Kecanduan Opioid dan Gangguan Penggunaan Opioid, Bahayakah?

Opioid adalah obat nyeri yang sangat kuat

Opioid adalah jenis obat nyeri yang digunakan untuk mengobati rasa sakit atau membantu penyembuhan setelah cedera. Namun, opioid juga digunakan secara rekreasional tanpa resep. Di luar bagaimana opioid digunakan, obat ini bisa menyebabkan gangguan penggunaan opioid.

Gangguan penggunaan opioid adalah penggunaan opioid kronis yang menyebabkan penderitaan atau gangguan yang signifikan secara klinis. Gangguan penggunaan opioid memengaruhi lebih dari 16 juta orang di seluruh dunia.

1. Apa itu opioid?

Opioid adalah golongan obat yang berinteraksi dengan otak dan sistem saraf untuk mengurangi rasa sakit dan menyebabkan euforia. Analgesik opioid adalah opioid apa pun yang diresepkan oleh dokter untuk pasien yang mengalami nyeri sedang hingga berat.

Obat ini umumnya digunakan oleh dokter gigi dan dokter untuk membantu pasien mengelola rasa sakit dari prosedur medis. Beberapa opioid yang biasa diresepkan meliputi hydrocodone/acetaminophen, oxycodone, morfin, codeine, fentanyl, methadone, dan tramadol.

Opioid tidak sama dengan opiat. Opiat adalah opioid yang bersifat alami dan berasal dari tanaman opium, seperti heroin, morfin, dan kodein. Opioid dan opiat adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi perbedaan utamanya terletak pada bagaimana obat ini diproduksi.

Opioid dapat diproduksi secara alami atau sintetik (dibuat di laboratorium). Beberapa obat adalah opioid tetapi bukan opiat, seperti fentanyl. Opioid resep, atau analgesik opioid, bisa berupa sintetis maupun alami, dilansir GoodRx Health.

2. Apa itu gangguan penggunaan opioid?

Kecanduan Opioid dan Gangguan Penggunaan Opioid, Bahayakah?ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Gangguan penggunaan opioid adalah diagnosis medis yang tercatat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorders, yang digunakan profesional medis untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental.

Gangguan penggunaan opioid adalah jenis gangguan penggunaan zat. Ketika seseorang memiliki gangguan penggunaan zat, mereka secara fisik, mental, atau emosional bergantung pada obat-obatan atau alkohol. Mereka mengalami masalah dalam hidup mereka sebagai akibat dari penggunaan zat tersebut.

Opioid sangat adiktif, dan siapa pun yang menggunakannya berisiko mengalami gangguan penggunaan opioid. Kecanduan opioid sangat menantang dan bisa dialami siapa saja.

3. Gejala gangguan penggunaan opioid

Mengetahui tanda-tanda gangguan penggunaan opioid dapat membantu menentukan apakah kamu atau orang terdekat kamu mungkin perlu bantuan. Untuk seseorang bisa didiagnosis dengan gangguan penggunaan opioid, berdasarkan National Library of Medicine setidaknya dua gejala berikut harus ada selama periode 12 bulan:

  • Mengonsumsi lebih banyak opioid dari waktu ke waktu, atau mengonsumsi lebih dari yang diinginkan.
  • Merasa perlu menghentikan atau mengurangi berapa banyak yang digunakan, tetapi kamu tidak bisa.
  • Mengalami mengidam, atau keinginan kuat untuk menggunakan opioid.
  • Tidak dapat memenuhi tujuan atau memenuhi tanggung jawab dengan peran hidup seperti dalam hubungan, di tempat kerja, atau di sekolah.
  • Tetap menggunakan opioid meskipun mengalami konsekuensi negatif darinya.
  • Menggunakan opioid dalam situasi yang berisiko atau berbahaya (seperti saat mengemudi).
  • Mengembangkan toleransi terhadap opioid.
  • Mengalami gejala putus obat (withdrawal) saat berhenti meminumnya.
  • Menghabiskan banyak waktu menggunakan opioid.
  • Tetap menggunakannya meskipun ada masalah kesehatan fisik atau mental.

Penting untuk berbicara dengan dokter atau profesional perawatan kesehatan lainnya, seperti terapis yang berspesialisasi dalam kecanduan, jika kamu atau orang terdekat kamu mengalami salah satu gejala gangguan penggunaan opioid.

Baca Juga: Kondisi Psikologis Orang yang Kecanduan Berjudi, Ternyata Seperti Ini

4. Ketergantungan dan putus obat

Kecanduan Opioid dan Gangguan Penggunaan Opioid, Bahayakah?ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Ketergantungan dan kecanduan sering, tetapi tidak selalu, terjadi bersamaan, dan perbedaannya kadang sulit diidentifikasi.

Menurut National Institute on Drug Abuse, ketergantungan terjadi saat seseorang secara fisik tergantung pada suatu zat dan merasakan gejala putus obat jika berhenti minum obat.

Dimungkinkan untuk menjadi tergantung pada opioid bahkan ketika meminumnya sesuai resep. Putus obat opioid bisa sangat tidak nyaman atau bahkan berbahaya. Berkonsultasilah dengan dokter jika merasa mengalami gejala putus obat opioid, seperti:

  • Agitasi.
  • Kecemasan.
  • Sakit dan nyeri otot.
  • Pilek.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Sakit perut.
  • Menggigil atau berkeringat.

Ketergantungan adalah gejala kecanduan, tetapi ketergantungan saja tidak berarti sesesorang kecanduan. Tanda-tanda bahwa kecanduan narkoba, atau gangguan penggunaan zat, dapat mencakup gejala ketergantungan dan putus zat, serta banyak gejala lainnya.

5. Amankah menggunakan opioid yang diresepkan dokter?

Opioid bisa digunakan secara aman, tetapi penting untuk memahami risiko dan tidak menyalahgunakannya. Makin lama opioid digunakan, makin tinggi risiko ketergantungan atau kecanduan.

Tanyakan kepada dokter jika ada opsi non adiktif lainnya yang bisa meredakan nyeri tanpa opioid, seperti ibuprofen, pijat, atau akupunktur.

Opioid adalah obat yang sangat kuat. Obat ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dan berkendara, dan dapat memiliki efek samping yang berbahaya jika dicampur dengan zat lain.

Naloxone adalah obat yang dapat membantu mengatasi overdosis opioid dan mencegah kematian. Ini tersedia dalam sediaan injeksi atau semprotan hidung, yang bisa diberikan untuk diri sendiri maupun orang yang tidak sadarkan diri yang mengalami overdosis.

Naloxone tidak sepenuhnya menghentikan overdosis, tetapi bisa memberi seseorang cukup waktu, antara 30 hingga 90 menit, untuk menerima bantuan medis yang diperlukan untuk orang tersebut bertahan hidup.

Jika kamu atau orang terdekat memiliki riwayat kecanduan zat apa pun, terutama opioid, bicarakan dengan dokter tentang obat naloxone.

6. Pengobatan kecanduan opioid

Kecanduan Opioid dan Gangguan Penggunaan Opioid, Bahayakah?ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kecanduan opioid dapat diobati dengan konseling, pengobatan, dan rawat inap, atau kombinasi dari perawatan ini. Perawatan bisa jangka panjang atau pendek, berlangsung di rawat inap atau rawat jalan, dan mungkin termasuk penggunaan obat-obatan.

Kalau tidak memilki dokter atau terapis untuk diajak bicara, ada cara lain untuk mencari bantuan untuk kecanduan opioid. Kamu bisa menghubungi teman, pemuka agama, atau kelompok swadaya setempat atau hotline penyalahgunaan zat.

Medication-assisted treatment (MAT) adalah jenis terapi yang melibatkan obat-obatan tertentu yang dikombinasikan dengan konseling untuk mengobati gangguan penggunaan opioid. MAT dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan butuh dokter untuk meresepkan obat yang menghalangi efek opioid. Obat mungkin perlu diminum setiap hari atau, dalam beberapa kasus, setiap bulan. MAT dapat mengurangi keinginan untuk opioid, menghalangi obat membuat seseorang merasa baik, dan mengurangi efek putus obat saat berhenti menggunakan opioid.

Saat ini ada tiga obat yang digunakan dalam perawatan MAT, masing-masing dengan risiko dan manfaatnya sendiri:

  • Buprenorphine: Mengurangi perasaan tinggi yang disebabkan oleh opioid.
  • Methadone: Mengurangi rasa mengidam dan gejala putus zat serta menghalangi atau mengurangi perasaan tinggi yang mungkin dirasakan.
  • Naltrexone: Non adiktif, juga digunakan untuk mengobati alkoholisme; menghalangi tingginya yang disebabkan oleh opioid dan dapat mengurangi keinginan mengidam

Perawatan sangat penting. Gangguan penggunaan opioid bisa menyebabkan overdosis, berdampak serius pada kualitas hidup, dan meningkatkan penyebaran penyakit seperti HIV atau hepatitis, dilansir GoodRx Health.

Siapa pun bisa kecanduan opioid, dan mengonsumsi obat adiktif sesuai resep masih dapat membuat seseorang berisiko mengalami ketergantungan dan kecanduan opioid.

Memahami risiko dan manfaat mengonsumsi opioid dapat membantu kamu membuat pilihan berdasarkan informasi tentang kesehatan kamu. Bicaralah dengan dokter atau terapis jika khawatir kamu atau orang terdekatmu menggunakan opioid.

Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Orang Kecanduan Pornografi yang Patut Dikenali

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya