ilustrasi penyintas kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)
Jika kamu merasakan gejala mastitis, segera hubungi dokter untuk memastikan kondisimu. Dokter akan melakukan diagnosis untuk menentukan pengobatan terbaik, guna mengatasi rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi. Di antaranya, memberikan obat nyeri minum seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (seperti Advil) untuk nyeri.
Obat-obatan tersebut aman diminum bahkan bagi ibu menyusui dan tidak akan membahayakan bayi. Dokter bisa meresepkan pereda nyeri dengan dosis lebih tinggi jika rasa sakit yang dialami parah dan tidak berkurang setelah menggunakan obat over the counter.
Dalam kasus mastitis ringan, antibiotik bisa jadi tidak diresepkan sama sekali. Jika pasien diberi resep antibiotik, maka harus diminum hingga habis bahkan saat merasa sudah lebih baik. Sebaliknya, pembedahan mungkin diperlukan jika abses berada jauh di bawah payudara.
Ibu menyusui dianjurkan untuk tetap mengasihi bahkan jika terasa sangat nyeri. Meski sejenak, mengosongkan payudara akan mengurangi pembengkakan. Jika perlu kamu bisa menggunakan pompa untuk meredakan penekanan. Tidak perlu khawatir dengan bakteri karena kuman tersebut bisa saja berasal dari mulut bayi.
Namun, pasien wajib menghindari menyusui jika terdapat abses di dalam mastitis. Gunakan payudara yang lain atau imbangi kebutuhan nutrisi bayi dengan susu formula jika diperlukan.
Untuk meredakan rasa tidak nyaman, bisa menggunakan kompres air hangat. Sebaiknya hindari mengompres sesaat sebelum menyusui karena dapat memperlambat ASI. Lali, minum banyak air, setidaknya 10 gelas sehari, melansir WebMD. Makan makanan seimbang dan tambahkan 500 kalori ekstra sehari saat menyusui.