Kista Ginjal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Paling sering berupa kista ginjal sederhana

Kista adalah kantung tertutup atau kantung yang berisi udara atau cairan. Ginjal adalah organ yang terletak di area punggung bawah yang fungsinya mengontrol jumlah garam dan air dalam tubuh, serta membuang produk limbah dengan menyaring darah dan membuat urine.

Di dalam ginjal terdapat nefron. Setiap nefron terdiri dari filter dan tabung. Saat darah mengalir melalui ginjal untuk disaring, nefron mengeluarkan air ekstra dan produk limbah, yang meninggalkan tubuh sebagai urine.

Kista ginjal dapat terjadi dengan gangguan yang dapat mengganggu fungsi ginjal. Namun, lebih seringnya kista ginjal adalah jenis yang disebut kista ginjal sederhana. Kista ginjal sederhana bukanlah kanker dan jarang menimbulkan masalah.

Kista ginjal sederhana biasanya berupa kantung bulat kecil yang memiliki dinding tipis dan berisi cairan encer. Seiring bertambahnya usia, kista dapat terbentuk di permukaan atau di nefron ginjal. Ukurannya bisa berkisar dari kacang polong kecil hingga sebesar jeruk limau gedang. Kista juga bisa tumbuh seiring waktu.

1. Gejala

Kista ginjal sederhana biasanya tidak menimbulkan gejala. Dalam kebanyakan kasus, dokter menemukannya selama pemindaian ultrasonografi (USG) atau computerized tomography (CT) yang dilakukan karena alasan lain. Jika memiliki gejala, ini mungkin termasuk:

  • Nyeri di pinggang, punggung, atau perut bagian atas jika kista membesar dan menekan organ lain.
  • Demam, menggigil, atau tanda-tanda infeksi lainnya.
  • Darah dalam urine.
  • Aliran darah atau urine yang tersumbat melalui ginjal. Namun, ini jarang terjadi.
  • Gangguan fungsi ginjal. Juga, ini jarang terjadi.

Kista ginjal sederhana telah dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, tetapi tidak jelas apa hubungan antara keduanya.

2. Penyebab dan faktor risiko

Kista Ginjal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kista ginjal (mountelizabeth.com.sg)

Kista ginjal terjadi ketika tabung nefron mulai membesar dan terisi cairan. Para peneliti tidak tahu apa yang menyebabkan hal ini terjadi, tetapi diketahui bahwa kista sederhana tidak diturunkan. Diyakini bahwa cedera atau penyumbatan mikroskopis di tubulus dapat menyebabkan perkembangan beberapa kista ginjal sederhana.

Risiko memiliki kista ginjal sederhana meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun kista dapat terjadi pada usia berapa pun. Kista ginjal sederhana lebih sering dialami laki-laki daripada perempuan.

Baca Juga: Perbedaan Benjolan Tumor dan Kista, Sekilas Tampak Mirip!

3. Diagnosis

Kista ginjal sederhana sering ditemukan saat pasien menemui dokter tentang kondisi lain. Tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis kista ginjal sederhana meliputi:

  • USG: Gelombang suara dan gema frekuensi tinggi membuat gambar bagian dalam tubuh.
  • CT: Sinar-X dan komputer menghasilkan gambar penampang tubuh.· Pemindaian memerlukan suntikan kontras beryodium untuk membedakan kista berisi cairan dari massa padat.
  • MRI: Magnet, gelombang radio, dan komputer membuat gambar di dalam tubuh. Mereka juga dapat digunakan untuk membedakan antara kista yang berisi cairan dan massa padat. Karena mereka tidak memerlukan kontras iodinasi, MRI digunakan untuk pasien dengan alergi yodium.
  • Tes fungsi ginjal: Tes darah sederhana dapat memeriksa seberapa baik kerja ginjal.
  • Urinalisis: Prosedur ini mengukur isi urine dari sampel urine.

4. Pengobatan

Kista Ginjal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kista ginjal (unsplash.com/julien Tromeur)

Jika kista ginjal sederhana tidak menimbulkan gejala dan tidak memengaruhi fungsi ginjal, pengobatan kemungkinan tidak diperlukan. Sebagai gantinya, penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan untuk menjalani tes pencitraan, seperti USG, dari waktu ke waktu untuk melihat apakah ada perubahan pada kista ginjal.

Apabila kista ginjal berubah dan menimbulkan gejala, pengobatan bisa menjadi pilihan. Terkadang, kista sederhana hilang dengan sendirinya.

Jika kista ginjal sederhana menimbulkan gejala, dokter dapat merekomendasikan pengobatan. Ini dapat meliputi:

  • Menusuk dan mengeringkan kista, lalu mengisinya dengan larutan. Larutan ini menyebabkan jaringan parut dan membantu mencegah kista terisi cairan lagi. Alkohol atau senyawa kimia dapat digunakan sebagai larutan. Jarang, untuk mengecilkan kista, jarum panjang dan tipis dapat dimasukkan melalui kulit dan melalui dinding kista ginjal. Kemudian, cairan dikeluarkan dari kista dan diisi dengan larutan untuk mencegahnya terbentuk kembali.
  • Pembedahan untuk mengangkat kista. Kista besar yang menyebabkan gejala mungkin memerlukan pembedahan. Untuk mengakses kista, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil di kulit dan memasukkan alat khusus dan kamera video kecil. Dari video monitor di ruang operasi, ahli bedah mengarahkan alat ke ginjal dan menggunakannya untuk mengalirkan cairan dari kista. Kemudian, dinding kista dipotong atau dibakar. Pembedahan jarang dilakukan untuk kista sederhana. Prosedur ini lebih sering digunakan untuk kista kompleks dengan perubahan yang mungkin mengindikasikan kanker.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Kista ginjal terkadang mungkin dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Infeksi pada kista. Kista ginjal bisa terinfeksi dan menyebabkan demam serta rasa sakit.
  • Kista pecah. Kista ginjal yang pecah dapat menyebabkan rasa sakit parah di pinggang atau punggung. Kadang, kista yang pecah mungkin menyebabkan adanya darah dalam urine.
  • Aliran urine yang tersumbat. Kista ginjal yang menyumbat aliran urine mungkin dapat menyebabkan ginjal membengkak.

Kista ginjal sederhana tidak dapat dicegah. Kamu bisa mengurangi risikonya dengan minum banyak air dan memastikan asupan natrium kurang dari 2.300 mg natrium sehari (kurang dari 1.500 mg jika berusia lebih dari 51 tahun, ras Afrika-Amerika, atau memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal jangka panjang.

Kista ginjal sederhana hampir selalu tidak berbahaya, sehingga prognosisnya sangat baik. Perawatan, jika diperlukan, sangat efektif dan memiliki sedikit komplikasi.

Baca Juga: Kista Baker: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya