Aritmia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Tanpa pengobatan, aritmia bisa menyebabkan masalah berbahaya

Biasanya, sel-sel jantung khusus menghasilkan sinyal listrik yang berjalan melalui jantung. Listrik menyebabkan otot jantung berkontraksi dan itulah yang membuat detak jantung. Aritmia atau arrhythmia berarti jantung tidak berdetak dalam ritme yang tepat.

Aritmia mungkin terasa seperti jantung berdebar kencang dan mungkin tidak berbahaya. Akan tetapi, beberapa aritmia jantung dapat menyebabkan tanda dan gejala yang mengganggu, bahkan terkadang bisa sampai mengancam jiwa.

1. Apa itu aritmia?

Aritmia adalah gangguan pada jantung yang memengaruhi kecepatan atau ritme jantung berdetak—pada dasarnya cara kerja listrik. Ini terjadi ketika impuls listrik yang mengarahkan dan mengatur detak jantung tidak berfungsi dengan baik. Ini menyebabkan jantung berdetak:

  • Terlalu cepat (takikardia).
  • Terlalu lambat (bradikardia).
  • Terlalu dini (kontraksi prematur).
  • Terlalu tidak menentu (fibrilasi)

Prevalensi aritmia adalah antara 1,5 dan 5 persen dari populasi, mengutip publikasi StatPearls.

Aritmia mungkin terasa seperti jantung berpacu atau berdebar, atau mungkin tidak merasakannya sama sekali. Aritmia bisa menjadi umum dan biasanya tidak berbahaya, tetapi beberapa bisa menjadi masalah. Ketika aritmia mengganggu aliran darah ke tubuh, ini dapat merusak otak, paru-paru, jantung, dan organ vital lainnya. Jika tidak diobati, aritmia dapat mengancam jiwa.

2. Tipe

Aritmia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi takikardia ventrikel (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Terdapat beberapa tipe artimia, yang meliputi:

  • Aritmia supraventrikular: Aritmia yang dimulai di atrium (ruang atas jantung). "Supra" berarti di atas, sedangkan "ventrikel" mengacu pada ruang bawah jantung atau ventrikel.
  • Aritmia ventrikular: Aritmia yang dimulai di ventrikel (ruang bawah jantung).
  • Bradiaritmia: Irama jantung lambat yang mungkin disebabkan oleh penyakit pada sistem konduksi jantung, seperti nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular, atau sistem HIS-Purkinje.

Tipe aritmia supraventrikular

Aritmia supraventrikular dimulai di atrium atau bilik atas jantung. Jenisnya meliputi:

  • Takikardia supraventrikular paroksismal: Irama jantung yang cepat namun teratur yang berasal dari atrium. Jenis aritmia ini dimulai dan berakhir secara tiba-tiba.
  • Takikardia jalur aksesori (accessory pathway tachycardias/bypass tract tachycardias): Irama jantung yang cepat disebabkan oleh jalur listrik abnormal ekstra atau hubungan antara atrium dan ventrikel. Impuls berjalan melalui jalur ekstra serta rute biasa. Hal ini memungkinkan impuls untuk berjalan di sekitar jantung dengan sangat cepat, menyebabkannya berdetak sangat cepat (contohnya sindrom Wolff-Parkinson-White).
  • AV nodal re-entrant tachycardia: Irama jantung yang cepat yang disebabkan oleh adanya lebih dari satu jalur melalui nodus atrioventrikular.
  • Takikardia atrium: Irama jantung cepat yang dimulai di atrium.
  • Fibrilasi atrium: Merupakan trama jantung tidak teratur yang sangat umum, ini terjadi ketika banyak impuls mulai dan menyebar melalui atrium, bersaing untuk mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan melalui nodus AV. Ini menghasilkan ritme yang cepat dan tidak teratur. Karena impuls berjalan melalui atrium dengan cara yang tidak teratur, ada hilangnya kontraksi atrium yang terkoordinasi.
  • Atrial flutter: Aritmia atrium yang disebabkan oleh satu atau lebih sirkuit cepat di atrium. Atrial flutter biasanya lebih teratur dan reguler daripada fibrilasi atrium.

Tipe aritmia ventrikular

Aritmia ventrikel dimulai di ventrikel jantung. Jenisnya meliputi:

  • Kontraksi ventrikel prematur: Awalnya, detak jantung ekstra dimulai di ventrikel. Sebagian besar waktu, kondisi ini tidak menimbulkan gejala apa pun atau memerlukan perawatan. Jenis aritmia ini umum terjadi dan dapat dikaitkan dengan stres, terlalu banyak kafein atau nikotin, atau olahraga. Bisa juga disebabkan oleh penyakit jantung atau ketidakseimbangan elektrolit. Orang yang memiliki beberapa kontraksi ventrikel prematur dan/atau gejala yang terkait dengannya harus dievaluasi oleh dokter spesialis jantung.
  • Takikardia ventrikular atau takikardia ventrikel: Detak jantung cepat yang dimulai di ventrikel. Irama yang cepat membuat jantung tidak cukup terisi darah, dan lebih sedikit darah yang dapat dipompa ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa serius, terutama pada orang dengan penyakit jantung, dan mungkin terkait dengan lebih banyak gejala daripada jenis aritmia lainnya. Kondisi ini harus dievaluasi oleh seorang ahli jantung.
  • Fibrilasi ventrikel: Ini adalah keadaan mengancam nyawa ketika aktivitas listrik jantung terlalu cepat dan sangat ireguler. Ventrikel bergetar dan tidak dapat menghasilkan kontraksi yang efektif, yang mengakibatkan kurangnya darah yang dikirim ke tubuh. Ini adalah keadaan darurat medis yang harus ditangani dengan resusitasi jantung paru (RJP) dan defibrilasi (pengiriman kejutan energi ke otot jantung Anda untuk memulihkan ritme normal) sesegera mungkin.
  • Long QT: Meskipun ini bukan aritmia, ini dapat memengaruhi seseorang untuk memilikinya. Interval QT adalah area pada EKG yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan otot jantung untuk berkontraksi dan kemudian pulih, atau impuls listrik menyala dan kemudian diisi ulang. Ketika interval QT lebih panjang dari biasanya, itu meningkatkan risiko "torsade de pointes," suatu bentuk takikardia ventrikel yang mengancam jiwa.

Tipe bradiaritmia

Bradiaritmia adalah irama jantung yang lambat yang biasanya disebabkan oleh penyakit pada sistem konduksi jantung. Jenisnya meliputi:

  • Disfungsi nodus sinus: Irama jantung lambat karena nodus sinoatrial abnormal.
  • Blok jantung: Penundaan atau blok lengkap impuls listrik saat berjalan dari nodus sinus ke ventrikel. Tingkat blok atau penundaan dapat terjadi pada nodus atrioventrikular atau sistem HIS-Purkinje. Detak jantung mungkin tidak teratur dan lambat.

Baca Juga: Ibu Hamil Berisiko Mengalami Aritmia? Ini Penjelasannya!

3. Gejala

Dilansir Johns Hopkins Medicine, aritmia jantung bisa menyebabkan gejala yang bervariasi, seperti:

  • Palpitasi, yaitu merasakan kerja jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur.
  • Pusing.
  • Tekanan darah rendah.
  • Pingsan.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Kelelahan.
  • Gagal jantung, yaitu saat jantung tidak dapat memompa cukup darah beroksigen ke seluruh tubuh.
  • Henti jantung, yaitu jantung berhenti berdetak.
  • Kesulitan makan (pada bayi).

Terkadang aritmia tidak terdeteksi, artinya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Dokter dapat mendeteksi detak jantung yang tidak teratur selama pemeriksaan fisik dengan mengecek denyut nadi, mendengarkan jantung, atau dengan melakukan tes diagnostik.

4. Penyebab

Aritmia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi organ jantung (unsplash.com/Ali Hajiluyi)

Untuk memahami penyebab aritmia, akan lebih baik bila kita mengetahui cara kerja jantung terlebih dulu.

Jantung memiliki empat ruang, yaitu dua ruang atas (atrium) dan dua ruang bawah (ventrikel). Irama jantung biasanya dikendalikan oleh alat pacu jantung alami (nodus sinus) di bilik kanan atas (atrium). Nodus sinus mengirimkan sinyal listrik yang biasanya memulai setiap detak jantung. Sinyal-sinyal listrik ini bergerak melintasi atrium, menyebabkan otot-otot jantung berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel.

Selanjutnya, sinyal tiba di sekelompok sel yang disebut nodus atrioventrikular, di mana mereka melambat. Penundaan kecil ini memungkinkan ventrikel terisi darah. Ketika sinyal listrik mencapai ventrikel, bilik berkontraksi dan memompa darah ke paru-paru atau ke seluruh tubuh.

Pada jantung yang sehat, proses persinyalan jantung ini biasanya berjalan lancar, menghasilkan denyut jantung istirahat yang normal antara 60 hingga 100 denyut per menit.

Hal-hal yang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia) antara lain:

  • Serangan jantung saat ini atau jaringan parut dari serangan jantung sebelumnya.
  • Arteri yang tersumbat di jantung (penyakit arteri koroner).
  • Perubahan pada struktur jantung, seperti dari kardiomiopati.
  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Infeksi COVID-19.
  • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).
  • Sleep apnea.
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme).
  • Obat-obatan tertentu, termasuk obat flu dan alergi yang dijual bebas.
  • Minum terlalu banyak alkohol atau kafein.
  • Penyalahgunaan narkoba.
  • Genetika.
  • Merokok.
  • Stres atau kecemasan.

5. Faktor risiko

Dilansir Mayo Clinic, hal-hal yang dapat meningkatkan risiko aritmia jantung meliputi:

  • Penyakit arteri koroner, masalah jantung lainnya dan operasi jantung sebelumnya: Arteri jantung yang menyempit, serangan jantung, katup jantung abnormal, operasi jantung sebelumnya, gagal jantung, kardiomiopati, dan kerusakan jantung lainnya merupakan faktor risiko untuk hampir semua jenis aritmia.
  • Tekanan darah tinggi: Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Ini juga dapat menyebabkan dinding bilik jantung kiri bawah (ventrikel kiri) menjadi kaku dan tebal, yang dapat mengubah cara sinyal listrik melewati jantung.
  • Penyakit jantung bawaan: Terlahir dengan kondisi jantung dapat memengaruhi ritme jantung.
  • Penyakit tiroid: Hipertiroidisme maupun hipotiroidisme dapat meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur.
  • Sleep apnea obstruktif: Kondisi ini menyebabkan jeda dalam bernapas saat tidur. Ini dapat menyebabkan detak jantung yang lambat (bradikardia) dan detak jantung tidak teratur, termasuk fibrilasi atrium.
  • Ketidakseimbangan elektrolit: Zat dalam darah yang disebut elektrolit (seperti kalium, natrium, kalsium dan magnesium) membantu memicu dan mengirim impuls listrik di jantung. Ketidakseimbangan elektrolit (misalnya jika terlalu rendah atau terlalu tinggi) dapat mengganggu sinyal jantung dan menyebabkan detak jantung tidak teratur.
  • Obat dan suplemen tertentu: Beberapa obat resep dan obat batuk dan pilek tertentu yang dibeli tanpa resep dapat menyebabkan aritmia.
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan: Minum terlalu banyak alkohol dapat memengaruhi impuls listrik di jantung dan dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan fibrilasi atrium.
  • Kafein, nikotin, atau penggunaan obat-obatan terlarang: Kafein, nikotin, dan stimulan lainnya dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan menyebabkan perkembangan aritmia yang lebih serius. Obat-obatan terlarang, seperti amfetamin dan kokain, bisa sangat memengaruhi jantung dan menyebabkan berbagai jenis aritmia atau kematian mendadak karena fibrilasi ventrikel.

6. Diagnosis

Aritmia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi monitor Holter (commons.wikimedia.org/Misscurry)

Untuk mendiagnosis aritmia, dokter harus mengidentifikasi detak jantung yang tidak biasa dan mencoba menemukan sumber atau pemicunya. Ini akan melibatkan wawancara terperinci, yang mungkin meliputi riwayat medis, riwayat keluarga, pola makan, dan gaya hidup.

Dalam menegakkan diagnosis aritmia, dokter dapat memesan beberapa tes ini:

  • Tes darah dan urine.
  • Tes EKG.
  • Monitor Holter, yaitu perangkat yang dapat dipakai untuk merekam jantung selama 1-2 hari.
  • Ekokardiogram.
  • Rontgen dada.
  • Tes meja miring (tilt table test), untuk membantu mengidentifikasi apakah penurunan mendadak dalam tekanan darah atau detak jantung adalah penyebabnya.
  • Tes elektrofisiologi.
  • Kateterisasi jantung.

Baca Juga: Penyakit Jantung Koroner: Penyebab, Gejala, Pengobatan

7. Komplikasi yang dapat terjadi

Tanpa pengobatan, aritmia dapat menyebabkan masalah berbahaya seperti:

  • Penyakit Alzheimer dan demensia: Gangguan kognitif ini dapat terjadi karena otak tidak mendapatkan cukup darah dari waktu ke waktu.
  • Gagal jantung: Jantung mungkin tidak memompa sebaik yang seharusnya setelah aritmia berulang.
  • Stroke: Darah yang tertinggal di atrium dapat menggumpal. Apabila gumpalan darah berjalan ke otak, stroke bisa terjadi.
  • Gagal jantung: Ventrikel fibrilasi bisa menyebabkan henti jantung.

8. Pengobatan

Aritmia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (unsplash.com/Jafar Ahmed)

Perawatan akan tergantung pada apakah pasien memiliki detak jantung yang cepat (takikardia) atau detak jantung yang lambat (bradikardia). Beberapa aritmia jantung tidak memerlukan pengobatan. Dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi.

Perawatan aritmia biasanya hanya diperlukan jika detak jantung tidak teratur menyebabkan gejala yang signifikan, atau jika kondisi tersebut membuat seseorang berisiko mengalami masalah jantung yang lebih serius. Opsi perawatannya bisa termasuk obat-obatan, terapi seperti manuver vagal, kardioversi, prosedur kateter, atau operasi jantung.

1. Obat-obatan

Obat-obatan untuk mengobati aritmia jantung tergantung pada jenis aritmia dan potensi komplikasinya.

Misalnya, obat untuk mengontrol detak jantung dan mengembalikan irama jantung normal sering diresepkan untuk kebanyakan orang dengan takikardia. Pada orang dengan fibrilasi atrium, pengencer darah mungkin diresepkan untuk mencegah pembekuan darah. 

2. Terapi

Terapi untuk mengobati aritmia jantung termasuk manuver vagal dan kardioversi.

  • Manuver vagal: Jika memiliki detak jantung yang sangat cepat karena takikardia supraventrikular, dokter mungkin merekomendasikan terapi ini. Manuver vagal memengaruhi sistem saraf yang mengontrol detak jantung (saraf vagus), sering kali menyebabkan detak jantung melambat. Seseorang mungkin dapat menghentikan aritmia dengan menahan napas dan mengejan, mencelupkan wajah ke dalam air es, atau batuk. Manuver vagal tidak bekerja untuk semua jenis aritmia.
  • Kardioversi: Metode untuk mengatur ulang irama jantung ini dapat dilakukan dengan obat-obatan atau sebagai prosedur. Dokter mungkin merekomendasikan perawatan ini pada orang dengan jenis aritmia tertentu, seperti fibrilasi atrium. Selama prosedur kardioversi, kejutan dikirim ke jantung melalui bantalan atau patch di dada. Arus memengaruhi impuls listrik di jantung dan dapat mengembalikan ritme normal.

3. Pembedahan atau prosedur lainnya

Perawatan aritmia jantung mungkin juga melibatkan prosedur kateter atau pembedahan untuk menanamkan perangkat jantung. Aritmia tertentu mungkin memerlukan operasi jantung terbuka. Jenis prosedur dan operasi yang digunakan untuk mengobati aritmia jantung meliputi:

  • Ablasi kateter jantung: Dokter memasukkan satu atau lebih kateter melalui pembuluh darah ke jantung. Elektroda di ujung kateter menggunakan energi panas atau dingin untuk membuat bekas luka kecil di jantung untuk memblokir sinyal listrik abnormal dan mengembalikan detak jantung normal.
  • Alat pacu jantung (pacemaker): Jika detak jantung lambat (bradikardia) tidak memiliki penyebab yang dapat diperbaiki, dokter sering mengobatinya dengan alat pacu jantung karena tidak ada obat yang dapat mempercepat jantung. Ini adalah perangkat kecil yang biasanya ditanam di dekat tulang selangka. Satu atau lebih kabel berujung elektroda berjalan dari alat pacu jantung melalui pembuluh darah ke jantung bagian dalam. Jika detak jantung terlalu lambat atau berhenti, alat pacu jantung mengirimkan impuls listrik yang merangsang jantung untuk berdetak pada tingkat yang stabil.
  • Implan defibrilator kardioverter atau implantable cardioverter-defibrillator (ICD): Dokter mungkin merekomendasikan ICD jika seseorang berisiko tinggi mengalami detak jantung yang sangat cepat atau tidak teratur di ruang jantung bagian bawah (takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel). Jika mengalami serangan jantung mendadak atau memiliki kondisi jantung tertentu yang meningkatkan risiko serangan jantung mendadak, dokter mungkin juga merekomendasikan alat ini. ICD adalah unit bertenaga baterai yang ditanam di bawah kulit di dekat tulang selangka (mirip alat pacu jantung). Satu atau lebih kabel berujung elektroda dari ICD mengalir melalui pembuluh darah ke jantung. ICD terus memantau irama jantung. Jika ICD mendeteksi irama jantung yang tidak normal, ia mengirimkan kejutan energi rendah atau tinggi untuk mengatur ulang jantung ke irama normal. ICD tidak mencegah terjadinya irama jantung yang tidak teratur, tetapi mengobatinya jika terjadi.
  • Prosedur maze: Ahli bedah membuat serangkaian sayatan di jaringan jantung di bagian atas jantung (atrium) untuk membuat pola (atau labirin) jaringan parut. Karena jaringan parut tidak menghantarkan listrik, hal itu mengganggu impuls listrik yang menyebabkan beberapa jenis aritmia. Prosedur ini biasanya ditawarkan untuk orang-orang yang tidak membaik dengan perawatan lain atau yang menjalani operasi jantung terbuka karena alasan lain.
  • Operasi bypass koroner: Jika memiliki penyakit arteri koroner yang parah selain aritmia jantung, dokter mungkin melakukan operasi bypass koroner. Prosedur ini dapat meningkatkan aliran darah ke jantung.

9. Pencegahan

Aritmia tidak selalu bisa dicegah. Pemeriksaan rutin dengan dokter dapat membantu mencegah lebih banyak masalah irama jantung. Pastikan dokter tahu semua obat yang sedang digunakan. Beberapa obat flu dan batuk dapat memicu aritmia, jadi bicarakan dengan dokter sebelum menggunakannya.

Dokter juga mungkin akan menyarankan beberapa perubahan gaya hidup, seperti:

  • Makan makanan yang sehat: Perbanyak asupan buah dan sayuran, ikan, dan protein nabati. Hindari lemak jenuh dan lemak trans.
  • Jaga agar level kolesterol dan tekanan darah tetap terkendali.
  • Tidak atau segera berhenti merokok.
  • Jaga berat badan yang sehat.
  • Olahraga secara teratur.
  • Kelola stres dengan baik.
  • Batasi alkohol dan kafein.

Penyebab aritmia beragam dan beberapa di antaranya tidak menimbulkan gejala. Jadi, penting untuk menemui dokter jika mengalami gejala seperti kelelahan ekstrem atau jantung berdebar. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk diagnosis akurat, serta memutuskan pilihan perawatan terbaik termasuk merancang perubahan gaya hidup yang dibutuhkan.

Baca Juga: Fibrilasi Ventrikel: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya