang hanya akan dapat melihat langsung ke depan, suatu kondisi yang dikenal sebagai "penglihatan terowongan". Ini memengaruhi penglihatan malam serta kemampuan berjalan dengan aman.

Retinitis pigmentosa jarang menyebabkan kehilangan penglihatan total. Saat ini tidak ada obat yang diketahui atau perawatan medis yang efektif untuk kondisi ini, walaupun dosis tertentu vitamin A telah ditemukan sedikit memperlambat perkembangan penyakit.

6. Glaukoma

ilustrasi glaukoma (freepik.com/cookie_studio)

Ada berbagai jenis glaukoma, meski semuanya disebabkan oleh kerusakan saraf optik. Umumnya hal ini disebabkan oleh tekanan cairan yang tinggi di dalam mata sehingga menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Jika tidak diobati, penglihatan di sekitar tepi mata menjadi makin terbatas, mempersempit bidang penglihatan yang menyebabkan penglihatan terowongan, mirip retinitis pigmentosa.

Akan tetapi, berbeda dengan retinitis pigmentosa, kebutaan total dapat terjadi pada orang-orang yang mengalami glaukoma akibat kerusakan saraf optik. Jika terdeteksi cukup awal, pengaruh penyakit yang merusak sering kali dapat diobati dengan berbagai obat. Operasi laser atau konvensional juga dapat mengurangi tekanan dan mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut.

7. Kecelakaan

Cedera apa pun pada mata—seperti kornea yang tergores, kecelakaan terkait olahraga, trauma, atau luka bakar akibat bahan kimia—dapat menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak dikenali dan segera ditangani.

Kornea yang tergores dapat berkembang menjadi keratitis yang mengancam penglihatan atau radang kornea jika tidak ditangani tepat waktu.

Kalau mata tergores, temui dokter spesialis mata untuk memastikan kamu tidak memiliki sesuatu yang dapat berubah menjadi infeksi yang merusak.

8. Migrain

Ada banyak jenis migrain dan migrain okular dapat menyebabkan kehilangan penglihatan mendadak atau kebutaan pada satu mata. Ini biasanya bersifat sementara.

Gejala yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Bintik buta di area pusat penglihatan yang bisa mulai kecil dan menjadi lebih besar.

  • Biasanya berlangsung kurang dari 60 menit.

  • Biasanya muncul di satu mata.

  • Ini juga dapat memengaruhi penglihatan periferal.

Migrain okular dapat menyerupai kondisi serius lainnya, jadi sangat penting untuk menemui dokter mata sesegera mungkin jika mengalami gejala tersebut.

9. Kanker

ilustrasi gangguan penglihatan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada kalanya kehilangan penglihatan bisa terjadi karena kanker atau pengobatannya. Kanker yang terkait dengan kehilangan penglihatan meliputi:

  • Melanoma mata.
  • Limfoma mata.
  • Kanker yang menyebar ke mata dari bagian lain dari tubuh.
  • Beberapa kanker kepala dan leher.
  • Beberapa kanker otak.

Operasi dan terapi radiasi pada atau di dekat area mata juga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, menurut Canadian Cancer Society. Ahli onkologi harus mendiskusikan risiko ini saat merencanakan perawatan dengan pasien.

10. Ablasio retina

Ablasio retina adalah salah satu penyakit mata yang kerap menjadi kekhawatiran. Sebab, kondisi terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi aslinya ini bisa menyebabkan kebutaan permanen.

Gejala-gejala ini harus diwaspadai:

  • Penglihatan terhalang objek seperti tirai transparan yang menutupi mata akibat keruhnya vitreous oleh darah.

  • Muncul seperti kilatan-kilatan cahaya secara mendadak saat melihat (fotopsia), biasanya dalam keadaan gelap.

  • Muncul floater atau bintik-bintik kecil yang melayang-layang ketika melihat.

  • Penglihatan mulai kabur.

  • Penurunan ketajaman penglihatan.

  • Mata terasa berat.

Ablasio retina adalah penyakit mata yang memerlukan penanganan darurat. Penyakit ini bisa sembuh, tetapi pengobatan harus dilakukan secepatnya di klinik atau rumah sakit khusus mata dengan dokter tepercaya begitu gejala dirasakan.

Perawatan mungkin melibatkan penggunaan laser untuk memasang kembali retina, atau penggunaan udara atau gas untuk mendorong retina kembali ke tempatnya. Terkadang, operasi diperlukan jika ablasi retina cukup besar.

11. Neuritis optik

Radang saraf optik atau neuritis optik bisa menjadi tanda multiple sclerosis (MS) dan penyakit tertentu lainnya. Saraf optik membawa gambar dari apa yang dilihat mata ke otak, tetapi ketika meradang, hal itu dapat menyebabkan penglihatan tiba-tiba berkurang pada mata yang terkena.

Kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Terkadang steroid diperlukan untuk mengobati peradangan, tetapi mengobati penyakit yang mendasari yang menyebabkan neuritis optik adalah pengobatan terbaik.

Kehilangan penglihatan dapat memiliki banyak penyebab. Penyebab sementara misalnya migrain, sementara kondisi medis seperti AMD dan retinopati diabetik dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

Sering kali tidak ada tanda atau gejala peringatan penyakit mata. Diagnosis dini dan pengobatan masalah mata adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mata, dan penting untuk mencari pertolongan medis jika terjadi kehilangan penglihatan jenis apa pun.

Referensi

"Cataracts." National Eye Institute. Diakses Juni 2025.

Tagese Yakob et al., “Incidence of Diabetic Retinopathy and Its Predictors Among Adult Patients With Diabetes in Ethiopia: A Frailty Model,” Frontiers in Endocrinology 16 (March 14, 2025), https://doi.org/10.3389/fendo.2025.1462210.

"Types of Vision Loss and What They Mean." The Healthy. Diakses Juni 2025.

"Types of Vision Loss." Braille Institute. Diakses Juni 2025.

"Ocular migraine." American Optometric Association. Diakses Juni 2025.

"Gejala Ablasio Retina: Pemeriksaan dan Diagnosisnya." Klinik Mata Nusantara. Diakses Juni 2025.

Editorial Team