Korelasi COVID-19 dengan Ensefalopati Tiroiditis Hashimoto

Benarkah saling berkaitan?

Tiroiditis adalah kondisi di mana kelenjar tiroid mengalami inflamasi atau peradangan. Salah satu penyebab tiroiditis adalah virus yang memicu inflamasi akut. SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19, diduga bisa memicu ensefalopati tiroiditis Hashimoto!

Ini mengacu pada studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cureus pada 26 Agustus 2022. Simak penjelasannya!

1. Pada kasus yang diteliti, dialami oleh perempuan obesitas berusia 34 tahun

Kasus ensefalopati tiroiditis Hashimoto yang dipicu oleh COVID-19 ini dialami oleh perempuan obesitas berusia 34 tahun. Ensefalopati adalah istilah untuk penyakit yang memengaruhi fungsi atau struktur otak. Sementara itu, tiroiditis Hashimoto adalah kondisi saat sistem kekebalan menyerang tiroid dan menyebabkan hipotiroidisme.

Gejala yang dilaporkan adalah kecemasan, perubahan perilaku, dan gerakan kepala berulang. Pasien terbukti positif memiliki RNA SARS-CoV-2, tetapi tidak menunjukkan tanda atau gejala COVID-19.

Ultrasonografi (USG) leher menunjukkan pembesaran kelenjar tiroid heterogen. Selain itu, pasien memiliki kadar hormon perangsang tiroid (TSH) yang tinggi serta triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) yang rendah.

Saat masuk ke unit gawat darurat (UGD), kadar TSH-nya adalah 47,10 mIU/L dengan kadar T3 34 ng/dL dan T4 0,15 g/dL. Padahal, kadar TSH normal berkisar antara 0,40-4,50 mIU/L dengan kadar T3 normal 60-181 ng/dL dan kadar T4 4,8-10,4 g/dL.

2. Setelah diobati, kondisinya berangsur membaik

Korelasi COVID-19 dengan Ensefalopati Tiroiditis Hashimotoilustrasi obat-obatan (unsplash.com/Roberto Sorin)

Awalnya, pasien diberi levotiroksin untuk mengobati hipotiroidisme secara intravena. Lalu, obat yang sama diberikan secara oral dengan dosis 200 mcg. Pasien juga diberi seftriakson, deksametason, dan antikoagulan profilaksis untuk COVID-19.

Selain itu, pasien juga diberi beberapa dosis haloperidol untuk mengobati ensefalopati. Setelahnya, status mental pasien meningkat drastis dan pengobatan dilanjutkan dengan rawat jalan.

3. Hubungan antara COVID-19 dengan penyakit tiroid

Peneliti menjelaskan bahwa hubungan antara penyakit tiroid dengan infeksi virus SARS-CoV-2 belum sepenuhnya dipahami. Terdapat laporan bahwa SARS-CoV-2 mengarah ke disfungsi tiroid.

Disfungsi tiroid dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi dan prognosis (perjalanan penyakit) yang lebih buruk. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Endocrinology tahun 2020, sebanyak 20,2 persen dari pasien rawat inap dengan gangguan tiroid mengalami infeksi COVID-19 yang berat.

Pasien dengan dua kondisi sekaligus (tiroiditis Hashimoto dan COVID-19) memiliki peningkatan risiko badai sitokin dan infeksi COVID-19 yang lebih parah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui efek jangka panjang SARS-CoV-2 terhadap fungsi tiroid.

Baca Juga: Mutasi Virus Meningkatkan Risiko Reinfeksi COVID-19

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya