5 Alasan Diabetes Tingkatkan Risiko Demensia

Diabetes dapat menyebabkan penurunan kinerja kognitif

Diabetes merupakan penyakit kronis yang dimiliki banyak orang di seluruh dunia. Orang dengan diabetes memiliki kadar gula dalam darah yang lebih tinggi dari ambang batas normal ataupun tidak stabil. Umumnya diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin yang cukup atau tubuh mengalami resistansi insulin.

Tak hanya menyebabkan kadar gula darah tinggi, diabetes juga meningkatkan risiko kondisi serius, termasuk demensia. Studi dalam jurnal Epidemiology and Psychiatric Sciences menemukan bahwa orang dengan diabetes memiliki tingkat HbA1c yang tinggi, yang dapat menyebabkan penurunan kinerja kognitif yang kerap dikaitkan dengan demensia dan penyakit Alzheimer.

Bagaimana cara diabetes dapat menyebabkan demensia? Lanjutkan membaca artikel ini sampai habis, ya.

1. Hipoglikemia

5 Alasan Diabetes Tingkatkan Risiko Demensiailustrasi hipoglikemia (unsplash.com/isens usa)

Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun terlalu rendah. Pada orang dengan diabetes, kadar gula darah bisa menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, mereka perlu menggunakan obat atau insulin untuk mengontrol kadar gula darah mereka. Namun, kadang obat-obatan ini dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan, salah satunya hipoglikemia.

Ketika kadar gula darah terlalu rendah, otak tidak mendapatkan cukup energi untuk berfungsi dengan baik. Studi dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2023 menyebut, ketika hipoglikemia terjadi berulang kali atau dalam jangka waktu lama, ini dapat merusak sel-sel otak secara perlahan.

Sel-sel otak kita butuh gula sebagai sumber energi untuk berfungsi dengan baik. Ketika pasokan gula terganggu, sel-sel otak dapat mengalami kerusakan dan peradangan. Ini dapat mengganggu kinerja otak dan mengarah pada penurunan fungsi kognitif, seperti masalah ingatan, konsentrasi, dan berpikir.

Bagi lansia, risiko mengembangkan demensia akibat hipoglikemia lebih tinggi. Ini karena otak mereka mungkin sudah mengalami perubahan terkait usia, membuatnya lebih rentan terhadap efek negatif hipoglikemia. Selain itu, kadar gula darah yang tidak stabil juga dapat merusak pembuluh darah di otak, yang juga dapat berkontribusi pada perkembangan demensia.

2. Resistansi insulin sistemik

5 Alasan Diabetes Tingkatkan Risiko Demensiailustrasi diabetes (pexels.com/Mikhail Nilov)

Resistansi insulin sistemik terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik atau tidak memanfaatkannya dengan efisien, sehingga terjadi gangguan pada manajemen glukosa tubuh.

Otak butuh glukosa glukosa untuk bekerja. Ketika resistansi insulin terjadi, tubuh harus memproduksi lebih banyak insulin untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Namun, seiring waktu, tubuh mungkin tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Akibatnya, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan efisien, dan tingkat glukosa dalam darah menjadi tinggi.

Studi dalam jurnal JAMA menemukan bahwa kondisi hiperglikemia (kadar glukosa darah yang tinggi) dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk otak. Kerusakan ini dapat merusak struktur dan fungsi sel-sel otak serta mengganggu komunikasi antara sel-sel tersebut.

Resistansi insulin juga dapat berdampak pada peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh. Kedua kondisi ini dapat merusak sel-sel otak dan memicu proses yang terkait dengan perkembangan demensia.

Menjaga pola makan sehat dan aktif secara fisik dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan kondisi terkait lainnya. Dengan menjaga tingkat glukosa darah tetap stabil dan mempertahankan sensitivitas tubuh terhadap insulin, kita dapat menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia.

Baca Juga: 6 Suplemen yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Diabetes

3. Terjadi disfungsi makrovaskular

5 Alasan Diabetes Tingkatkan Risiko Demensiailustrasi demensia (pexels.com/Kindel Media)

Pada dasarnya, pembuluh darah bertugas mengalirkan darah ke seluruh tubuh kita, membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Namun, dengan diabetes tipe 2, tingkat gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat merusak pembuluh darah.

Saat ada masalah yang terjadi pada pembuluh darah besar di tubuh, maka tubuh mengalami disfungsi makrovaskular. Mengutip studi dalam jurnal Age And Ageing tahun 2021, orang dengan diabetes tipe 2 lebih mungkin mengalami disfungsi makrovaskular.

Tingkat gula darah yang tinggi menyebabkan dinding pembuluh darah dapat mengalami kerusakan dan kehilangan kemampuannya untuk melebar dan menyempit dengan baik. Ketika pembuluh darah menjadi kaku, aliran darah bisa terganggu. Darah yang mengandung oksigen dan nutrisi tidak dapat mencapai otak dan sel-sel saraf dengan baik.

Akibatnya, otak mungkin tidak mendapatkan pasokan yang cukup untuk berfungsi dengan optimal. Ini dapat memengaruhi kinerja kognitif, termasuk kemampuan berpikir, mengingat, dan membuat keputusan.

Selain itu, disfungsi makrovaskular juga dapat memicu peradangan di dalam pembuluh darah. Ketika otak mengalami peradangan, dapat terjadi kerusakan pada sel-sel saraf dan koneksi antara sel-sel saraf menjadi terganggu. Semua ini dapat berkontribusi pada risiko demensia.

4. Kerusakan selubung mielin

5 Alasan Diabetes Tingkatkan Risiko Demensiailustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Selubung mielin adalah lapisan yang melindungi serabut saraf di dalam otak dan sistem saraf. Fungsinya adalah sebagai jalur komunikasi di antar sel saraf.

Tingkat gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pada selubung mielin, menurut studi dalam jurnal Alzheimer’s & Dementia tahun 2021.

Saat selubung mielin mengalami kerusakan, maka sinyal dan perintah yang harus diantarkan akan terganggu. Gangguan ini bisa menyebabkan penurunan fungsi otak, termasuk berpikir, mengingat, dan membuat keputusan.

Hal itu bisa membuat seseorang kesulitan dalam mengingat hal-hal sehari-hari, mempelajari hal-hal baru, atau bahkan mengenali orang-orang terdekat. Ketika kerusakan selubung mielin makin parah, ini dapat berkontribusi pada perkembangan demensia, terutama pada orang yang telah mengalami diabetes sejak muda.

5. Disfungsi sel endotel vaskular

5 Alasan Diabetes Tingkatkan Risiko Demensiailustrasi demensia (pexels.com/Kindel Media)

Otak membutuhkan pasokan darah yang sehat dan lancar untuk berfungsi dengan baik. Sel endotel vaskular bertugas memelihara kesehatan pembuluh darah, termasuk di dalam otak.

Namun, berdasarkan penelitian dalam jurnal Diabetes Spectrum, orang dengan diabetes berpotensi lebih besar mengalami disfungsi sel endotel vaskular yang dapat menghambat aliran darah yang normal ke otak.

Disfungsi sel endotel vaskular adalah kondisi ketika sel-sel yang melapisi pembuluh darah mengalami gangguan fungsi. Kondisi ini disebabkan oleh resistansi insulin yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan peradangan di dalam tubuh.

Ketika aliran darah terhambat, otak mungkin tidak mendapatkan jumlah oksigen dan nutrisi yang cukup untuk berfungsi dengan optimal. Selain itu, gangguan aliran darah juga dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah, yang dapat meningkatkan risiko peradangan dan penggumpalan darah.

Peradangan dan penggumpalan darah ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi otak. Sebagai contoh, peradangan dapat merusak sel-sel otak dan meningkatkan risiko akumulasi plak beta-amyloid, yang merupakan salah satu karakteristik utama penyakit Alzheimer.

Penggumpalan darah juga dapat menyebabkan stroke atau kerusakan pembuluh darah kecil di otak, yang merupakan faktor risiko penting dalam perkembangan demensia vaskular.

Semua risiko tersebut dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Dengan menghindari makanan dan minuman dengan indeks glikemik tinggi, rajin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal, risiko terjadinya penyakit berbahaya dapat dihindari.

Baca Juga: Mengenal Demensia Frontotemporal, Salah Satu Jenis Demensia

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya