Intermittent Fasting Ampuh Turunkan Berat Badan Pasien Diabetes Tipe 2

Lebih simpel daripada menghitung kalori

Menurut International Food Information Council Foundation, intermittent fasting adalah jenis diet yang paling populer pada tahun 2019. Banyak orang bersaksi bahwa mereka sukses menurunkan berat badan dengan metode ini. Apakah kamu salah satunya?

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam JAMA Network Open pada Oktober 2023, intermittent fasting terbukti lebih efektif dalam menurunkan berat badan pada pasien diabetes tipe 2 dibandingkan dengan diet dengan metode menghitung kalori. Berikut ini penjabarannya!

1. Mengenal intermittent fasting terlebih dahulu

Dalam bahasa sederhana, intermittent fasting adalah berpuasa pada periode yang ditentukan dan makan secara normal pada periode yang lain. Skema yang paling banyak dipakai adalah 16 jam berpuasa (tetapi boleh minum air) dan 8 jam makan secara normal.

Dengan intermittent fasting, tubuh mendapatkan waktu istirahat dari mencerna makanan. Selain itu, juga memicu proses autofagi, yang mana tubuh bekerja membersihkan sel yang rusak dan menggantinya dengan sel yang baru.

2. Kelompok yang melakukan intermittent fasting kehilangan 3,6 persen berat badannya

Intermittent Fasting Ampuh Turunkan Berat Badan Pasien Diabetes Tipe 2ilustrasi menimbang berat badan (pixabay.com/Vidmir Raic)

Studi ini melibatkan 75 peserta (53 perempuan dan 22 laki-laki) dengan usia rata-rata 55 tahun dan indeks massa tubuh rata-rata 39. Terdiri dari 40 orang berkulit hitam, 30 orang Hispanik, 4 orang berkulit putih, dan 1 orang keturunan Asia.

Lalu, mereka dibagi menjadi tiga kelompok:

  • Kelompok intermittent fasting: Boleh makan antara jam 12 siang hingga 8 malam, setelah itu berpuasa.
  • Kelompok yang membatasi kalori: Diminta untuk mengurangi asupan kalori sebesar 25 persen. Misalnya, dari 2.000 kalori per hari menjadi 1.500 kalori per hari.
  • Kelompok kontrol: Tidak mengubah cara makan mereka.

Dalam enam bulan, kelompok pertama kehilangan 3,6 persen berat badannya. Sementara iu, kelompok kedua hanya kehilangan 1,8 persen berat badannya.

Karena intermittent fasting lebih mudah diikuti, peserta dari kelompok tersebut cenderung lebih patuh dan sukses menurunkan lebih banyak berat badan. Kelompok pertama berhasil mengurangi 313 kalori per hari, sementara kelompok kedua hanya memangkas 197 kalori per hari.

3. Selain itu, kadar HbA1c-nya juga turun

HbA1c adalah kadar glukosa darah rata-rata selama 2–3 bulan terakhir. Ini adalah tes darah untuk mendiagnosis diabetes tipe 2 dan memantau glukosa darah bagi orang yang telah memiliki diabetes.

Pada awal studi, kadar HbA1c peserta adalah 8,1 persen. Setelah menjalani perubahan pola makan, baik kelompok intermittent fasting maupun kelompok yang membatasi kalori sama-sama mengalami penurunan HbA1c sebesar 0,9 persen. Menariknya lagi, kedua kelompok juga mengalami penurunan lemak viseral (lemak perut) dan lingkar pinggang.

Baca Juga: Gak Hanya Ampuh Pangkas Lemak, Ini 5 Manfaat Lain Intermittent Fasting

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya