Studi: Merokok Meningkatkan Produksi Lendir

Mengapa bisa begitu?

Mengutip UCSF Health, merokok adalah faktor risiko utama bronkitis kronis. Lebih dari 90 persen penderita bronkitis kronis memiliki riwayat merokok. Bukan hanya perokok aktif, perokok pasif juga menghadapi risiko yang sama.

Salah satu ciri khas bronkitis kronis adalah produksi lendir berlebihan. Lantas, apa keterkaitan antara merokok dengan peningkatan produksi lendir? Simak temuan American Thoracic Society yang dimuat di laman ScienceDaily berikut ini, yuk!

1. Lendir berbeda dengan air liur

Lendir (mucus) dan air liur (saliva) adalah dua hal yang berbeda. Dilansir Verywell Health, lendir disekresikan (diproduksi dan dilepaskan) oleh sel-sel di saluran udara bagian bawah. Sementara, air liur dihasilkan oleh kelenjar ludah di mulut.

Di sisi lain, fungsinya juga tidak sama. Air liur berfungsi untuk melembapkan makanan sehingga lebih mudah ditelan. Fungsi lainnya adalah melumasi mulut dan tenggorokan. Bagaimana dengan lendir?

"Lendir sangat penting untuk menyaring bahan yang dihirup melalui hidung, seperti debu dan alergen serta mikroorganisme," ungkap Dr. Andrew Lane, ahli telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Johns Hopkins University.

2. Terlalu banyak lendir bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan infeksi

Studi: Merokok Meningkatkan Produksi Lendirilustrasi kesulitan bernapas (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lendir bisa menjebak kotoran, bakteri, virus, dan jamur di saluran pernapasan. Lalu, dikeluarkan dari tubuh dengan cara batuk.

Namun, produksi lendir berlebih bukanlah hal yang baik karena bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan infeksi. Selain itu, terlalu banyak lendir adalah pertanda masalah pernapasan kronis dan beberapa jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

3. Perokok mengalami kelebihan produksi sel lendir

Menurut Yohannes Tesfaigzi, PhD, direktur Program PPOK di Lovelace Respiratory Research Institute, Albuquerque, New Mexico, kelebihan produksi sel lendir umum terjadi pada saluran udara besar dan kecil perokok. Ini bertanggung jawab atas obstruksi jalan napas dan penurunan fungsi paru-paru.

"Penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa setelah respons peradangan, 30 persen sel (lendir) yang melapisi saluran udara mengalami kematian dan kembali ke jumlah semula. Kematian sel ini sebagian dibantu oleh protein, termasuk Bik," jelasnya.

Baca Juga: Banyak Orang Terlambat Mengetahui Bahaya Rokok

4. Asap rokok menekan protein pemicu kematian sel lendir

Studi: Merokok Meningkatkan Produksi Lendirilustrasi asap rokok (pexels.com/Petar Starčević)

Para peneliti menemukan bahwa perokok mengalami penurunan kadar Bik, yang otomatis meningkatkan jumlah sel penghasil lendir. Kesimpulan ini didapatkan setelah melakukan uji coba ke tikus, yang terpapar asap rokok enam jam per hari, lima hari dalam seminggu, selama tiga minggu.

Setelahnya, peneliti mengumpulkan sampel jaringan paru-paru dan memeriksa keberadaan Bik. Hasilnya, tikus yang terpapar asap rokok memiliki kadar Bik yang jauh lebih rendah dan sel lendir meningkat tiga kali lipat.

5. Berhenti merokok bisa membuat produksi lendir kembali normal

Tenang, kondisi ini tidak bersifat permanen. Produksi lendir akan kembali normal jika seseorang berhenti merokok.

Menurut Become an Ex (website yang bertujuan untuk membantu seseorang berhenti merokok), terdapat silia (sel-sel kecil menyerupai rambut) di dalam saluran pernapasan. Rokok membuat silia tidak bisa bekerja dengan baik dan menyebabkan penumpukan lendir.

Saat kita berhenti merokok, silia akan kembali normal dan membantu tubuh membuang kelebihan lendir. Manfaat lain yang kita rasakan adalah batuk dan sesak napas berkurang hingga penurunan risiko serangan jantung.

Baca Juga: Langsung Terasa, Ini 5 Manfaat Berhenti Merokok bagi Kesehatan

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya