Hepatitis Fulminan, Bisa dengan Cepat Mengancam Nyawa

Salah satu penyebabnya adalah overdosis asetaminofen

Hepatitis fulminan adalah kondisi saat hati atau lever mulai gagal dengan sangat cepat dalam beberapa hari atau minggu, tergantung penyebabnya. Gagal hati yang tiba-tiba ini dapat terjadi pada orang yang sebelumnya memiliki penyakit hati yang stabil ataupun yang tidak pernah memiliki masalah hati.

Hepatitis fulminan juga disebut sebagai gagal hati fulminan atau gagal hati akut. Kondisi ini dengan cepat menjadi mengancam jiwa. Segera cari perhatian medis jika kamu atau seseorang di dekatmu menunjukkan tanda dan gejalanya.

1. Penyebab

Ada banyak penyebab hepatitis. Tidak semua terkait dengan hepatitis fulminan, tetapi ada banyak tumpang tindih.

Menurut laporan dalam jurnal Liver Transplantation tahun 2008, penyebab paling umum dari hepatitis fulminan adalah:

  • Overdosis, khususnya asetaminofen.
  • Hepatitis virus, terutama hepatitis B.

Umumnya, virus adalah penyebab paling umum dari hepatitis fulminan, sedangkan overdosis asetaminofen lebih sering terjadi di Amerika Serikat dan Inggris. Overdosis dapat disengaja maupun tidak.

Secara umum, penyebab hepatitis fulminan dapat dibagi menjadi virus, toksin, dan penyebab lainnya yang lebih jarang.

Virus

Virus paling umum yang terkait dengan hepatitis fulminan adalah:

  • Virus hepatitis A.
  • Virus hepatisis B, penyebab utama hepatitis fulminan.
  • Virus hepatitis E.
  • Virus varicella-zoster.
  • Virus herpes simpleks.
  • Parvovirus B19.
  • Virus Epstein-Barr.

Umumnya, saat mendiagnosis hepatitis fulminan, dokter akan menganggap hepatitis A, B, atau E sebagai kemungkinan penyebabnya. Hepatitis fulminan jarang berhubungan dengan virus lain yang disebutkan di atas.

Hepatitis fulminan dapat berkembang dari infeksi hepatitis B akut, tetapi juga dapat terjadi pada orang yang mengalami reaktivasi hepatitis B kronis. Hepatitis fulminan dari infeksi hepatitis B menyebabkan menyebabkan kematian atau transplantasi hati hingga 80 persen pada banyak waktu.

Racun atau obat

Racun atau obat yang paling terkait dengan hepatitis fulminan dapat meliputi:

  • Overdosis asetaminofen, merupakan penyebab hepatitis fulminan tersering.
  • Beberapa jamur beracun, misalnya Amanita phalloides.
  • Beberapa jenis antibiotik.
  • Ekstasi.
  • Antibiotik antituberkulosis.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin dan ibuprofen.
  • Overdosis suplemen zat besi.
  • Beberapa herbal China.
  • Chlorpromazine, obat gangguan psikotik.
  • Ondansetron, obat antimual.
  • Stavudine, obat untuk HIV.

Penyebab lainnya

Faktor lain yang diketahui dapat menyebabkan hepatitis fulminan di antaranya:

  • Penyakit Wilson, gangguan bawaan ketika tembaga terakumulasi di hati.
  • Kanker metastasis, leukemia, atau limfoma.
  • Hepatitis autoimun.
  • Heatstroke.
  • Sindrom Budd-Chiari, yaitu penyumbatan pembuluh darah di dalam hati.
  • Gagal hati iskemik karena penyakit kardiovaskular parah atau sepsis.
  • Sindrom HELLP selama kehamilan.
  • Penyakit hati berlemak.

2. Gejala

Hepatitis Fulminan, Bisa dengan Cepat Mengancam NyawaOverdosis asetaminofen dapat menyebabkan hepatitis fulminan. (unsplash.com/James Yarema)

Pada awalnya, gejala hepatitis fulminan dapat bisa meliputi:

  • Merasa tidak enak badan.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Ketidanyamanan di perut atau sakit perut.

Jika kondisi memburuk, berikut ini gejala yang bisa dirasakan:

  • Kulit atau bola mata menguning (penyakit kuning).
  • Kebingungan.
  • Mengantuk.
  • Perubahan pada perilaku atau kepribadian.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Pembengkakan perut.

Baca Juga: Gagal Hati: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, dan Pencegahan

3. Diagnosis

Dilansir WebMD, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, riwayat penggunaan narkoba, dan apakah telah terpapar racun. Dokter juga akan memeriksa gejala hepatitis dan tes kewaspadaan mental.

Untuk membantu diagnosis dan menemukan penyebab hepatitis fulminan, dokter mungkin akan memesan:

  • Tes darah dan urine: Hasilnya akan menunjukkan seberapa baik hati bekerja. Dokter juga akan mengetes berapa lama darah membeku. Pada hepatitis fulminan, darah tidak membantu secepat yang seharusnya.
  • Pencitraan hati: Tes pencitraan memungkinkan dokter memeriksa kerusakan hati, masalah pembuluh darah, tumor, atau masalah lainnya. Ini bisa dilakukan dengan USG, MRI, atau CT scan.
  • Biopsi ahti: Dokter dapat mengambil sejumlah kecil jaringan hati untuk diperiksa di laboratorium.

4. Pengobatan

Hepatitis Fulminan, Bisa dengan Cepat Mengancam Nyawailustrasi pasien dirawat di rumah sakit (unsplash.com/Stephen Andrews)

Kalau kamu mengalami hepatitis fulminan, besar kemungkinannya kamu akan dirawat di unit perawatan intensif. Pengobatan untuk gagal hati mendadak tergantung pada penyebabnya.

  • Antidotum: Ini adalah jenis obat yang digunakan untuk menangkal efek racun. Jika hati tiba-tiba mengalami kegagalan akibat overdosis asetaminofen, dokter mungkin memberi antidotum N-acetylcysteine ​​untuk menghentikan efeknya. Obat ini juga dapat membantu mengobati penyebab lain dari gagal hati akut. Antidotum lain dapat membantu membalikkan efek keracunan jamur dan membantu mengurangi kerusakan hati.
  • Obat untuk hepatitis: Dokter menggunakan antivirus untuk mengobati beberapa bentuk hepatitis virus. Misalnya, jika hepatitis B adalah penyebab gagal hati akut, antivirus dapat melawan virus tersebut. Antivirus lain bisa membantu jika virus herpes simpleks menyebabkan hepatitis fulminan. Steroid bisa diberikan jika hepatitis autoimun adalah penyebabnya.
  • Transplantasi hati: Jika pengobatan lainnya tidak berhasil, kamu mungkin butuh transplantasi. Selama prosedur, ahli bedah mengangkat hati yang rusak dan menggantinya dengan hati yang sehat dari donor. Para ahli sedang meneliti perawatan baru yang mungkin dapat mengurangi atau memperlambat kebutuhan akan transplantasi hati.

Dokter juga akan mengobati gejala dan efek samping yang dimiliki. Pengobatannya bisa termasuk:

  • Obat untuk meredakan tekanan di otak: Salah satu efek samping serius dari gagal hati akut adalah pembengkakan di otak. Cairan ekstra menyebabkan tekanan menumpuk yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Beberapa obat dapat membantu meredakan pembengkakan.
  • Tes untuk memeriksa infeksi: Hepatitis fulminan membuat kamu lebih mungkin mengalami infeksi dalam darah atau saluran kemih, misalnya. Tes darah atau urine dapat menemukan infeksi dan dokter bisa mengobatinya.
  • Obat untuk mencegah pendarahan: Hati memproduksi kimia yang membantu membekukan darah. Saat hati mulai gagal, ini membuat produksinya menurun. Akibatnya, peluang mengalami pendarahan parah dalam tubuh lebih tinggi. Jika kamu kehilangan banyak darah, kemungkinan kamu akan mendapatkan transfusi darah.

5. Pencegahan

Dalam beberapa kasus, hepatitis fulminan bisa dicegah. Ingat, dua penyebab utamanya adalah overdosis asetaminofen dan hepatitis virus. Jadi, kamu dapat meminimalkan risiko hepatitis fulminan antara lain:

  • Gunakan asetaminofen dengan bijak. Cek kemasan obat untuk rekomendasi dosis dan jangan menggunakannya lebih dari anjuran.
  • Hindari kontak dengan darah dan cairan orang lain. Ini bisa menurunkan risiko terinfeksi hepatitis virus. Hindari minum air keran di wilayah yang kebersihan airnya diragukan. Selain itu, dapatkan vaksin untuk mencegah hepatitis A dan B. 

Didiagnosis dengan hepatitis fulminan dan mungkin butuh transplantasi hati bisa terasa sangat menakutkan. Namun, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kemungkinan berkembangnya hepatitis fulminan. Konsultasikan dengan dokter tentang dosis obat yang tepat untuk pereda nyeris serta mendapatkan vaksin hepatitis yang tersedia.

Baca Juga: Hepatitis Alkoholik: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya