Spektrum Autisme: Ciri-Ciri, Jenis, dan Perawatannya

Diagnosis dini membantu perawatan lebih awal

Pernah mendengar istilah autism spectrum disorder? Kondisi yang juga disebut sebagai spektrum autisme ini merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang anak yang memengaruhi komunikasi, sosial, hingga perilaku. 

Spektrum autisme dapat bersifat parah, ringan, atau di antaranya. Diagnosis dokter adalah hal yang diperlukan guna mengetahui terapi dan perawatan yang tepat bagi anak.

Apa itu spektrum autisme?

Spektrum Autisme: Ciri-Ciri, Jenis, dan Perawatannyailustrasi anak dengan autisme (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dilansir Autism Speaks, spektrum autisme adalah berbagai gangguan tumbuh kembang. Bisa ditandai dengan tantangan keterampilan sosial, perilaku berulang, kesulitan pengucapan, dan komunikasi nonverbal. 

Beberapa orang dengan ASD atau autism spectrum disorder mengalami perbedaan, karena adanya turunan genetik. Sementara, yang lain mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Karena autisme merupakan gangguan pada spektrum, maka masing-masing individu memiliki kelebihan dan tantangan yang berbeda-beda.

Orang dengan autism spectrum disorder bisa berperilaku, berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar dengan cara berbeda dari kebanyakan orang. Kemampuan orang dengan spektrum autisme pun sangat bervariasi. Misalnya, ada orang dengan ASD memiliki keterampilan percakapan tingkat lanjut, sedangkan yang lain justru lebih menggunakan bahasa nonverbal.

Selain itu, kemampuan aktivitas sehari-harinya pun beragam. Ada yang sepenuhnya membutuhkan bantuan, tapi ada pula yang memerlukan dukungan atau bahkan gak perlu sama sekali. Namun, seorang dengan spektrum autisme jenis tertentu tetap bisa hidup mandiri.

Perkembangan autisme umumnya disertai dengan kepekaan sensorik dan masalah medis, seperti gangguan gastrointestinal (GI). Selain itu, beberapa juga mengalami kejang atau gangguan tidur, serta gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan masalah perhatian.

Ciri-ciri spektrum autisme

Tanda awal seseorang mengalami spektrum autisme biasanya dimulai pada usia dua hingga tiga tahun. Anak mungkin mengalami keterlambatan perkembangan, seperti bicara atau menirukan suara orang lain. Kondisi ini dapat diidentifikasi sejak anak berusia 18 bulan.

Gejala yang muncul dapat bersifat permanen alias seumur hidup. Namun, gejala ini  terus membaik seiring perawatan yang didapatkan. Beberapa anak dengan spektrum autisme umumnya juga memperoleh kemampuan baru dan mencapai tonggak perkembangan hingga sekitar usia 18-24 bulan. Namun kemudian, individu berhenti memperoleh kemampuan baru, bahkan kehilangan keterampilan yang pernah dimiliki.

Orang dengan ASD sering memiliki masalah dengan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku atau minat yang terbatas maupun berulang. Spektrum autisme juga memungkinkan seseorang memiliki cara belajar, bergerak, atau memperhatikan yang berbeda dengan orang kebanyakan.

Baca Juga: 7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autisme

Jenis spektrum autisme

Spektrum Autisme: Ciri-Ciri, Jenis, dan Perawatannyailustrasi anak dengan spektrum autisme (pexels.com/Nicola Barts)

Sebelum merevisi Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) pada 2013, ahli mengelompokkan spektrum autisme menjadi empat jenis. Hal tersebut meliputi gangguan spektrum autisme, sindrom asperger, gangguan disintegratif masa anak-anak, dan gangguan perkembangan pervasif. 

Namun, setelah revisi DSM-5, ahli mengubah jenis spektrum berdasarkan tingkatan levelnya. Dokter akan mengobservasi sebelum memberikan diagnosis pada tahun pertama anak. Dengan kategori seperti berikut.

Level 1: membutuhkan dukungan

Masalah komunikasi yang dihadapi penyintas ASD level satu, meliputi:

  • Kesulitan memulai interaksi sosial
  • Respons yang gak biasa atau tak berhasil terhadap interaksi sosial dari orang lain
  • Penurunan minat dalam interaksi sosial dalam beberapa kasus
  • Mampu berbicara dalam kalimat yang jelas dan terlibat dalam komunikasi, tetapi memiliki masalah mempertahankan percakapan dua arah dengan orang lain
  • Kesulitan berteman.

Problem perilaku yang dialami ASD level satu meliputi: 

  • Perilaku gak fleksibel yang mengganggu fungsi umum dalam satu atau lebih konteks
  • Kesulitan beralih antar kegiatan
  • Kesulitan dengan organisasi dan perencanaan, yang dapat memengaruhi independensi.

Level 2: membutuhkan dukungan substansial

Dikategorikan spektrum autisme level dua ketika seseorang menghadapi masalah komunikasi, seperti:

  • Sangat kesulitan melakukan keterampilan komunikasi sosial verbal dan nonverbal
  • Masalah sosial menjadi jelas meskipun ada dukungan
  • Inisiasi interaksi sosial yang terbatas
  • Kurangnya melibatkan diri terhadap interaksi sosial dari orang lain
  • Interaksi yang terbatas pada kepentingan khusus yang sempit
  • Memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara komunikasi nonverbal.

Masalah perilaku yang diamati  ASD level dua, yakni:

  • Perilaku gak fleksibel
  • Kesulitan menghadapi perubahan
  • Perilaku terbatas atau berulang yang jelas bagi pengamat non medis dan mengganggu fungsi beberapa konteks
  • Kesulitan mengubah fokus atau tindakan.

Level 3: membutuhkan dukungan sangat besar

Seseorang dengan spektrum autisme level tiga membutuhkan pendampingan bahkan dalam aktivitas sehari-hari. Adapun ciri masalah komunikasi yang dihadapi, yakni:

  • Kesulitan parah untuk melakukan komunikasi sosial verbal dan nonverbal, yang sangat mengganggu 
  • Gak terlibat interaksi sosial 
  • Respons kurang terhadap interaksi sosial dari orang lain
  • Hanya beberapa kata dari pidato yang dapat dipahami
  • Diperlukan metode yang gak biasa untuk berinteraksi dan hanya menanggapi pendekatan yang sangat langsung.

Di sisi lain, ASD level 3 mengalami gangguan perilaku yakni:

  • Perilaku gak fleksibel
  • Kesulitan ekstrim dalam menghadapi perubahan
  • Tindakan terbatas atau berulang yang secara signifikan yang mengganggu semua fungsi bidang kehidupan
  • Kesulitan ketika mengubah fokus atau tindakan.

Mengelola spektrum autisme

Spektrum Autisme: Ciri-Ciri, Jenis, dan Perawatannyailustrasi terapi ASD (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dilansir Medical News Today, terdapat beberapa intervensi dan terapi untuk mengurangi tantangan komunikasi maupun perilaku penyintas spektrum autisme. Karena sifatnya memengaruhi spektrum, seseorang dengan ASD di level yang sama bisa saja memiliki tantangan komunikasi dan perilaku yang berbeda. 

Strategi manajemen untuk spektrum autisme, di antaranya:

  • Terapi pendidikan dan perkembangan
  • Terapi perilaku untuk membantu individu mempelajari keterampilan hidup dan mengatasi tantangan komunikasi dan perilaku yang dialami
  • Mempelajari bicara, bahasa, dan terapi okupasi untuk membantu keterampilan sosial, komunikasi, dan bahasa
  • Obat-obatan guna mengurangi masalah kesehatan mental yang menyertai seperti lekas marah, agresi, perilaku berulang, hiperaktif, masalah perhatian, kecemasan, dan depresi
  • Psikoterapi guna meningkatkan atau membangun kekuatan mereka
  • Suplemen  atau pola makan bernutrisi.

Dalam beberapa kasus, spektrum autisme dapat memengaruhi seluruh kehidupan sehingga membutuhkan pengawasan dan bantuan. Namun, gak sedikit pula yang berhasil melakukan terapi dan intervensi, sehingga mampu hidup secara mandiri dan produktif.

Baca Juga: Autisme pada Orang Dewasa: Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya