4 Perbedaan antara Lipedema dan Limfadema

Keduanya memiliki gejala fisik yang serupa, yaitu bengkak

Dua penyakit yang pengucapannya hampir sama kadang membuat kita berpikir keduanya sama, contohnya lipedema dan limfedema. Selain itu, keduanya mempunyai gejala fisik yang serupa, yaitu pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.

Baik lipedema maupun limfadema memiliki gejala, penyebab, dan metode pengobatan yang berbeda. Nah, supaya kamu tidak bingung, yuk, kita bahas bersama apa saja perbedaan antara lipedema dan limfadema.

1. Definisi dan penyebab

4 Perbedaan antara Lipedema dan Limfademailustrasi genetik (freepik.com/kjpargeter)

Mengutip laman NI Direct, lipedema atau lipoedema adalah sebuah kondisi jangka panjang ketika terjadi penumpukan sel lemak di paha, kaki, dan bokong/pantat. Penumpukan sel lemak ini kadang juga terjadi di area lengan.

Penyebab lipedema tidak diketahui secara pasti, tetapi perubahan hormon dan genetik berpotensi memicu munculnya lipedema. Kondisi ini lebih sering dialami perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan laki-laki juga dapat mengalaminya.

Di sisi lain, limfadema adalah gangguan pada sistem limfatik ketika cairan limfatik terkumpul di area tubuh seperti di lengan dan kaki. Penumpukan terjadi karena cairan tidak dapat mengalir secara efektif. Merangkum laman Vein Health Medical Clinic, penyebab limfadema dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Primer: Kondisi ini terjadi dengan sendirinya, karena genetik, terbentuk saat bayi, saat sedang mengalami puberti atau mengandung. Untuk beberapa kasus, limfadema primer juga dapat terjadi pada usia 35 tahun.
  • Sekunder: Limfadema terjadi akibat dari cedera di kelenjar limfa, terekspos oleh radiasi saat melakukan pengobatan kanker yaitu terapi radiasi, atau karena infeksi. Penumpukan jaringan lemak akibat dari lipedema juga berpotensi menekan saluran limfa yang kemudian menyebabkan cairan tidak dapat mengalir sehingga menumpuk di satu area.

2. Gejala

4 Perbedaan antara Lipedema dan Limfademailustrasi pembengkakan pada pergelangan kaki (pexels.com/Azraq Al Rezoan)

Disebutkan dalam laman Better Health Channel, gejala lipedema antara lain:

  • Pembengkakan yang biasanya dimulai dari area panggul turun hingga mata kaki, kemudian area yang bengkak di kaki tampak seperti kolom.
  • Bagian telapak kaki pada umumnya tidak bengkak.
  • Area yang bengkak terasa kenyal dan dingin.
  • Area yang bengkak mudah lebam dan dapat muncul varises atau pembuluh darah laba-laba (spider vein).
  • Bagian tubuh yang bengkak menjadi sensitif saat disentuh.
  • Kaki dan area tubuh yang bengkak terasa sakit dan tidak nyaman terutama pada siang dan malam hari, setelah beraktivitas, atau saat cuaca panas.
  • Mengalami kesulitan saat berjalan atau melakukan aktivitas fisik.

Dilansir Mayo Clinic, berikut adalah gejala limfadema:

  • Pembengkakan di beberapa atau semua area lengan termasuk jari tangan atau kaki termasuk jari kaki.
  • Terasa berat dan kencang.
  • Gerakan tubuh menjadi terbatas.
  • Mengalami infeksi berulang.
  • Mengalam fibrosis, yaitu kulit menjadi keras dan tebal.

Baca Juga: Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

3. Diagnosis

4 Perbedaan antara Lipedema dan Limfademailustrasi lapisan kulit (pixabay.com/tienp)

Selain bisa tertukar dengan limfadema, lipedema juga sering dikaitkan dengan obesitas. Namun, bisa dipastikan bahwa lipedema tidak disebabkan oleh obesitas. Mereka yang mempunyai berat badan normal dapat mengalami lipedema.

Mengacu pada laporan dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2022, diagnosis lipedema memerlukan pemeriksaan klinis fisik yang meliputi pengamatan kulit dan deformasi jaringan adiposa. Lalu, bagian paha dan kaki yang bengkak tidak mengalami perubahan meskipun orang yang bersangkutan telah mengikuti program pengurusan berat badan. Dokter juga akan mempelajari riwayat medis pasien.

Menurut laporan ilmiah dalam jurnal Seminars in Plastic Surgery tahun 2018, berikut ini poin-poin penting yang diperhatikan oleh dokter untuk mendiagnosis limfadema:

  • Limfadema umumnya terjadi di anggota tubuh gerak, termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
  • Kaki bengkak.
  • Stemmer sign menunjukkan positif, yang artinya dokter tidak dapat mencubit kulit pasien karena kulit terlalu tebal. Akan tetapi, pasien masih mungkin mempunyai limfedama meskipun hasil tes Stemmer sign menunjukkan negatif. Hal ini tergantung dari seberapa berat kondisi dan durasi penyakit yang sudah dialami oleh pasien.
  • Dokter juga akan memeriksa apakah ada luka pada bagian ketiak dan pangkal paha pada pasien yang diduga mempunyai limfadema. Ini karena luka tersebut dapat memicu limfadema. Dokter kemudian memeriksa apakah ada fibrosis kulit pada pasien yang menjalani terapi radiasi.
  • Memeriksa indeks massa tubuh (IMT).
    • Pasien dengan nilai IMT>50 berisiko mengalami limfadema akibat obesitas.
    • Pasien dengan nilai IMT>60 pada umumnya mempunyai limfadema.
  • Memeriksa penampilan kulit atau permukaan kulit, misalnya apakah kulit tampak rusak.
  • Memeriksa fitur sindrom. Hal ini umumnya dilakukan pada pasien anak-anak yang diduga mempunyai limfadema primer. Contoh fitur sindrom antara lain terdapat esktra baris bulu mata, warna kuku menjadi kuning, rambut jarang/sedikit, dan wajah datar.
  • Alat pemindai seperti CT scan dan MRI. Biasanya ini dilakukan di tahap paling awal sebelum pasien dirujuk ke dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih detail. Alat pemindai hanya dapat menunjukkan apakah terjadi penebalan di lapisan kulit.

4. Pengobatan

4 Perbedaan antara Lipedema dan Limfademailustrasi suasana di dalam ruangan operasi (pixabay.com/sasint)

Merujuk laman National Health Service, hingga saat ini lipedema belum dapat disembuhkan secara total, tetapi dapat dicegah agar tidak memburuk. Metode pengobatan juga disesuaikan dengan gejala yang dialami oleh pasien. Akan tetapi, dokter biasanya akan menganjurkan pasien dengan lipedema untuk:

  • Mengonsumsi makanan sehat, memperbanyak olahraga, dan mencegah berat badan bertambah atau berlebihan.
  • Menggunakan stoking kompresi atau perban untuk mengurangi sakit dan untuk membantu pasien dalam berjalan.
  • Menggunakan krim pelembap untuk mencegah kulit menjadi kering.
  • Mengikuti konseling seperti terapi perilaku kognitif bila mengalami depresi akibat dari kondisi lipedema.
  • Menjadi operasi liposuction jika gejala cukup berat dan bisa jadi operasi dapat dilakukan lebih dari sekali. Sebaiknya didiskusikan dengan dokter terlebih dulu.
  • Mengikuti terapi kompresi yang dilakukan oleh ahli yang sudah dilatih secara khusus.

Dijelaskan dalam laman John Hopkins Medicine, pengobatan untuk kondisi limfedema terdiri dari:

Terapi dekongestif yang meliputi:

  • Mengenakan perban khusus untuk mencegah penumpukan cairan.
  • Olahraga, dan dokter akan menspesifikasi jenis olahraga yang cocok.
  • Menggunakan alat limfadema compression pump.
  • Menjaga berat badan agar seimbang tidak berlebihan.
  • Sebisa mungkin menaikkan lengan di atas jantung agar dapat menurunkan cairan yang menumpuk.
  • Menjaga kesehatan kulit untuk mencegah infeksi.

Operasi:

  • Metode ini biasanya untuk pasien limfedema tingkat 3 dan 4.
  • Metode operasi meliputi prosedur fisiologis dan prosedur eksisi yang umumnya dilakukan pada pasien limfedema tingkat 3, 4, dan 5. Contoh prosedur eksisi yaitu liposuction.

Itulah empat perbedaan utama antara lipedema dan limfadema. Pembengkakan yang terjadi karena sel lemak yang menumpuk di alat gerak tubuh seperti paha dan kaki disebut lipedema. Seseorang yang mempunyai lipedema pada umumnya tidak menunjukkan gejala telapak kaki yang bengkak dan kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja. Penyebab lipedema tidak diketahui secara pasti.

Limfadema terjadi karena cairan limfatik yang tidak bisa mengalir dan menumpuk di satu area. Kemudian, tekstur kulit orang yang mempunyai limfadema cenderung tebal sehingga sulit untuk dicubit. Limfadema dapat terbentuk dengan sendirinya (primer) atau karena mengalami infeksi atau akibat dari terapi radiasi (sekunder).

Baca Juga: Limfadenopati: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya