8 Gejala Penyakit Crohn yang Tidak Terkait Pencernaan

Di antaranya adalah radang sendi dan infeksi mata

Gas, kembung, diare, dan mual mungkin merupakan gejala penyakit Crohn yang lebih dikenal. Namun, karena penyakit Crohn adalah kondisi sistemik (seluruh tubuh), maka gejalanya bisa tidak berhubungan dengan sistem pencernaan.

Penyakit Crohn adalah penyakit di seluruh tubuh yang disebabkan oleh peradangan atau inflamasi berlebihan. Dilansir Crohn's & Colitis Foundation, beberapa orang dengan penyakit ini hanya mengalami peradangan di usus, tetapi sekitar 30 hingga 40 persen orang memiliki apa yang disebut manifestasi ekstraintestinal, atau gejala penyakit Crohn di luar saluran pencernaan.

Inilah beberapa gejala penyakit Crohn yang tidak terkait dengan pencernaan, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana penanganannya.

1. Artritis

Karena inflamasi berhubungan dengan penyakit Crohn, menurut Crohn's & Colitis Foundation hingga 30 persen penderita Crohn juga mengalami artritis atau radang sendi.

Risikonya paling tinggi pada persendian yang lebih besar, seperti lutut, siku, dan pergelangan tangan, yang disebut radang sendi perifer. Namun, radang sendi bisa muncul di mana saja.

Biasanya jika penyakit Crohn dirawat, radang sendi juga akan membaik.

2. Kondisi kulit

8 Gejala Penyakit Crohn yang Tidak Terkait Pencernaanilustrasi gatal-gatal akibat psoriasis (cdc.gov)

Penyakit Crohn dapat menyebabkan kondisi kulit seperti erythema nodosum (ditandai dengan nodul merah lembut di kaki dan tulang kering) dan pyoderma gangrenosum (borok besar dan menyakitkan yang kebanyakan terjadi di kaki).

Kondisi-kondisi kulit tersebut disebabkan oleh proses inflamasi penyakit, dan pengobatannya adalah dengan mengobati penyakit Crohn. Dokter kulit juga dapat memberikan obat topikal.

Kondisi kulit lain yang mungkin terjadi bersamaan dengan penyakit Crohn adalah psoriasis. Psoriasis juga terkait dengan artritis dan penyakit Crohn sebagai artritis psoriatik.

3. Osteoporosis

Orang dengan penyakit Crohn berisiko lebih tinggi terkena osteoporosis daripada populasi umum. Peradangan kronis penyakit Crohn menyebabkan peningkatan pengeroposan tulang, dan orang dengan penyakit Crohn juga cenderung kekurangan vitamin D, yang keduanya berkontribusi pada risiko osteoporosis.

Kekurangan vitamin D ini terjadi antara lain karena bagian usus yang menyerap vitamin D terdampak penyakit.

Orang yang mengonsumsi steroid untuk penyakit Crohn juga lebih mungkin mengembangkan osteoporosis, karena obat tersebut dapat menipiskan tulang.

Sebelum tahun 1990-an, tidak banyak terapi untuk penyakit Crohn selain prednison, begitu banyak orang dengan penyakit Crohn yang lebih tua menerima banyak obat ini dan sekarang menderita osteoporosis, dilansir Everyday Health.

Untuk pasien dengan penyakit Crohn, osteoporosis bisa dicegah dengan cara berikut:

  • Hindari penggunaan prednison dalam waktu lama sebanyak mungkin. Diskusikan ini dengan dokter.
  • Rutin latihan menahan beban.
  • Hindari merokok
  • Minimalkan asupan alkohol dan kafein.
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang.

Periksakan juga kadar vitamin D dan lakukan tes kepadatan tulang secara berkala.

Baca Juga: Penyakit Crohn: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

4. Seriawan

8 Gejala Penyakit Crohn yang Tidak Terkait Pencernaanilustrasi cold sore (unsplash.com/Kyle Glenn)

Walaupun seriawan bukan gejala umum penyakit Crohn, tetapi peradangan akibat penyakit ini dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga rektum.

Jika pengaruhnya terhadap mulut parah, maka seriawan bisa terjadi atau nyeri di mulut dan gusi. Luka mulut yang menyakitkan ini biasanya terjadi selama periode flare (eksaserbasi penyakit) dan muncul di gusi atau di bagian bawah lidah.

Selain perawatan Crohn secara teratur, obat kumur dan gel pereda nyeri oral, obat kumur antibiotik oral, atau kortikosteroid dapat membantu.

5. Kelelahan

Orang dengan penyakit Crohn bisa mengalami anemia dan kelelahan karena kehilangan darah dan inflamasi. Kelelahan juga bisa dikaitkan dengan depresi, yang biasa terjadi pada orang dengan kondisi kronis seperti penyakit Crohn.

Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan kelelahan, seperti halnya peradangan di seluruh tubuh yang terjadi bersamaan dengan penyakit Crohn. Mengonsumsi suplemen vitamin D dan zat besi serta mengobati penyakit Crohn secara efektif dapat membantu meredakan kelelahan.

6. Serangan migrain

8 Gejala Penyakit Crohn yang Tidak Terkait Pencernaanilustrasi migrain atau sakit kepala sebelah (freepik.com/jcomp)

Beberapa orang dengan penyakit Crohn atau kolitis ulseratif dapat mengalami serangan migrain, yang diduga disebabkan oleh peradangan. Begitu minum obat untuk gejala penyakit Crohn lainnya, migrain biasanya juga membaik.

7. Infeksi mata

Ada dua jenis kondisi mata yang bisa terjadi pada orang dengan penyakit Crohn, dan keduanya darurat.

Pertama adalah episkleritis, yaitu iritasi dan peradangan pada episklera, lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian putih mata. Kondisi ini sangat menyakitkan dan membuat mata sangat merah.

Kedua adalah uveitis, yaitu peradangan pada uvea, lapisan tengah mata. Uveitis menyebabkan kemerahan yang tiba-tiba, penglihatan kabur, dan sensitivitas cahaya, menurut American Academy of Ophthalmology.

Kedua kondisi mata tersebut jarang terjadi, tetapi kalau kamu didiagnosis dengan penyakit Crohn dan mengalami sakit mata atau kemerahan, hubungi dokter atau segera pergi ke ruang gawat darurat.

Tinjauan sebuah ilmiah, uveitis yang terkait dengan penyakit Crohn harus diperlakukan sebagai masalah terpisah dan tidak akan membaik dengan pengobatan Crohn saja. Namun, episkleritis akan merespons pengobatan untuk penyakit Crohn (Gastroenterology, 2021).

8. Demam dan infeksi

8 Gejala Penyakit Crohn yang Tidak Terkait Pencernaanilustrasi perempuan sedang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Demam bisa menjadi gejala penyakit Crohn karena peradangan yang terkait dengan penyakit tersebut. Beberapa orang dengan penyakit Crohn yang parah bisa mengalami demam jika mengalami abses perut, yaitu kantong nanah yang meluas melalui dinding usus ke rongga perut.

Demam juga bisa menjadi tanda infeksi. Minum obat tertentu, termasuk obat biologis, yang menekan sistem kekebalan, dapat meningkatkan risiko infeksi. Pasien yang menggunakan obat imunosupresif sangat berisiko terkena infeksi jamur tertentu dan reaktivasi tuberkulosis.

Kalau mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius, sebaiknya hubungi dokter. Jika sumber demam adalah infeksi, kemungkinan besar dokter akan meresepkan antibiotik.

Penting bagi orang yang menjalani terapi imunosupresif untuk tetap mendapatkan vaksinasi terbaru. Namun, vaksin virus hidup yang dilemahkan perlu dihindari. Vaksin yang tidak aktif ini dapat dan harus digunakan sebagai gantinya:

  • Vaksin flu tahunan.
  • Vaksin pneumonia tertentu.
  • Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis), yang harus diberikan sebagai booster, terutama jika sudah lebih dari 10 tahun sejak vaksin terakhir.
  • Vaksin mati lainnya termasuk hepatitis A, Haemophilus influenzae tipe B (Hib), meningokokus, dan HPV.

Dokter dapat membantu menentukan vaksin apa yang diperlukan.

Itulah beberapa gejala penyakit Crohn yang tidak terkait pencernaan. Gejala non pencernaan ini lebih mungkin saat penyakit kambuh atau jika penyakit parah. Kalau kamu didiagnosis dengan penyakit Crohn dan mengalami satu atau lebih gejala di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Baca Juga: Studi: Pelihara Anjing dari Kecil Bantu Cegah Penyakit Crohn

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya