Manfaat Operasi Bariatrik Selain untuk Menurunkan Berat Badan

Juga bisa mencegah penyakit lain terkait obesitas ekstrem

Metode penurunan berat badan dengan operasi bariatrik menjadi pilihan terakhir bagi orang yang obesitas. Namun, saat ini operasi bariatrik tidak hanya dianggap untuk menurunkan berat badan, tetapi juga bisa mencegah berkembangnya penyakit lain terkait obesitas ekstrem, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan sleep apnea.

Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma yang mana obesitas dianggap sebagai penyakit medis yang harus diobati. Sebagian besar operasi penurunan berat badan dilakukan menggunakan teknik invasif minimal, yang artinya ahli bedah memasukkan alat melalui beberapa sayatan kecil di perut.

1. Apa itu operasi bariatrik?

Manfaat Operasi Bariatrik Selain untuk Menurunkan Berat Badanilustrasi operasi bariatrik (pexels.com/VidalBalieloJr.)

Dilansir Penn Medicine, bidang bariatrik fokus pada penderita obesitas untuk mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui diet, olahraga, dan terapi perilaku.

Operasi penurunan berat badan, seperti bypass lambung Roux-en-Y gastric bypass (RYGB) atau gastrektomi lengan vertikal, dilakukan untuk membantu penurunan berat badan pada orang dengan obesitas. Metode ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis.

Meskipun ini mungkin menjadi acuan umum, tetapi istilah "bariatrik" tidak selalu berarti pembedahan. Bariatrik dapat merujuk pada benda-benda yang dibuat untuk mereka yang obesitas agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Misalnya timbangan bariatrik, yaitu timbangan yang dibuat khusus untuk individu dengan obesitas. Perangkat bariatrik lainnya dibuat khusus untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan serta dapat digunakan untuk memindahkan dan membantu pasien.

Baca Juga: Atasi Obesitas dengan Operasi Bariatrik, Ini Manfaatnya

2. Prosedur dan risikonya

Manfaat Operasi Bariatrik Selain untuk Menurunkan Berat Badanilustrasi cek tekanan darah pada orang dengan hipertensi (pixabay.com/geraldoswald62)

Prosedur bedah bariatrik bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, seperti lambung, terkadang juga usus kecil untuk mengatur berapa banyak kalori yang dapat dikonsumsi dan diserap. Itu juga dapat mengurangi sinyal lapar yang mengalir dari sistem pencernaan ke otak.

Jika dibandingkan dengan risiko hidup dengan kondisi obesitas, risiko dari operasi bariatrik sangatlah kecil. Beberapa risiko potensialnya antara lain:

  • Sindrom dumping (pengosongan lambung ke bagian usus kecil lebih cepat daripada biasanya).
  • Timbulnya batu ginjal.
  • Berat badan tidak turun sesuai jumlah yang diinginkan.
  • Berat badan kembali naik.

Namun, sebagian besar pasien yang menjalani operasi bariatrik yang berkomitmen untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan melaporkan peningkatan yang signifikan pada kesehatan mereka secara keseluruhan.

Mencapai berat badan yang lebih sehat dapat membantu mengatasi sleep apnea (gangguan tidur yang menyebabkan napas terhenti), menangani diabetes tipe 2, termasuk menormalkan tekanan darah, sehingga berpotensi hidup lebih lama dan lebih sehat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan obesitas yang menjalani prosedur penurunan berat badan memiliki risiko 32 persen lebih rendah terkena kanker dan risiko kematian akibat kanker sebesar 48 persen lebih rendah, dibandingkan dengan yang tidak menjalani prosedur penurunan berat badan (JAMA, 2022).

Obesitas meningkatkan risiko berkembangnya 13 jenis kanker berbeda yang secara keseluruhan menyumbang 40 persen dari seluruh kanker yang didiagnosis setiap tahunnya. Yang menonjol di antaranya adalah kanker endometrium.

3. Kondisi yang mengharuskan operasi bariatrik

Manfaat Operasi Bariatrik Selain untuk Menurunkan Berat Badanilustrasi tindakan operasi bariatrik (pexels.com/Anna Shvets)

Mengutip dari laman Cleveland Clinic, obesitas dikaitkan dengan banyak penyakit kronis, dan banyak di antaranya bisa berpotensi mengancam jiwa. Kondisi dan faktor risiko ini membaik setelah operasi dan penurunan berat badan. Kalau dokter merekomendasikan operasi bariatrik, kamu mungkin sudah atau berisiko terkena salah penyakit di bawah ini:

  • Kolesterol tinggi (hiperlipidemia): Kolesterol tinggi artinya darah mengandung terlalu banyak lipid (lemak). Ini bisa bertambah dan menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah. Inilah sebabnya mengapa kolesterol tinggi bisa membuat seseorang berisiko mengalami stroke atau serangan jantung.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi): Hipertensi artinya kekuatan darah yang mengalir melalui pembuluh darah terlalu tinggi. Hal ini akan merusak dinding pembuluh darah dan membuat seseorang berisiko lebih besar terkena serangan jantung dan stroke.
  • Gula darah tinggi (hiperglikemia): Gula darah tinggi sangat terkait dengan resistansi insulin dan dianggap sebagai pendahulu diabetes. Jika tidak diobati, ini dapat merusak saraf, pembuluh darah, jaringan dan organ sehingga meningkatkan risiko berbagai penyakit.
  • Diabetes tipe 2: Penyimpanan lemak berlebih dapat menyebabkan resistansi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes pada orang dewasa. Risiko terkena penyakit ini meningkat sebesar 20 persen untuk setiap kenaikan 1 poin pada skala indeks massa tubuh (IMT).
  • Penyakit jantung: Obesitas dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dan gagal jantung kongestif. Hal ini juga dapat menyebabkan penumpukan plak di dalam arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke.
  • Penyakit ginjal: Sindrom metabolik yang terkait dengan obesitas, termasuk tekanan darah tinggi, resistansi insulin, dan gagal jantung kongestif merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal.
  • Sleep apnea: Orang dengan sleep apnea yang tidak diobati berpotensi berhenti bernapas berulang kali selama tidur ketika saluran pernapasan bagian atas tersumbat. Episode ini mengurangi aliran oksigen ke organ vital dan membahayakan jantung.
  • Osteoartritis: Memiliki berat badan berlebih memberi tekanan ekstra pada persendian seperti lutut. Hal ini meningkatkan kemungkinan terkena osteoartritis, penyakit sendi degeneratif atau memperburuk keadaan jika sudah mengidapnya.
  • Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD): NAFLD terjadi ketika tubuh mulai menyimpan kelebihan lemak di hati. Hal ini dapat menyebabkan steatohepatitis terkait non-alkohol (NASH), peradangan kronis yang dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada hati.
  • Kanker: Meskipun hubungannya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi obesitas berkorelasi dengan peningkatan risiko terkena lebih dari selusin jenis kanker. Ini juga meningkatkan risiko kematian akibat kanker lebih dari 50 persen.

Kalau kamu tertarik untuk menjalani operasi bariatrik, konsultasikan ke dokter untuk memastikan kamu merupakan kandidat yang tepat dan sehat secara fisik dan mental. Tim spesialis akan mendiskusikan tentang risiko dan manfaat, perawatan yang diperlukan setelah operasi, sambil mengevaluasi kesehatan fisik dan mental.

Baca Juga: Operasi Bariatrik: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya