Varian Baru Virus Corona Lambda Dapat Meningkatkan Penularan?

Pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan bahwa varian lain dari virus corona SARS-CoV-2, yaitu strain C.37 diberi label "Lambda". Varian ini masuk dalam daftar variant of interest (VOI) dan pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020 lalu.

Sejak 14 Juni, WHO mengklasifikasikan Lambda sebagai varian global karena peningkatan prevalensinya di Amerika Selatan. 

Mengingat penyebarannya yang kian masif, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang varian Lambda. Simak selengkapnya di sini!

1. Memengaruhi banyak negara di Amerika Latin

Varian Baru Virus Corona Lambda Dapat Meningkatkan Penularan?infografis fakta varian Lambda (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada Desember, varian Lambda menyumbang 1 dari 200 sampel virus corona yang diuji di Peru, dilansir Financial Times. Pada bulan Maret, varian tersebut menyumbang 50 persen sampel di Lima, ibu kota Peru. Sekarang sudah 82 persen.

Varian Lambda dilaporkan sudah tersebar di lebih dari 31 negara di dunia, menurut data terakhir dari GISAID, per 9 Juli 2021.

2. Dapat meningkatkan penularan dan memperkuat ketahanan virus terhadap antibodi

Varian Baru Virus Corona Lambda Dapat Meningkatkan Penularan?ilustrasi virus COVID-19 (pixabay.com/Tumisu)

Lambda dikategorikan WHO sebagai variant of interest (VOI), bukan variant of concern (VOC). Strain virus dari kategori VOC berpotensi menyebabkan masalah epidemiologis, sedangkan VOI tidak.

Namun, WHO tetap memantau varian Lambda secara ketat serta melakukan studi lanjutan terkait penularan dan resistansi terhadap antibodi penetralisir. Setelahnya, akan ditentukan apakah status Lambda perlu dipindahkan menjadi VOC atau tidak.

WHO melaporkan bahwa varian Lambda membawa mutasi yang bisa meningkatkan penularan dan memperkuat ketahanan virus terhadap antibodi. Ini mengacu pada data terbatas yang tersedia sejauh ini, dilansir News 18.

Sebagai informasi, varian Delta (B.1.617.2) yang pertama kali ditemukan di India dulunya dikategorikan sebagai VOI, tetapi kini sudah menjadi VOC. Selain itu, varian yang menjadi perhatian lainnya adalah Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), serta Epsilon (B.1.427 dan B.1.429).

Baca Juga: Studi: Vaksin AstraZeneca Ampuh Cegah COVID-19 Varian Delta

3. Varian Lambda membawa sejumlah mutasi

Varian Baru Virus Corona Lambda Dapat Meningkatkan Penularan?ilustrasi mutasi virus corona (hurriyetdailynews.com)

WHO mengatakan bahwa varian Lambda membawa sejumlah mutasi dengan dugaan implikasi fenotipik. Diperkirakan, varian ini berpotensi meningkatkan resistansi terhadap antibodi penetral atau meningkatkan penularan (transmisibilitas).

Menurut WHO, dikutip dari India Today, ini ditandai dengan mutasi pada protein lonjakan (spike protein), termasuk G75V, L452Q, F490S, T859N, D614G, T76I, dan del247/253.

Dalam buletinnya, WHO mengatakan bahwa diperlukan studi lanjutan yang kuat tentang dampak fenotipik dari varian Lambda agar bisa memahami secara menyeluruh serta dibutuhkan tindakan pencegahan untuk mengendalikan penyebaran.

4. Adakah gejala khas dari varian Lambda?

Varian Baru Virus Corona Lambda Dapat Meningkatkan Penularan?ilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Saat ini tidak ada yang menunjukkan bahwa gejala infeksi varian Lambda berbeda dengan jenis virus corona lainnya.

Gejala utama COVID-19, menurut NHS, adalah:

  • Suhu panas: sesimpel merasakan panas saat menyentuh dada atau punggung (tak perlu mengukur suhu)
  • Batuk terus-menerus: batuk banyak selama lebih dari 1 jam, atau tiga atau lebih episode batuk dalam 24 jam (jika kamu biasanya batuk, mungkin lebih buruk dari biasanya)
  • Kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau pengecap: menyadari tidak dapat mencium atau merasakan apa pun, atau hal-hal yang berbau atau terasa berbeda dari biasanya

NHS mengatakan bahwa kebanyakan orang yang memiliki gejala COVID-19 akan memiliki setidaknya satu dari yang di atas.

5. Akankah vaksin masih bekerja melawan varian Lambda?

Varian Baru Virus Corona Lambda Dapat Meningkatkan Penularan?Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Dilansir Science Focus, dalam makalah pra-cetak berjudul SARS-CoV-2 Lambda Variant Remains Susceptible to Neutralization by mRNA Vaccine-elicited Antibodies and Convalescent Serum yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, para peneliti menemukan bahwa vaksin mRNA efektif melawan varian Lambda. Vaksin tersebut dikatakan mengandung materi genetik yang memerintahkan sel-sel tubuh untuk memproduksi lonjakan virus corona, yang kemudian memicu respons imun.

Namun, dalam makalah pra-cetak lainnya, yaitu laporan berjudul Infectivity and immune escape of the new SARS-CoV-2 variant of interest Lambda, varian Lambda ditemukan memiliki mutasi yang memiliki "kemampuan untuk melarikan diri dari antibodi penetral yang ditimbulkan oleh CoronaVac". CoronaVac adalah vaksin yang diproduksi Sinovac.

Meski demikian, para peneliti telah menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi efektivitas vaksin.

Baca Juga: Perbandingan 7 Jenis Vaksin COVID-19 yang Akan Dipakai Indonesia

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya