Memoar Sinéad berjudul Rememberings yang terbit pada tahun 2021 membahas tentang pelecehan fisik dari ibunya saat masih kecil.
Dalam sebuah wawancara tahun 2021 dengan New York Times, Sinéad memberikan insight tentang pengalamannya sebagai seorang anak.
“Pelecehan anak adalah krisis identitas dan ketenaran adalah krisis identitas, jadi saya langsung beralih dari satu krisis identitas ke krisis identitas lainnya,” katanya.
Lahir dari keluarga Katolik Roma di Glenageary, County Dublin, orang tuanya Sinéad bercerai dan Sinéad tinggal bersama ibunya yang sering melecehkannya, mengutip People. Ia mengatakan bahwa sang ibu mencoba "menghancurkan sistem reproduksinya".
Sinéad berhasil melarikan diri pada usia 13 tahun untuk tinggal bersama ayahnya. Hidupnya menjadi lebih stabil, tetapi ia mengutip, bolos sekolah, dan akhirnya dikirim ke rumah sakit jiwa Magdalene selama 18 bulan.
“Aku tidak akan pernah mengalami kepanikan, teror, dan penderitaan seperti yang aku alami di tempat itu,” katanya kepada SPIN tahun 1990.
Sang ibu tewas dalam kecelakaan mobil pada tahun 1985. Terlepas dari masa lalu mereka yang rumit, Sinéad mengaku terpukul setelah kematian ibunya.
Tahun 2007, ia mengatakan bahwa ia menjadi pemarah dan marah dengan Tuhan. Lima tahun kemudian, ia merilis album keduanya I Do Not Want What I Haven’t Got. Video musik Nothing Compares 2 U menunjukkan dari dekat emosi terdalam Sinéad saat ia menghadapi kematian ibunya.
Dalam sebuah wawancara dengan TODAY's Carson Daly tahun 2021, Sinéad menjelaskan bagaimana ia masih hidup dengan trauma masa kecilnya. Ia mengatakan dirinya mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD) kompleks dari berbagai hal yang ia alami saat tumbuh dewasa.
Dalam acara itu juga ia mengenang momen ikonik ketika dia merobek foto Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1992 saat tampil di Saturday Night Live. Foto itu milik ibunya, dan Sinéad menjelaskan bahwa itu adalah pengalaman terapeutik karena ibunya sangat kasar selama masa kecilnya.