Iskemia Jantung, Salah Satu Penyakit yang Sering Tidak Terdeteksi

Cek gejalanya, apakah ada yang kamu rasakan?

Jantung adalah organ yang perannya sangat vital. Hanya seukuran kepalan tangan dengan berat 300–450 gram, tetapi organ ini mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Darah tersebut mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar bisa berfungsi normal.

Namun, ada banyak penyakit jantung yang sering tidak terdeteksi, salah satunya adalah iskemia jantung. Berikut ini penjabarannya, mulai dari definisi, faktor risiko, gejala, penanganan, dan pencegahan, seperti yang diutarakan oleh dr. Sanny March Silaban, SpJP, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Pekanbaru.

1. Definisi iskemia jantung

Iskemia jantung merupakan gangguan pada organ jantung yang menyebabkan berkurangnya asupan darah karena adanya penyumbatan aliran darah. Biasanya ini disebabkan oleh penumpukan plak pada pembuluh darah yang terjadi secara perlahan.

Penumpukan selama bertahun-tahun yang tidak kunjung ditangani bisa berujung pada kerusakan jantung. Selain itu, juga memperbesar kemungkinan kematian mendadak.

2. Penyebab dan faktor risiko

Iskemia Jantung, Salah Satu Penyakit yang Sering Tidak Terdeteksiilustrasi tekanan darah tinggi (pixabay.com/stevepb)

Dilansir WebMD, salah satu penyebab utama iskemia adalah aterosklerosis. Di situlah plak menumpuk di arteri.

Plak adalah zat keras dan lengket yang sebagian besar terbuat dari lemak. Itu terbentuk secara perlahan, jadi kamu tidak akan menyadarinya pada tahap awal. Namun, seiring waktu, ini bisa mengeraskan dan mempersempit arteri. Hal ini memperlambat aliran darah karena darah jadi memiliki lebih sedikit ruang untuk bergerak. Ibarat pipa ledeng tua, jika ada kotoran di dalam pipa, maka air mengalir dengan lambat dan semuanya akan tersumbat.

Kamu juga bisa terkena iskemia karena penggumpalan darah. Plak sendiri merupakan sebuah masalah. Namun, kadang plak bisa pecah dan membentuk gumpalan. Hal ini menyebabkan penghentian aliran darah secara tiba-tiba dan serius. Sepotong gumpalan terkadang bisa pecah dan menyebabkan masalah di bagian tubuh lain juga.

Menurut dr. Sanny, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan terkena iskemia jantung, seperti:

  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi.
  • Mempunyai kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Kurang beraktivitas fisik.
  • Memiliki kolesterol.
  • Memiliki diabetes.
  • Obesitas.
  • Faktor keturunan dari keluarga.

3. Gejala

Dalam banyak kasus, orang dengan iskemia jantung menunjukkan gejala yang minim atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Alhasil, banyak yang baru mencari bantuan medis ketika kondisinya sudah parah.

Gejala yang umum dikeluhkan di antaranya:

  • Kelelahan.
  • Mual dan muntah.
  • Detak jantung yang cepat.
  • Nyeri dada seperti tertekan dan tak kunjung reda. Bahkan, nyerinya menjalar ke rahang, bahu, hingga lengan.
  • Napas terasa sesak dan makin parah ketika beraktivitas fisik.

Gejala yang muncul sebetulnya bisa bervariasi, tergantung di mana iskemia terjadi. Berikut adalah area di mana iskemia dapat terjadi dan gejala yang mungkin dialami:

Di jantung

  • Nyeri dada (angina).
  • Detak jantung lebih cepat dari biasanya.
  • Nyeri di leher, rahang, bahu, atau lengan.
  • Berkeringat saat tidak beraktivitas fisik berat atau cuaca panas.
  • Sakit perut atau muntah.
  • Merasa sangat lelah.

Di otak

  • Sakit kepala yang muncul secara cepat dan berat, kadang disertai pusing atau muntah.
  • Pingsan.
  • Masalah dalam menggerakkan tubuh (kelemahan, mati rasa, atau tidak bisa menggerakkan wajah, lengan, atau kaki pada satu sisi tubuh).
  • Bicara cadel dan sulit memahami orang lain.

Di kaki

  • Kaki terasa dingin atau kelemahan di kaki.
  • Kaki sakit.
  • Sakit parah di kaki, bahkan saat beristirahat.
  • Kulit kaki halus dan mengilap.
  • Luka yang tak kunjung sembuh.

Di usus

  • Sakit perut parah.
  • Kembung.
  • Darah dalam tinja.
  • Diare.
  • Urgensi buang air besar.
  • Muntah atau sakit perut.

Baca Juga: 5 Fakta Iskemia Miokardium alias Tersumbatnya Aliran Darah ke Jantung

4. Apakah iskemia jantung berbahaya?

Iskemia Jantung, Salah Satu Penyakit yang Sering Tidak Terdeteksiilustrasi detak jantung (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Sebenarnya, iskemia bukan hanya terjadi pada jantung, tetapi juga pada otak, usus, hingga tungkai (kaki). Namun, apa pun jenisnya, iskemia harus segera ditangani. Mengapa?

Iskemia jantung yang tidak ditangani membuat jantung kekurangan oksigen dan akan memengaruhi cara kerjanya. Lalu, akan menyebabkan masalah baru, seperti aritmia jantung dan gangguan irama jantung.

Jika sudah parah, kurangnya asupan oksigen dari darah bisa mengakibatkan kerusakan jaringan. Ini bisa menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, sampai kematian mendadak.

5. Diagnosis

Dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang terdampak.

Setelah itu, dokter akan meminta pasien menjalani pemeriksaan penunjang, seperti CT scan atau MRI untuk melihat area pembuluh darah yang tersumbat. Jika iskemia terjadi pada jantung, biasanya dokter juga menyarankan pemeriksaan elektrokardiogram dan ekokardiogram.

Sementara itu, pemeriksaan iskemia pada usus biasanya dilengkapi dengan endoskopi, kolonoskopi, atau ultrasonografi untuk melihat gambaran kondisi usus, penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, serta tingkat kecukupan oksigen di usus.

Apabila iskemia terjadi di otak, selain CT scan dan MRI, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang ekokardiografi untuk mengetahui ada atau tidaknya gumpalan darah di otak, yang mana gumpalan tersebut mungkin asalnya dari jantung.

6. Pengobatan

Iskemia Jantung, Salah Satu Penyakit yang Sering Tidak Terdeteksiilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dokter Sanny mengatakan bahwa orang dengan iskemia jantung akan diberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri dan membantu melancarkan aliran darah. Akan tetapi, jika tingkat keparahan penyakitnya tinggi, maka direkomendasikan pemasangan ring atau operasi bypass jantung.

Operasi bypass jantung dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian lain tubuh (seperti dada, tungkai, atau lengan) dan meletakkannya di atas dan di bawah area yang menyempit atau mengalami penyumbatan. Sederhananya, membuat jalur baru untuk mengalirkan oksigen ke jantung.

7. Pencegahan

Masih belum terlambat untuk mencegah iskemia jantung. Berkomitmen mengubah gaya hidup adalah yang utama, bisa dilakukan dengan:

  • Menjalani pola makan yang sehat dan teratur.
  • Mengurangi konsumsi makanan cepat saji, manis, tinggi garam, dan berlemak.
  • Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Rutin berolahraga, minimal 150 menit per minggu.
  • Menjaga tekanan darah agar tetap stabil.
  • Menjaga berat badan ideal dan menurunkannya jika kelebihan.

Baca Juga: Stroke Iskemik: Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Jenis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya