Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!

Bisa menyebabkan kematian jika mengandung zat berbahaya

Kasus menelan (ingesti) benda asing umum terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. American Association of Poison Control Centers pada 2019 melaporkan bahwa dari 94.051 kasus menelan benda asing, kelompok usia tersebut mencapai jumlah 67.186 dan sisanya merupakan kelompok dewasa usia di atas 20 tahun.

"Insiden pada anak lebih tinggi dan terjadi secara tidak sengaja. Untuk dewasa bisa terkait upaya bunuh diri, gangguan jiwa, dan keuntungan sekunder, misal menarik perhatian," kata Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K) dari unit kerja koordinasi gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Dalam seminar “Mewaspadai Anak Menelan Benda Asing”, Dr. Ariani menjelaskan tentang diagnosis ingesti benda asing, contoh-contoh benda yang berbahaya, pertolongan pertama sampai cara mencegahnya. Berikut rangkumannya.

1. Gejalan menelan benda asing

Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!ilustrasi ekspresi anak menolak hidangan makanan (pexels.com/Alex Green)

Meskipun benda asing disaluran pencernaan 80–90 persen bisa dikeluarkan secara spontan, tetapi Dr. Ariani menjelaskan bahwa 10–20 persen kasus memerlukan penanganan dengan endoskopik.

Jika menemukan gejala di bawah ini, segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis:

  • Tidak bisa menelan (disfagia).
  • Nyeri saat menelan (odinofagia). 
  • Nyeri retrosternal, yaitu nyeri di dada karena benda asing masuk melalui saluran cerna.
  • Stridor, yaitu masuk saluran napas sehingga saat menarik atau mengembuskan napas akan berbunyi napasnya.
  • Sensasi benda asing.
  • Air liur berlebihan (hipersalivasi).
  • Anak menjadi rewel (iritabilitas).
  • Nyeri dada atau perut.
  • Penolakan untuk makan.
  • Suara napas yang bunyi seperti siulan (mengi).
  • Sesak napas (dispnea).

Penilaian awal dengan melakukan:

  • Anamnesis terperinci yang mencakup sifat, jumlah, waktu dan penyebab masuknya benda asing diikuti oleh pemeriksaaan fisik. Misalnya, jika benda tersebut menutup bagian atas saluran napas dan membuat anak tersedak, maka lakukan pertolongan pertama.
  • Hal berbahaya lain, jika benda tersebut tajam dan menusuk, berpotensi ada trauma atau kerusakan organ, menyebabkan jaringan rusak parah, sehingga berlubang dan isi saluran cerna bisa keluar ke rongga perut.
  • Patuhi aturan ABC resusitasi dan berhati-hatilah terhadap risiko aspirasi dalam kasus sekresi berlebih.

2. Jika anak menelan baterai

Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!ilustrasi baterai (unsplash.com/John Cameron)

Apabila menelan baterai, anak akan mengalami kenaikan morbiditas dan mortalitas terkait dengan dua perubahan, yakni peningkatan diameter dan peralihan ke sel litium. Diameter yang lebih besar akan meningkatkan kemungkinan impaksi kerongkongan, sementara sel litium akan memberikan tegangan lebih tinggi.

Cedera bisa membentuk radikal hidroksida di mukosa, menyebabkan cedera kaustik dari pH tinggi, bukan cedera listrik-termal. Efeknya bisa berlanjut, terjadi dalam tempo harian atau mingguan setelah pengangkatan baterai dengan potensi kematian akibat fistula aortoenterik yang dilaporkan hingga 19 hari setelahnya.

"Kalau baterai kecil, dia masuk langsung ke dalam sehingga potensi bersentuhan dengan jaringan tidak terlalu lama. Tapi jika lebih besar diameternya, akan tersangkut di kerongkongan, berkontak langsung dengan jaringan, yang akibatnya bisa rusak karena menempel dari baterai yang memiliki tegangan dan merusak jaringan tersebut," imbuh Dr. Ariani.

Akibatnya, jaringan akan lebih koyak, bahkan bisa berlubang. Sementara itu, baterai baru mempunyai risiko cedera tiga kali lipat karena masih ada tegangan. Bahkan, cedera bisa berlanjut setelah baterai tidak ada.

3. Jika anak menelan magnet

Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!ilustrasi magnet kulkas (unsplash.com/Cong Wang)

Meganet neodimium atau magnet bumi umum digunakan pada mainan anak, dapat menimbulkan risiko cedera pada saluran pencernaan yang lebih tinggi karena daya tariknya yang kuat.

Data dari National Electronic Injury Surveillance System menunjukkan adanya peningkatan hingga 8,5 kali lipat kasus tertelan magnet pada anak-anak dari tahun 2002 hingga 2011. Di antaranya, 52 persen dapat dikelola dengan intervensi endoskopis saja. Namun, 20 persen harus ditangani dengan endoskopi dan bedah, serta 8 persen hanya bedah.

Metode endoskopi yang digunakan menggunakan alat seperti Roth Net. Pengangkatan endoskopik umumnya dianggap tidak perlu kecuali gambar radiologis tidak dapat dengan jelas menentukan keberadaan satu magnet.

Jika gambar menunjukkan adhesi dua magnet, protokol magnet ganda akan diterapkan. Karakteristik seperti ukuran, bentuk yang tidak biasa, usia anak, lokasi atau kegagalan lewat pencernaan diharapkan dapat terbantu dengan pengangkatan melalui endoskopis.

Baca Juga: Jenis Makanan yang Bisa Menyebabkan Tersedak dan Penanganannya

4. Jika anak menelan benda tajam

Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!ilustrasi tulang ikan (pixabay.com/Rudy and Peter Skitterians)

Benda tajam biasanya akan melewati saluran pencernaan tanpa masalah. Diagnosis cepat dan ketersediaan terapi endoskopik akan mengurangi kejadian buruk. Penelanan benda tajam umumnya terjebak di esofagus bagian atas-tengah dengan nyeri dan disfagia sebagai gejala umum.

Sebanyak 50 persen pasien tidak akan merasakan gejala selama berminggu-minggu, bahkan dalam kasus perforasi usus proksimal. Sementara itu, komplikasi yang dilaporkan meliputi perforasi, migrasi ekstraluminal, abses, peritonitis, pembentukan fistula, appendisitis dan penetrasi berbagai organ.

Nilai prediktif positif radiografis dapat mencapai 100 persen untuk logam, te[tapi bisa lebih rendah untuk material kaca dengan persentase 43 persen, tulang ikan 26 persen dan yang sepenuhnya kayu 25 persen.

Adapun penanganannya bisa dengan tomografi komputer, ultrasonografi, pencitraan resonansi magnetik, dan menelan barium GI untuk benda asing radiolusen. Sementara itu, pinset magill akan berguna untuk pengangkatan di orofaring dan esofagus atas.

Laringoskopi direk akan digunakan untuk objek yang terjebak di/atas krikofaringeus. Jika suatu objek terjebak di bawah krikofaringeus, penggunaan endoskop fleksibel akan memiliki tingkat komplikasi terendah.

5. Jika anak menelan koin, benda tumpul lainnya, dan benda cair

Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!ilustrasi koin (pexels.com/Breakingpic)

Koin merupakan objek yang kerap tertelan anak-anak di Amerika Serikat, yang mana kasusnya mencapai lebih dari 250.000 dan 20 kematian dalam satu dekade. Objek yang panjangnya lebih dari 6 cm dengan diameter di atas 6 cm harus dikeluarkan dalam kurun waktu 24 jam untuk mencegah komplikasi.

Benda bulat itu dapat dimonitor di lambung yang harus diangkat jika tetap berada di sana setelah 2–4 minggu. Tata laksananya bisa dengan metode alternatif nonendoskopis untuk pengangkatan koin seperti penggunaan glukagon atau kateter foley di bawah bimbingan fluoroskopi. Cara ini pernah digunakan, tetapi punya risiko dan keterbatasan.

Mendorong koin ke dalam perut terbukti aman dan tidak menghabiskan terlalu banyak biaya jika kasusnya tidak rumit. Namun, ini tidak memungkinkan pemeriksaan langsung esofagus untuk patologi dan koin tidak dapat diambil kembali.

Benda cair yang bahaya meliputi minyak tanah dan soda api. Dr. Ariani menjelaskan jika menelan cairan berbahaya, jangan membuat anak muntah. Karena jika dipaksa muntah, maka anak akan melakukan kontak sebanyak dua kali yang bisa menyebabkan kerusakan lebih berat.

"Bisa jadi saat dia mau muntah, jadi mikroaspirasi, bisa masuk ke saluran napas sehingga berpotensi henti napas. Lebih baik untuk langsung membawa ke rumah sakit untuk dinetralkan dan mengeluarkan cairan tanpa melewati jaringan, misal dengan menggunakan nasogastric tube (NGT)," jelasnya.

6. Pertolongan dan pencegahan

Bahaya Anak Menelan Benda Asing, Ortu Wajib Perhatikan!ilustrasi madu (pexels.com/Pixabay)

Jika ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan, Dr. Ariani menjelaskan untuk tidak memberikan makanan lain (misal nasi atau pisang) dengan harapan itu bisa tertelan. Karena jika itu masih ada di kerongkongan dan lambung, masih mudah untuk mengambilnya. Namun, jika sudah ke usus 12 jari, tidak bisa lagi diambil.

"Memilih mainan sangat penting. Kita tidak bisa mungkiri mainan mahal punya alasan karena mereka punya tindakan khusus untuk mengetes mainan tersebut, seperti contohnya tempat baterai yang diberi mur agar tidak mudah jebol," ujarnya.

Poin lain untuk mencegah tertelannya benda asing secara tidak sengaja adalah dengan:

  • Membersihkan rumah secara berkala.
  • Tempatkan benda-benda kecil, terlebih yang berbahaya di tempat aman.
  • Letakkan ke dalam tempat yang terkunci.
  • Cairan berbahaya untuk tidak diletakkan ke dalam botol mineral. Tempatkan di lemari atas dan kunci agar lebih aman.

Madu bisa digunakan untuk pertolongan pertama, yang diharapkan bisa melindungi dan mengisi area di sekitar benda asing agar jaringan di tubuh tidak rusak parah. Cara ini bisa digunakan untuk anak di bawah satu tahun, tetapi hanya untuk memberi pertolongan. Selain itu, mereka belum boleh mengonsumsi madu.

Baca Juga: 5 Cara Melakukan Maneuver Heimlich, Pertolongan Pertama saat Tersedak

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya