6 Dampak Asap Karhutla, Bukan Cuma Menyerang Pernapasan

Bisa berdampak ke jantung, lo!

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Namun, hujan diprediksi baru turun pada bulan November. Di saat-saat seperti ini, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat.

Rupanya, asap karhutla tidak hanya berdampak pada pernapasan, tetapi juga organ lain. Berikut beberapa dampak asap karhutla pada kesehatan yang mungkin muncul!

1. Batuk

Karhutla mengeluarkan partikel asap yang terbuat dari karbon. Menurut Mark Hew, associate professor sekaligus kepala pelayanan alergi, asma, dan imunologi klinis di Alfred Health, menghirup partikel tersebut (dalam ukuran berapa pun) bisa mengiritasi laring dan trakea, yang bisa menyebabkan batuk dan suara serak.

Batuk itu sendiri adalah cara tubuh merespons ketika ada sesuatu yang mengiritasi tenggorokan atau saluran pernapasan. Dilansir Mayo Clinic, iritasi merangsang saraf yang mengirimkan pesan ke otak, lalu otak memerintahkan otot-otot di dada dan perut untuk mendorong udara dan bahan iritan keluar dari paru-paru.

2. Iritasi mata

6 Dampak Asap Karhutla, Bukan Cuma Menyerang Pernapasanilustrasi iritasi mata (wikimedia.org/Eddie314)

Asap karhutla mengandung debu, karbon monoksida, nitrogen oksida, serta partikel kecil yang disebut PM10 dan PM2.5. Asap tersebut bisa melapisi permukaan mata atau bahkan larut ke dalam air mata, yang kemudian bisa memicu peradangan dan iritasi.

Ketika terjadi karhutla, sangat disarankan untuk tidak keluar rumah. Jika terpaksa beraktivitas di luar ruangan, gunakan kacamata. Iritasi bisa diatasi dengan obat tetes mata yang dijual bebas di pasaran dan jangan mengucek mata karena bisa memperparah iritasi.

3. Hidung meler

Keluarnya cairan dari hidung disebut meler atau runny nose. Cairannya bervariasi, bisa encer dan bening atau kental dan berwarna kuning kehijauan. Istilah medisnya adalah rhinorrhea.

Hidung meler paling sering terjadi karena alergi, infeksi virus, udara dingin, atau makan makanan pedas. Akan tetapi, juga bisa disebabkan oleh asap karhutla. Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Public Health tahun 2021, dari 1.231 perempuan dan 831 laki-laki yang terpapar asap kebakaran hutan, sebanyak 3,2 persen mengeluhkan hidung meler.

Baca Juga: 5 Dampak Polusi Udara pada Tumbuhan, Daun hingga Akar dalam Bahaya!

4. Iritasi tenggorokan

6 Dampak Asap Karhutla, Bukan Cuma Menyerang Pernapasanilustrasi sakit tenggorokan (flickr.com/Marco Verch Professional Photographer)

Masih mengacu pada studi yang disebutkan sebelumnya, sebanyak 70,4 persen orang melaporkan bahwa mereka mengalami iritasi tenggorokan dan tenggorokan kering. Mengutip The Conversation, ini karena partikel kecil yang mengiritasi lapisan tipis saluran pernapasan.

Ini adalah efek jangka pendek dari paparan PM2.5 tingkat tinggi. Iritasi pada tenggorokan bisa membuat kita sulit untuk menelan makanan atau meminum air. Yang bisa dilakukan adalah lebih banyak istirahat, minum minuman hangat (jahe, teh, atau air madu), dan membatasi aktivitas di luar ruangan untuk sementara.

5. Penyakit kardiovaskular

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation tahun 2000, risiko penyakit kardiovaskular naik 0,5 hingga 1,5 persen untuk setiap peningkatan PM2.5 sebesar 5-6 μg/m³.

Penyakit kardiovaskular yang dimaksud mencakup penyakit jantung iskemik, gagal jantung, aritmia (detak jantung tidak teratur), dan serangan jantung.

Pada studi lain yang dimuat dalam American Journal of Cardiology tahun 2006 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan tekanan darah sistolik sebesar 2,8 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2,7 mmHg untuk setiap peningkatan PM2.5 sebesar 10,5 μg/m³.

Seperti yang kita ketahui, tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.

6. Masalah kulit

6 Dampak Asap Karhutla, Bukan Cuma Menyerang Pernapasanilustrasi jerawat (pixabay.com/Ortega Ulloa)

Asap karhutla memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Jelaga dan abu bisa menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat, noda, komedo, serta meningkatkan produksi minyak.

Sementara, efek jangka panjangnya adalah mempercepat penuaan kulit, meningkatkan kemungkinan terkena kanker kulit, pigmentasi (warna kulit tidak merata), dan degradasi kolagen. Semua ini disebabkan oleh partikulat, hidrokarbon polisiklik aromatik, ozon, dan nitrogen dioksida yang terdapat dalam asap karhutla.

Nah, sekarang kita paham bahwa asap kebakaran hutan dan lahan tidak hanya diasosiasikan dengan masalah pernapasan saja. Bagikan informasi ini ke orang terdekatmu, yuk!

Baca Juga: 7 Dampak Polusi Udara pada Kesehatan, Asma hingga Kelahiran Prematur

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya