Studi: Pemain Basket Berisiko Tinggi Mengalami Cedera Mata

Apakah bisa dicegah?

Selain sepak bola dan bulu tangkis, basket adalah salah satu olahraga yang digemari orang Indonesia. Tidak hanya sekadar menonton, banyak yang memutuskan untuk menjadi pemain basket profesional.

Bukan cuma keseleo atau cedera lutut, pemain basket juga berisiko mengalami cedera mata. Berapa prevalensinya dan bagaimana cara mencegahnya? Mari kita cari tahu!

1. Prevalensinya berbeda-beda, tetapi cukup signifikan

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2018, olahraga basket menyebabkan hampir 16 persen cedera mata pada anak-anak antara tahun 1990 hingga 2012. Bahkan, kasus cedera mata akibat basket lebih tinggi daripada baseball, softball, hingga airsoft rifle.

Sementara, studi lama yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Ophthalmology menemukan 5,4 persen cedera mata dari 1.092 cedera yang dialami oleh pemain National Basketball Association (NBA) selama periode 17 bulan. Studi ini melibatkan seluruh atlet NBA yang mengalami cedera mata antara 1 Februari 1992 hingga 20 Juni 1993.

Sebanyak 50,9 persen berupa laserasi (robekan) pada kelopak mata, 28,8 persen mengalami memar atau bengkak pada kelopak mata dan daerah periorbital, serta 11,9 persen melaporkan lecet pada kornea. Sebagian besar cedera disebabkan oleh jari (35,6 persen) dan siku (28,8 persen).

2. Sebagian besar disebabkan oleh kontak fisik antar pemain

Studi: Pemain Basket Berisiko Tinggi Mengalami Cedera Matailustrasi pertandingan basket (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di luar dugaan kita, penyebab utama cedera mata bukanlah karena terkena lemparan bola basket, melainkan karena kontak fisik antar pemain. Seperti yang dialami oleh LeBron James selama Final NBA 2018, pemain lawan tidak sengaja menusuk matanya, yang menyebabkan perdarahan subkonjungtiva.

Bahkan, ada yang lebih parah, seperti yang dialami oleh pebasket Akil Mitchell pada Januari 2017. Matanya tak sengaja ditusuk dan membuat bola mata kirinya keluar dari rongganya!

Insiden itu juga pernah dialami oleh Allen Ray saat berlaga dalam pertandingan basket kampus pada tahun 2006. Untungnya, penglihatan mereka berhasil diselamatkan oleh ophthalmologist (dokter spesialis mata).

3. Gunakan kacamata pelindung untuk mencegah cedera mata

Sebanyak 96,6 persen atlet NBA yang diteliti dalam studi yang berjudul "The National Basketball Association Eye Injury Study" tidak mengenakan kacamata pelindung ketika cedera terjadi. Padahal, kacamata pelindung mampu mencegah cedera mata.

Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), pilihan terbaik untuk pemain bola basket adalah kacamata pelindung dengan lensa polikarbonat. Gunakan yang anti-fog supaya kacamata tidak berembun dan menghalangi penglihatan.

"Meminta pemain untuk memakai kacamata pelindung masih sulit untuk dilakukan. Itu tidak wajib, tetapi kami pasti mendorongnya karena kontak langsung yang dekat memungkinkan cedera pada bola mata," ujar William Barlow, MD, dokter mata di John A. Moran Eye Center, Amerika Serikat.

Baca Juga: Kenali 7 Masalah Kesehatan yang Sering Mengancam Para Pemain Basket!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya