Risiko Komplikasi Meningkat jika Pasien Malnutrisi, Yuk Waspada!

Selain itu, rawat inap menjadi lebih lama

Malnutrisi pada pasien bedah adalah hal yang sangat jarang dibicarakan. Padahal, defisit nutrisi pada pasien bisa meningkatkan risiko komplikasi, membuat rawat inap lebih lama, bahkan meningkatkan risiko kematian!

Atas dasar itu, Fresenius Kabi berkolaborasi dengan IKABDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif) mengadakan media briefing bertema "Perbaikan Nutrisi Turunkan Risiko Komplikasi Kesehatan dan Biaya Pengobatan" pada Selasa (24/5/2022).

Narasumber yang dihadirkan ialah Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD, Ketua Umum IKABDI; Dr. Nurhayat Usman, SpB-KBD, FINACS, Ketua Perwakilan UCN Indonesia; dan Herlina Harjono, Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia. Simak, yuk!

1. 76 persen pasien bedah di Indonesia mengalami malnutrisi sedang hingga tinggi

Mula-mula, Dr. Nurhayat memaparkan sebuah studi yang melibatkan 536 pasien bedah dari 83 rumah sakit di 7 negara Asia. 143 pasien berasal dari Korea Selatan, 122 pasien dari India, 81 pasien dari Taiwan, 74 pasien dari Vietnam, 59 pasien dari Filipina, 38 pasien dari Indonesia, dan 19 pasien dari Thailand.

Hasilnya, 76 persen pasien bedah di Indonesia mengalami malnutrisi sedang hingga tinggi. Bila dijabarkan, artinya malnutrisi terjadi pada 3 dari 4 pasien! Studi multinasional ini bertujuan untuk mengevaluasi defisit nutrisi pada pasien bedah di Asia.

2. Malnutrisi dikaitkan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, dan biaya yang lebih tinggi

Lebih lanjut, Dr. Nurhayat mengatakan bahwa malnutrisi pada pasien rumah sakit dikaitkan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi. Namun, malnutrisi sering kali tidak terdeteksi.

Sebagai contoh, dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal HPB di tahun 2019, tingkat mortalitas dan morbiditas pada pasien yang menjalani operasi pengangkatan tumor dari organ hati adalah 1,7 persen dan 44,3 persen. Studi ini melibatkan 287 pasien.

Rupanya, 33,4 persen pasien mengalami malnutrisi. Padahal, malnutrisi dikaitkan dengan frekuensi komorbiditas yang lebih tinggi, lebih banyak komplikasi pasca operasi, dan lebih lama tinggal di rumah sakit.

3. Yang berisiko tinggi mengalami malnutrisi adalah pasien gastrointestinal

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Medical Archives di tahun 2014, pasien gastrointestinal berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Malnutrisi bisa terjadi pada pasien kanker gastrointestinal karena peningkatan kebutuhan metabolisme, asupan nutrisi yang tidak mencukupi, atau kehilangan nutrisi.

Pasien yang menjalani operasi gastrointestinal berisiko mengalami deplesi (penipisan) nutrisi akibat asupan nutrisi yang tidak memadai, baik sebelum operasi dan pasca operasi. Bila dibandingkan, prevalensi malnutrisi lebih tinggi pada pasien kanker gastrointestinal, yaitu 84,9 persen. Dan hanya 65,3 persen pada pasien bedah gastrointestinal.

Baca Juga: Waspada Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Malnutrisi!

4. Risiko semakin tinggi jika pasien masuk kategori lanjut usia (lansia)

Risiko Komplikasi Meningkat jika Pasien Malnutrisi, Yuk Waspada!ilustrasi lansia (unsplash.com/Eduardo Barrios)

Usia 65 tahun ke atas adalah salah satu faktor risiko malnutrisi. Sering kali, pasien lansia memiliki beberapa kondisi medis yang menghambat asupan oral dan mengganggu status gizi. Apalagi jika digabungkan dengan penyakit akut, kemungkinan pasien tersebut memerlukan perawatan di intensive care unit (ICU).

Menurut studi yang diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition di tahun 2010, prevalensi malnutrisi pada pasien lansia mencapai 68,87 persen. Sehingga, status gizi pasien lansia perlu dipantau ketat.

5. Bagaimana penanganan malnutrisi yang tepat?

Risiko Komplikasi Meningkat jika Pasien Malnutrisi, Yuk Waspada!ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/SHVETS production)

Dr. Nurhayat menegaskan bahwa pasien yang malnutrisi bukan berarti tidak mau makan. Tetapi, mungkin tidak bisa makan akibat penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan. Misalnya, gangguan penyerapan nutrisi.

"Itulah mengapa, pasien yang masuk harus diskrining dulu. Jangan sampai dilakukan tindakan operasi dalam kondisi malnutrisi, terutama malnutrisi berat," jelasnya.

Cara pemberian nutrisi pun tergantung kondisi pasien. Apakah masih bisa diberikan lewat mulut seperti biasa atau harus melalui selang yang dimasukkan ke lambung lewat hidung.

Baca Juga: 8 Gejala Malnutrisi pada Orang Dewasa, Apakah Kamu Mengalaminya? 

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya