Intermittent Fasting Bantu Atasi Diabetes, Ini Alasannya!

Mulai terapkan intermittent fasting sebagai solusi diabetes

Ketika mendengar intermittent fasting, hal yang terlintas kemungkinan besar adalah diet atau membantu menurunkan berat badan. Walaupun tidak semua orang cocok dengan metode ini, tapi semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa intermittent fasting memiliki banyak dampak positif untuk kesehatan.

Metode ini sering kali diterapkan pula orang yang mengalami diabetes. Penyakit ini sering kali menimbulkan komplikasi berbahaya bagi pengidapnya. Diabetes merupakan penyakit genetik yang sebenarnya bisa diatasi dampaknya dengan menjalankan pola hidup sehat. Namun, apakah metode intermittent fasting mampu membantu untuk mengatasi penyakit ini? Simak penjelasan lengkapnya sama-sama, yuk!

1. Mengatur ulang sistem glukosa dalam darah

Intermittent Fasting Bantu Atasi Diabetes, Ini Alasannya!Ilustrasi kadar glukosa darah (Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Saat makan, tubuh mengubah makanan menjadi glukosa, yang merupakan sumber utama energi bagi tubuh. Namun, pada orang dengan diabetes, glukosa tidak dapat digunakan dengan efisien oleh tubuh yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah.

Studi dari jurnal Current Nutrition Reports menemukan bahwa melakukan puasa intermiten, kita memberikan tubuh waktu untuk mengatur ulang cara penggunaan glukosa. Tubuh harus mencari sumber energi lain selain glukosa, seperti lemak. Ketika lemak dipecah, mereka menghasilkan senyawa yang disebut keton, yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Dengan terus melakukan intermittent fasting secara teratur, tubuh menjadi lebih efisien dalam menggunakan glukosa dan lemak sebagai sumber energi. Hal ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa dalam darah karena tubuh belajar menggunakan glukosa dengan lebih baik.

Dalam jangka panjang, ini dapat membantu mengontrol diabetes dengan lebih baik dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Namun, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mencoba intermittent fasting jika kamu memiliki diabetes.

2. Membantu meningkatkan kontrol glikemik

Intermittent Fasting Bantu Atasi Diabetes, Ini Alasannya!Ilustrasi diabetes (Pexels.com/Artem Podrez)

Kontrol glikemik adalah mengatur kadar gula darah agar tetap dalam rentang normal. Pada individu dengan diabetes, kontrol glikemik yang buruk dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada komplikasi jangka panjang.

Dalam penelitian oleh jurnal Cureus pada tahun 2022, peneliti menemukan intermittent fasting dapat membantu meningkatkan kontrol glikemik pada orang dengan diabetes karena pengaruhnya terhadap cara tubuh memproses gula darah.

Saat melakukan intermittent fasting, tubuh tidak menerima asupan makanan secara terus-menerus. Hal ini membuat tubuh mencari sumber energi alternatif, dan dalam hal ini, tubuh mulai memecah lemak yang disimpan menjadi asam lemak dan keton sebagai sumber bahan bakar. Ketika tubuh menggunakan keton dan asam lemak sebagai sumber energi, kebutuhan akan glukosa berkurang. Ini membantu menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh.

Dalam kondisi diabetes, tingkat gula darah yang tinggi dapat berisiko dan menyebabkan komplikasi jangka panjang. Dengan mengurangi kebutuhan tubuh akan glukosa, puasa intermiten dapat membantu mengendalikan gula darah dan meningkatkan kontrol glikemik.

3. Terjadi perubahan hormon leptin dan adiponektin

Intermittent Fasting Bantu Atasi Diabetes, Ini Alasannya!Ilustrasi diabetes (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Leptin adalah hormon yang diproduksi oleh lemak tubuh, memberi tahu otak kita ketika kita sudah kenyang. Sedangkan adiponektin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel lemak tubuh kita.

Pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, kadarnya bisa menjadi tinggi dan otak menjadi kurang responsif terhadap sinyal ini, yang dapat menyebabkan peningkatan makan berlebihan. Sedangkan tingkat adiponektin yang tinggi dalam tubuh dikaitkan dengan sensitivitas insulin yang lebih baik, yang berarti tubuh kita lebih baik dalam menggunakan gula darah dan mengatur kadar insulin.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Journal of Clinical Medicine, peneliti menemukan intermittent fasting telah menunjukkan kemampuannya untuk mengubah kadar hormon-hormon ini. Selama periode puasa, tubuh kita mulai menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi, dan ini dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan lemak tubuh. Ketika lemak tubuh berkurang, kadar hormon leptin yang tinggi cenderung menurun, dan ini dapat membantu mengurangi nafsu makan berlebihan.

Selain itu, intermittent fasting juga telah terkait dengan peningkatan kadar adiponektin. Kenaikan kadar hormon ini dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga tubuh kita lebih efektif dalam mengontrol kadar gula darah. Dengan demikian, dengan mengatur hormon-hormon ini, intermittent fasting dapat memberikan manfaat bagi orang yang berisiko mengembangkan diabetes atau yang sudah menderita kondisi ini.

Baca Juga: Studi: 1 dari 4 Orang dengan Diabetes Mengalami Kerusakan Mata

4. Meningkatkan sensitivitas insulin

Intermittent Fasting Bantu Atasi Diabetes, Ini Alasannya!Ilustrasi insulin (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sensitivitas insulin merujuk pada seberapa baik tubuh kita merespons insulin, hormon yang memungkinkan gula darah masuk ke dalam sel-sel untuk digunakan sebagai energi. Pada diabetes tipe 2, tubuh seringkali kehilangan kemampuan untuk merespons insulin dengan baik, sehingga gula darah tetap tinggi.

Dalam penelitian oleh jurnal Nutrition & Metabolism pada tahun 2021, peneliti menemukan intermittent fasting, yaitu mengatur jendela waktu makan, tubuh dapat mengalami perubahan yang menguntungkan terkait sensitivitas insulin. Ketika kita berpuasa atau tidak makan selama beberapa jam, tubuh mulai menggunakan sumber energi yang berbeda, seperti lemak, daripada hanya mengandalkan glukosa dari makanan.

Selama puasa, tubuh perlahan-lahan memproses lemak menjadi energi. Proses ini membantu mengurangi kelebihan lemak di tubuh dan memungkinkan sel-sel kita menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Ketika sensitivitas insulin meningkat, gula darah lebih mudah masuk ke dalam sel-sel. Sehingga dapat membantu mengontrol gula darah dan mencegah lonjakan yang berbahaya.

Intermittent fasting bertindak seperti "pelatihan" bagi tubuh kita. Dengan memberi tubuh jeda dari makanan secara teratur, kita membantu tubuh untuk beradaptasi dan menggunakan sumber energi yang berbeda dengan lebih efisien.

Namun, penting untuk dicatat bahwa intermittent fasting bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Adopsi pola makan sehat secara keseluruhan, aktivitas fisik teratur, dan pengelolaan stres juga sangat penting. Intermittent fasting hanya merupakan salah satu metode yang dapat digunakan sebagai bagian dari strategi pengelolaan diabetes yang komprehensif.

5. Membantu menurunkan berat badan

Intermittent Fasting Bantu Atasi Diabetes, Ini Alasannya!Ilustrasi puasa intermiten (diabetes.co.uk)

Ketika kita mengalami kelebihan berat badan, tubuh kita cenderung menjadi lebih resisten terhadap insulin, hormon yang penting untuk mengatur kadar gula darah. Saat tubuh mengalami resistensi insulin, kadar gula darah menjadi melonjak naik hingga menyebabkan diabetes.

Dalam penelitian oleh jurnal Nutrition & Metabolism pada tahun 2021, peneliti menemukan saat melakukan intermittent fasting, seperti intermittent energy restriction (IER) atau time-restricted feeding (TRF), kita membatasi waktu makan atau jumlah kalori yang dikonsumsi. Hal ini dapat membantu menurunkan berat badan karena ketika tubuh kita berada dalam periode puasa, tubuh menggunakan energi dari lemak yang tersimpan sebagai sumber bahan bakar.

Dengan menurunkan berat badan, puasa intermiten juga dapat membantu mengatasi diabetes. Diabetes terjadi ketika tubuh memiliki masalah dalam mengatur kadar gula darah, biasanya disebabkan oleh resistensi insulin.

Dalam banyak penelitian, intermittent fasting telah terbukti meningkatkan sensitivitas insulin, yang berarti tubuh lebih efektif dalam menggunakan insulin untuk mengatur kadar gula darah. Ini adalah kabar baik bagi penderita diabetes atau orang yang berisiko mengalami diabetes. Tapi penting diingat bahwa metode ini bukanlah solusi "ajaib" untuk mengatasi diabetes. Metode ini hanyalah asupan tambahan yang perlu dikombinasikan dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Jika ingin menerapkannya, konsultasi dengan dokter lebih lanjut.

Baca Juga: 3 Tips Kesehatan untuk Ibu Hamil dengan Kondisi Diabetes Tipe 1

Masrurotul Hikmah Photo Verified Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya