Adakah Hubungan Bipolar dengan Meningkatnya Kreativitas?

Benarkah pengidap bipolar cenderung lebih kreatif ?

Manusia secara alami memang dianugerahi perasaan yang dapat merasakan berbagai macam suasana hati. Mulai dari perasaan senang, semangat, kecewa, sedih, dan murung. Bagi orang normal tentunya  perasaan ini mudah dibedakan dari emosi satu dengan emosi lainnya. Namun, tidak demikian untuk orang yang memiliki gangguan bipolar.

Ketika didiagnosis dokter memiliki gangguan bipolar, mungkin hal ini terdengar menyeramkan. Dibalik ketakutan itu, apabila perubahan suasana hati dikelola dengan baik, pengidap bipolar cenderung sangat kreatif. Perubahan suasana hati yang intens dapat memacu pikiran yang produktif dan muncul kreativitas seni yang hebat. Sehingga hal itu sering dianggap sisi positif pengidap bipolar.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan gangguan bipolar yang mengalami episode mania (sangat bahagia) cenderung lebih kreatif dibandingkan rekan-rekan mereka. Namun perlu dipahami bahwa gangguan bipolar bukanlah satu-satunya pemicu seseorang untuk lebih kreatif. Selain itu, episode mania pada penderita bipolar masih sering disalahpahami sebagai periode positif dan produktif. Namun meskipun begitu, pada episode mania harus tetap berhati-hati untuk mencegah perilaku sembrono dan berbahaya.

1. Apa itu bipolar disorder ?

Adakah Hubungan Bipolar dengan Meningkatnya Kreativitas?ilustrasi episode mania dan hipomania (leinsterexpress.ie/Dr. Eddie Murphy)

Bipolar disorder adalah jenis gangguan kejiwaan atau psikologis yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrem. Bipolar lebih dari sekedar stres atau depresi. Penderita bipolar cepat sekali bersemangat, tetapi mudah untuk putus asa hingga ada perasaan ingin mengakhiri hidup.

Istilah bipolar berasal dari kata bi (dua) dan polar (berlawanan) dimana suasana hati penderita yang mudah berganti secara tiba-tiba. Suasana hati yang sangat bertolak belakang seperti halnya dua kutub yang berlawanan, yaitu kutub positif yang berupa perasaan bahagia (hipomania atau mania) dan kutub negatif berupa perasaan sedih (depresi) yang berlebihan.

Kutub positif (perilaku hipomania atau mania) adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang menunjukkan ekspresi kegembiraan berlebihan. Misalnya merasa banyak ide, paling pintar, menggampangkan permasalahan, yang kemudian menciptakan pikiran positif berupa perasaan bahagia berlebihan, tingkah laku terlalu gembira, dan terlihat menonjol. Pada tingkat perilaku hipomania, orang dengan bipolar disorder masih dapat mengendalikan diri, sementara mereka yang berperilaku mania sudah tidak dapat mengendalikan diri.

Sementara itu kutub negatif (perilaku depresi) adalah kondisi pikiran yang negatif, putus asa, dan tidak ada ide. Orang dengan depresi diliputi perasaan sedih, tidak bersemangat yang berlebihan, cenderung bertingkah laku pendiam, pemalas, dan tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan terkadang pada tingkat depresi yang sangat tinggi, timbul perasaan ingin bunuh diri.

Bipolar terbagi dalam 2 tipe, yaitu:

  • Bipolar tipe 1
    Orang yang didiagnosis bipolar tipe 1 biasanya mengalami satu episode mania (sangat Bahagia) yang kemudian diikuti dengan episode depresi (sangat sedih). Kondisi ini terjadi akibat kutub positif mencapai level tertinggi atau mania, sedangkan level depresi tidak terlalu dalam. Sehingga tipe ini perubahan suasana hati sangat terlihat mulai orang tersebut merasa bahagia atau bersemangat kemudian depresi berat secara tiba-tiba.
  • Bipolar tipe 2
    Orang yang didiagnosis bipolar tipe II tidak mengalami episode mania, namun sebaliknya mengalami hipomania. Kondisi ini terjadi akibat kutub positif mencapai level terendah atau hipomania. Episode hipomania adalah kondisi depresi yang sangat rendah sehingga perubahan suasana hati tidak mudah terlihat.

2. Faktor apa saja yang menyebabkan gangguan bipolar?

Adakah Hubungan Bipolar dengan Meningkatnya Kreativitas?ilustrasi penanganan pengidap bipolar (onlymyhealth.com/Puru Bansal)

Secara ilmiah, bipolar disorder disebabkan akibat ketidakseimbangan zat kimia yang terdapat pada otak, seperti neurotransmiter yang berfungsi membawa pesan ke jaringan-jaringan otak. akibat ketidakseimbangan zat kimia ini memicu otak sulit dalam mengontrol kadar hormon, seperti adrenalin, dopamin, dan serotonin.

Selain itu, penyebab bipolar disorder juga dapat dipicu oleh keadaan berikut ini :

  • Faktor genetik, yang diturunkan dari salah satu orang tua menjadikan seseorang lebih rentan untuk mengalami bipolar disorder. 
  • Keadaan yang dapat memicu stres sehari-hari, seperti tekanan ekonomi, patah hati, tuntutan kehidupan, pemutusan kerja, kesepian, dan lain-lain.
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan.
  • Trauma kejadian masa kecil yang masih terekam dalam ingatan, seperti kekerasan seksual atau fisik, kehilangan keluarga atau kekasih, maupun kejadian yang sulit dilupakan lainnya.

Baca Juga: Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar 

3. Apakah gangguan bipolar membuat seseorang menjadi lebih kreatif ?

Adakah Hubungan Bipolar dengan Meningkatnya Kreativitas?ilustrasi meningkatnya produktivitas kerja (thebeaverton.com/The Beaverton)

Seseorang dengan gangguan bipolar melalui episode yang dinamakan episode mania. Episode ini ditandai dengan perasaan bersemangat dengan energi yang tinggi. Pikiran mereka cenderung terpacu sehingga produktivitas dan kreativitas meningkat. Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Tiffany Greenwood, PhD yang diterbitkan dalam  Annual Review of Clinical Psychology in 2020, menyatakan bahwa adanya hubungan antara gangguan bipolar dengan kreativitas. Lebih lanjut dijelaskan dalam artikel tersebut bahwa persentase yang lebih ringan dari bipolar seperti temperamen siklotimik dan hipomanik dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Namun sebaliknya peningkatan suasana hati yang ekstrem akan mengganggu pencapaian kreatif.

Stacey McCraw dari School of Psychiatry, University of New South Wales, Sydney, telah mengevaluasi hubungan pengidap bipolar dengan membandingkan episode mania dan hipomania  terhadap tingkat kreativitas yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders pada 2013. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengidap bipolar episode mania cenderung mengeluarkan lebih banyak uang selama masa kreatif mereka. Sedangkan pengidap bipolar episode hipomania cenderung mengalami peningkatan konsentrasi dan produktivitas.

4. Supaya dapat berpikir kreatif, bipolar perlu dikendalikan!

Adakah Hubungan Bipolar dengan Meningkatnya Kreativitas?ilustrasi mengendalikan suasana hati (theyogacircle.net/The Yoga Circle)

Orang dengan gangguan bipolar yang pernah mengalami episode mania menggambarkan perasaan yang tidak terkalahkan. Meskipun pada episode ini penderita cenderung kreativitasnya meningkat, namun apabila suasana hati tidak dikendalikan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan untuk berperilaku sembrono seperti keputusan keuangan yang tidak bertanggung jawab, emosional dan perilaku seksual yang berisiko.

Menurut banyak ahli, gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan secara total dan dianggap sebagai penyakit seumur hidup. Namun, gangguan bipolar dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang baik melalui pengobatan maupun  terapi. Suasana hati yang stabil akan menstimulus otak untuk dapat berpikir jernih, logis dan terhindar dari depresi. Sehingga pengidap bipolar mampu mempertahankan kreativitasnya.

Beberapa kebiasaan yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan bipolar muncul kembali seperti manajemen stres yang baik, pola tidur teratur, makan makanan bernutrisi, dan olahraga yang cukup. Melalui pengelolaan diri yang baik, seseorang dengan gangguan bipolar dapat mengalami periode yang lama tanpa gejala. Setiap pengidap bipolar memiliki pengalaman yang berbeda tentang kondisi dan pengobatannya. Sebagian pengidap bipolar memerlukan teknik pengobatan medis untuk menjaga suasana hati yang stabil dalam waktu yang lama.

Beberapa pengobatan yang umum diberikan pada pengidap bipolar seperti:

  1. Litium, yang dapat menstabilkan suasana hati dan biasa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang;
  2. Antikonvulsan, seperti natrium valproat, karbamazepin, dan lamotrigin;
  3. Antipsikotik, seperti risperidone, quetiapine, asenapine, dan ziprasidone, biasanya diresepkan jika ada gejala psikotik, yaitu halusinasi atau delusi. Antipsikotik biasa digunakan dalam jangka pendek untuk mencegah episode mania;
  4. Antidepresan, biasanya diberikan jika penderita memiliki gangguan bipolar pada episode depresi yang ditandai dengan munculnya pikiran untuk bunuh diri.

Pengobatan di atas hanya digunakan sebagai referensi, tidak untuk dikonsumsi tanpa anjuran ahli.

Perubahan suasana hati karena gangguan bipolar tidak selalu dapat dihindari. Pemulihan untuk bisa menjalani kehidupan normal tentu tidak mudah. Namun, dengan dukungan secara interpersonal dapat meningkatkan pemulihan dan kepercayaan diri pengidap bipolar disorder.

Baca Juga: Hari Bipolar Sedunia: Mengenal Gangguan Bipolar dan Melawan Stigma

Niko Utama Photo Writer Niko Utama

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya