Terapi Oksigen Bisa Picu 5 Efek Samping Ini, Tak Selamanya Aman

Tubuh memang perlu oksigen, tetapi tetap dalam batas wajar

Penggunaan oksigen meningkat drastis ketika terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada bulan Juli 2021 lalu. Orang-orang banyak mencari tabung oksigen untuk mengobati dirinya atau keluarganya yang mengeluhkan sesak. Sebagian orang bahkan menyimpan tabung oksigen di rumah untuk digunakan tanpa anjuran dokter.

Perlu kamu ingat, setiap zat yang masuk dalam tubuh akan menimbulkan reaksi tertentu. Begitu pula dengan oksigen. Penelitian telah membuktikan bahwa kadar oksigen yang terlalu tinggi juga dapat meracuni tubuh. Apa sajakah efek samping dari terapi oksigen konsentrasi tinggi?

1. Iritasi hidung

Terapi Oksigen Bisa Picu 5 Efek Samping Ini, Tak Selamanya Amanilustrasi iritasi hidung (pexels.com/AndreaPIacquadio)

Oksigen dari tabung akan dialirkan dengan kecepatan yang tinggi menuju ke masker oksigen. Aliran udara yang cepat lama-lama dapat mengiritasi lapisan dalam hidung. Bila tidak dihentikan, kamu akan merasakan gejala seperti hidung kering, nyeri, atau bersin-bersin.

Menurut sebuah laporan dalam Canadian Journal of Gastroenterology and Hepatology tahun 2011, sekitar 7 persen dari pasien rumah sakit yang mendapat terapi oksigen mengalami keluhan iritasi hidung. Padahal, pasien baru diberikan oksigen dengan aliran yang termasuk rendah, yaitu 4 liter per menit. Efek samping bisa menjadi lebih parah pada pemberian oksigen dengan kecepatan lebih tinggi.

2. Paru-paru mengempis

Terapi Oksigen Bisa Picu 5 Efek Samping Ini, Tak Selamanya Amanilustrasi balon pecah (pexels.com/SaHni SouRav)

Merujuk pada laporan dalam Annals of Intensive Care tahun 2015, telah dijelaskan efek buruk dari terapi oksigen yang terlalu berat. Salah satunya adalah pengempisan paru-paru atau atelektasis

Saat seseorang mendadak menghirup oksigen berkecepatan tinggi, tekanan dalam paru akan makin tinggi. Dengan tekanan setinggi itu, paru-paru tidak akan mengembang dengan baik dan akhirnya bisa pecah seperti balon. Pasien dengan atelektasis akan merasakan sesak yang lebih berat disertai nyeri dada dan batuk-batuk.

Baca Juga: 6 Manfaat Hipnoterapi di Bidang Kesehatan, Sudah Terbukti!

3. Penyempitan pembuluh darah

Terapi Oksigen Bisa Picu 5 Efek Samping Ini, Tak Selamanya Amanilustrasi pembuluh darah (pexels.com/Heorhii Heorhiichuk)

Kadar oksigen yang terlalu tinggi dalam darah akan menyebabkan pembuluh darah menyempit. Bayangkan jika pembuluh yang menyempit adalah pembuluh darah di sekitar jantung. Bisa saja seseorang mengalami gejala mirip serangan jantung. Studi dalam jurnal Critical Care tahun 2018 pun mengonfirmasi jika hal itu mungkin saja terjadi.

Kekhawatiran serupa dikemukakan dalam jurnal yang sama yang terbit pada tahun 2013, lewat sebuah laporan berjudul "The potential harm of oxygen therapy in medical emergencies". Studi tersebut menjelaskan bahwa penyempitan pembuluh darah menyebabkan jantung harus memompa lebih keras, supaya darah bisa tetap dialirkan keluar lewat lubang pembuluh yang sempit itu. Jantung pun kian melemah karena beban kerjanya meningkat.

4. Kerusakan otak

Terapi Oksigen Bisa Picu 5 Efek Samping Ini, Tak Selamanya Amanilustrasi kejang otak (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, oksigen yang tinggi menyebabkan pembuluh darah menyempit. Jika pembuluh darah otak ikut menyempit, maka makin sedikit oksigen yang sampai ke otak. Padahal, aktivitas otak membutuhkan banyak asupan oksigen. Meskipun suplai oksigen berlimpah, oksigen tidak bisa masuk sepenuhnya menuju otak dan menumpuk dalam darah.

Menambahkan penjelasan dari Aerospace Medicine and Human Performance tahun 2020, oksigen yang tinggi dalam darah juga menghasilkan radikal bebas. Bila radikal bebas itu menyusup ke dalam otak, maka akan terjadi kerusakan jaringan otak. Gejalanya meliputi pusing, telinga berdenging, muntah, penurunan kesadaran, hingga kejang.

5. Gangguan penglihatan

Terapi Oksigen Bisa Picu 5 Efek Samping Ini, Tak Selamanya Amanilustrasi mata buram pasca terapi oksigen dosis tinggi (pixabay.com/tommyvideo)

Ketika mendapat oksigen dosis tinggi, pembuluh darah mata akan mengalami penyempitan. Akibatnya, makin sedikit darah yang masuk ke mata. Artikel tahun 2022 yang dimuat Medical Center University of Maryland menyatakan jika mata bisa mengalami buram, maksimal selama 6–8 minggu setelah diberi terapi oksigen konsentrasi tinggi.

Selain itu, dilansir StatPearls, pemberian terapi oksigen dalam jangka panjang bisa menyebabkan katarak meskipun kejadiannya sangat langka. Akan tetapi, bagaimana proses terjadinya katarak akibat oksigen masih menjadi pertanyaan besar yang perlu diteliti lebih lanjut.

Bagaimanapun juga, pemberian terapi oksigen seharusnya dipantau ketat oleh tenaga kesehatan profesional. Demi mencegah hal-hal yang buruk terjadi, hindari memberikan oksigen kepada seseorang tanpa indikasi medis yang jelas.

Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kadar Oksigen dalam Darah secara Alami

Leonaldo Lukito Photo Verified Writer Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya