Diresepkan Clindamycin oleh Dokter? 5 Interaksinya

Beberapa obat memperburuk efek samping clindamycin

Clindamycin atau klindamisin adalah antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati banyak infeksi bakteri. Faktanya, ini adalah salah satu pil pertama yang mungkin diresepkan untuk mengatasi infeksi kulit. Ini juga merupakan alternatif umum jika kamu memiliki alergi penisilin dan perlu pilihan pengobatan lain untuk situasi kamu.

Secara umum, klindamisin dapat ditoleransi dengan baik. Interaksi obat juga tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kamu mengonsumsi obat atau suplemen lain, ada beberapa kemungkinan interaksi yang bisa terjadi. Beberapa interaksi klindamisin dapat menyebabkan infeksi yang tidak diobati. Obat lain mungkin memperburuk risiko efek samping.

Berikut ini beberapa interaksi klindamisin yang perlu kamu ketahui.

1. Obat-obatan yang memperburuk efek samping klindamisin

Saat mengonsumsi satu dosis, klindamisin dipecah (dimetabolisme) oleh enzim tertentu di hati. Namun, beberapa obat menghalangi enzim ini, membuat klindamisin bertahan lebih lama dalam tubuh, menurut buku The EBMT Handbook: Hematopoietic Stem Cell Transplantation and Cellular Therapies 7th edition. Hal ini meningkatkan kemungkinan efek samping klindamisin.

Obat-obatan ini terkenal menghalangi enzim-enzim tersebut:

  • Obat jantung seperti amiodarone dan verapamil.
  • Obat heartburn seperti cimetidine.
  • Antibiotik seperti clarithromycin.
  • Obat antijamur seperti itraconazole.
  • Obat antivirus seperti ritonavir.

Jika kamu mengonsumsi salah satu obat di atas dengan klindamisin, efek samping tertentu bisa lebih mungkin terjadi. Ini termasuk diare, mual dan muntah, ruam kulit, dan banyak lagi. Apabila mengalami efek samping tersebut atau efek samping yang tidak kunjung hilang, segera hubungi dokter.

2. Obat-obatan yang membuat klindamisin kurang efektif

Diresepkan Clindamycin oleh Dokter? 5 Interaksinyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa obat menyebabkan enzim tertentu dalam tubuh menjadi terlalu aktif. Ini bisa membuat klindamisin menjadi kurang efektif karena tubuh memecahnya lebih cepat dari biasanya. Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan infeksi yang tidak diobati. Resistansi antibiotik juga mungkin terjadi.

Dilansir GoodRx Health, berikut ini obat-obatan yang perlu diperhatikan:

  • Obat kejang, seperti carbamazepine, phenobarbital, dan phenytoin.
  • Antibiotik seperti rifampin.
  • Suplemen makanan seperti St. John's wort.

Interaksi rifampin dengan klindamisin sangat penting. Rifampin dapat secara signifikan menurunkan jumlah klindamisin dalam tubuh (Journal of Infection, 2015). Karena itu, dokter mungkin menginstruksikan kamu untuk mengonsumsi klindamisin dengan dosis lebih tinggi saat mengonsumsi rifampin. Dokter mungkin juga merekomendasikan penyesuaian dosis obat lain yang dapat membuat klindamisin menjadi kurang efektif.

Baca Juga: 9 Interaksi Tadalafil (Cialis), Ketahui Kalau Kamu Minum Obat Ini

3. Warfarin

Warfarin adalah obat pengencer darah yang mengobati dan mencegah pembekuan darah. Tidak banyak data mengenai interaksi warfarin dan klindamisin, tetapi klindamisin berpotensi meningkatkan efek warfarin. Hal ini diduga karena klindamisin membunuh bakteri penghasil vitamin K di usus, dan kekurangan vitamin K dapat meningkatkan risiko pendarahan akibat warfarin (British Dental Journal, 2003).

Meskipun ada risiko tersebut, warfarin tetap bisa dikonsumsi dengan klindamisin. Namun, saat mengonsumsi kedua obat tersebut, dokter mungkin memantau kondisi dengan INR—tes lab untuk mengetahui apakah darah terlalu kental atau encer saat mengonsumsi warfarin—lebih sering untuk memastikan dosis warfarin aman dan efektif. Beri tahu dokter jika mengalami pendarahan atau memar baru yang tidak biasa selama pengobatan.

4. Obat penghambat saraf

Diresepkan Clindamycin oleh Dokter? 5 Interaksinyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Agen penghambat neuromuskular (NMBA) adalah obat yang terkadang digunakan selama operasi dan situasi darurat. NMBA menyebabkan kelumpuhan untuk sementara. Obat-obatan ini mengganggu sinyal otak yang memerintahkan otot untuk bergerak, sehingga berguna untuk prosedur medis tertentu. Beberapa NMBA yang umum termasuk cisatracurium, rocuronium, dan succinylcholine.

Klindamisin dapat meningkatkan efek NMBA, membuatnya bekerja lebih lama dari yang diharapkan. Secara teori, interaksi ini dapat menyebabkan kelumpuhan lama dari yang diharapkan oleh dokter (Korean Journal of Anesthesiology, 2013).

Untuk membantu mengelola potensi risiko ini, pastikan dokter atau ahli bedah mengetahui bahwa kamu menggunakan klindamisin sebelum prosedur.

5. Beberapa vaksin hidup

Klindamisin dapat berinteraksi dengan vaksin hidup tertentu. Vaksin hidup adalah vaksin yang mengandung versi virus yang hidup namun dilemahkan. Interaksi ini sebagian besar relevan untuk dua vaksin perjalanan:

  • Vaxchora: Vaksin oral untuk membantu mencegah infeksi kolera. Ini bukanlah vaksin yang umum. Kamu mungkin menerimanya 10 hari sebelum bepergian ke daerah yang terdapat kasus kolera.
  • Vivotif: Vaksin oral ini membantu mencegah demam tifoid. Kamu mungkin menerima Vivotif jika bepergian ke daerah di mana kemungkinan terpapar bakteri penyebab demam tifoid.

Jika mengonsumsi antibiotik seperti klindamisin saat menerima salah satu vaksin, vaksin tersebut mungkin tidak bekerja dengan baik. Hal ini bisa menempatkan kamu pada risiko terkena kolera atau demam tifoid. Jadi, sebaiknya kamu tidak mencoba menggabungkan klindamisin dengan Vaxchora atau Vivotif.

Perlu diingat bahwa klindamisin tidak memengaruhi semua vaksin hidup.

Klindamisin merupakan antibiotik yang dapat mengatasi berbagai infeksi bakteri, terutama infeksi kulit. Namun, antibiotik ini dapat berinteraksi dengan beberapa obat yang mungkin kamu gunakan. Interaksi yang umum terjadi adalah dengan warfarin, obat jantung tertentu, dan beberapa obat kejang.

Sebelum mulai mengonsumsi klindamisin, pastikan dokter dan apoteker memiliki daftar obat, herbal, dan suplemen yang kamu minum. Ini akan membantu mereka skrining risiko interaksi.

Baca Juga: 11 Interaksi Obat Kolesterol Atorvastatin, Perhatikan ya!

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya