9 Penyakit Ini Bisa Makin Parah akibat Merokok

- Merokok meningkatkan risiko kanker paru hingga 20 kali lipat, serta jenis penyakit paru-paru kronis yang tidak dapat sembuh sepenuhnya.
- Merokok memperbesar risiko stroke, dan bagi seseorang yang pernah mengalami stroke, merokok akan memperparah kondisi—risikonya untuk terkena stroke lagi menjadi dua kali lipat lebih tinggi.
- Kebiasaan merokok menurunkan kadar kolesterol baik, meningkatkan risiko serangan jantung fatal, dan mempersulit pengobatan asma.
Meski sudah diketahui sebagai kebiasaan yang sangat buruk bagi kesehatan dan menjadi salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan di seluruh dunia, tetapi banyak orang tetap merokok.
Dalam banyak kasus, berhenti merokok memang tidak secara langsung menyembuhkan penyakit yang sudah ada. Akan tetapi, langkah besar ini terbukti bisa memperlambat perburukan kondisi bahkan membawa dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan. Berikut beberapa penyakit yang bisa makin parah akibat merokok.
1. Kanker
Merokok berkaitan erat dengan kanker, khususnya kerusakan sistem pernapasan. Perokok memiliki risiko hingga 20 kali lebih tinggi untuk didiagnosis kanker paru dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Selain itu, merokok juga meningkatkan kemungkinan mengalami berbagai penyakit paru-paru kronis yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, termasuk emfisema, bronkitis kronis, hingga asma yang muncul pada usia dewasa.
Gejala seperti hidung tersumbat atau peningkatan produksi lendir setelah berhenti merokok justru bisa menjadi tanda positif. Ini menunjukkan bahwa paru-paru mulai membersihkan diri dan memperbaiki kerusakannya.
Studi menunjukkan bahwa berhenti merokok akan menurunkan risiko terkena sebagian besar jenis kanker dalam waktu sekitar 10 hingga 20 tahun, tergantung jenis kankernya.
2. Stroke berulang
Merokok bisa memperbesar risiko terjadinya stroke, terutama akibat penyumbatan aliran darah ke otak oleh bekuan darah. Bagi seseorang yang pernah mengalami stroke, kebiasaan merokok justru memperparah kondisi—risikonya untuk terkena stroke lagi menjadi dua kali lipat lebih tinggi.
Stroke yang berulang juga cenderung membawa dampak yang lebih berat dan mengancam jiwa. Ini karena bagian otak yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan menjadi lebih rentan dan tidak mampu pulih.
Maka dari itu, berhenti merokok sangat penting sebagai langkah pencegahan terhadap stroke berulang yang bisa berakibat fatal.
3. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan "silent killer" karena tidak menimbulkan gejala yang jelas. Setiap kali merokok, tekanan darah akan meningkat sementara. Jika terus terjadi, lonjakan ini bisa memperburuk hipertensi.
Merokok dan tekanan darah tinggi sama-sama meningkatkan risiko stroke, dan jika keduanya terjadi bersamaan, dampaknya bisa berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara kebiasaan merokok dan hipertensi membuat kemungkinan terjadinya stroke menjadi jauh lebih besar.
4. Penyakit jantung
Merokok memberikan dampak serius terhadap kesehatan jantung. Kebiasaan ini menurunkan kadar kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) yang dapat menyumbat arteri.
Selain itu, merokok membuat darah menjadi lebih kental dan menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Kombinasi ini berbahaya bagi sistem kardiovaskular.
Bagi orang dengan penyakit jantung, merokok secara signifikan meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi jantung.
Sebagai contoh, sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen orang dewasa berusia 40 hingga 59 tahun yang merokok mengembangkan penyakit kardiovaskular dan hampir dua kali lebih mungkin meninggal karena serangan jantung fatal, stroke, atau gagal jantung tanpa peringatan sebelumnya.
5. Asma
Bagi orang dengan asma, merokok bisa memperburuk gejala dan membuat penyakit makin sulit dikendalikan. Zat beracun dalam asap rokok bisa mengiritasi saluran napas, bahkan pada orang yang sehat sekalipun.
Akibatnya, gejala seperti batuk dan sesak dada menjadi lebih sering dan berat. Merokok juga meningkatkan risiko serangan asma yang lebih parah dan lebih sering. Ini juga membuat pengobatan asma menjadi kurang efektif.
Selain itu, jika kamu adalah orang tua dari anak yang hidup dengan asma, kebiasaan merokok di sekitar anak bisa meningkatkan kemungkinan mereka dirawat di rumah sakit akibat serangan asma.
6. Penyakit paru obstruktif kronis

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan salah satu dampak jangka panjang serius dari merokok. Penelitian menunjukkan bahwa hingga setengah dari perokok berisiko mengalami PPOK. Sekitar 80 persen kematian akibat PPOK terkait langsung dengan kebiasaan merokok.
Berhenti merokok menjadi langkah paling penting untuk mencegah perburukan kondisi. Bagi pasien PPOK, berhenti merokok bukan hanya soal mengurangi gejala, tetapi juga menjadi cara efektif untuk memperlambat perkembangan penyakit.
7. Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer terjadi ketika aliran darah ke otot-otot kaki terganggu akibat penyumbatan pembuluh darah. Ini akan menyebabkan nyeri, lemas, dan kram saat berjalan.
Merokok, bahkan hanya satu atau dua batang per hari, bisa menghambat efektivitas pengobatan penyakit arteri perifer dan memperburuk gejala. Risiko menjadi jauh lebih tinggi jika pasien penyakit arteri perifer juga memiliki diabetes. Kombinasi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian jaringan (nekrosis) atau gangren.
Dalam banyak kasus, kondisi tersebut berujung pada amputasi. Berhenti merokok adalah langkah penting untuk mencegah komplikasi serius ini.
8. Janin yang tidak sehat
Merokok selama kehamilan bukan hanya membahayakan ibu, tetapi juga menimbulkan risiko besar bagi kesehatan dan keselamatan janin. Ibu hamil yang merokok lebih berisiko mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Berat badan yang terlalu rendah bisa menjadi indikasi bahwa bayi mengalami gangguan serius, seperti masalah paru-paru, gangguan pencernaan, hingga perdarahan di otak.
Tak hanya itu, bayi juga berisiko menghadapi berbagai masalah kesehatan jangka panjang seiring tumbuh kembangnya. Setelah lahir, paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
9. Gangguan penglihatan

Merokok juga berdampak serius pada kesehatan mata. Paparan zat beracun dari rokok bisa merusak jaringan mata dan meningkatkan risiko gangguan penglihatan permanen.
Salah satu kondisi paling berbahaya yang berkaitan langsung dengan merokok adalah degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD). Ini merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa usia 65 tahun ke atas.
Selain itu, merokok juga dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak, kondisi yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan mengganggu penglihatan. Dengan berhenti merokok, kamu bisa melindungi salah satu indera paling penting, yaitu penglihatan.
Dari paru-paru hingga penglihatan, dampak merokok terhadap tubuh begitu luas dan serius, terutama jika seseorang sudah memiliki kondisi medis tertentu. Berhenti merokok terbukti bisa memperlambat perkembangan penyakit dan secara signifikan menurunkan risiko komplikasi fatal. Tidak perlu berpikir dua kali, yuk bulatkan tekad untuk berhenti merokok!
Referensi
"Keep Your Air Clear: How Tobacco Can Harm Your Lungs". U.S. Food and Drug Administration. Diakses Mei 2025.
"Harms of Cigarette Smoking and Health Benefits of Quitting". National Cancer Institute. Diakses Mei 2025.
"How Smoking Affects the Heart and Blood Vessels". National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses Mei 2025.
"Cardiovascular Care Settings and Smoking Cessation". Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Mei 2025.
"Age-Related Macular Degeneration (AMD)". National Eye Institute. Diakses pada Mei 2025.
Sadiya S. Khan et al., “Cigarette Smoking and Competing Risks for Fatal and Nonfatal Cardiovascular Disease Subtypes Across the Life Course,” Journal of the American Heart Association 10, no. 23 (November 17, 2021), https://doi.org/10.1161/jaha.121.021751.