Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prehipertensi: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Komplikasi

ilustrasi prehipertensi (vecteezy.com/Bigc Studio)
Intinya sih...
  • Prehipertensi adalah tahap antara tekanan darah normal dan hipertensi. Artinya, kamu berisiko mengalami hipertensi, yang bisa berujung pada kondisi kesehatan serius.
  • Tekanan darah dikatakan normal apabila sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg. Pada prehipertensi, sistolik 120–139 mmHg dan diastolik 80–89 mmHg.
  • Deteksi dan penanganan dini dapat mencegah prehipertensi berkembang menjadi hipertensi.

Prehipertensi atau prahipertensi adalah tekanan darah yang terukur menunjukkan angka di atas normal namun di bawah hipertensi.

Sebagai catatan, tekanan darah dikatakan normal apabila sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg. Dengan kondisi prehipertensi, sistolik 120–139 mmHg dan diastolik 80–89 mmHg.

Prehipertensi bisa menjadi peringatan dini bagi pasien dan dokter. Ini adalah tanda kemungkinan perubahan yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Tekanan yang disebabkan oleh prehipertensi yang terus-menerus dapat mengubah pembuluh darah dan jantung dengan cara yang merusak. Prehipertensi juga dapat menyebabkan stres pada ginjal.

Mengetahui bahwa kamu menderita prehipertensi dapat membantu mencegah kondisi tersebut berkembang menjadi hipertensi.

1. Penyebab

Prehipertensi bisa terjadi karena beberapa penyebab. Ini dapat meliputi:

  • Minim aktivitas fisik. Gaya hidup sedenter dapat meningkatkan kekuatan darah dalam arteri. Olahraga memperkuat jantung, membantunya memompa darah lebih efisien.
  • Asupan natrium yang tinggi. Sodium meningkatkan tekanan darah dalam arteri. Contoh makanan tinggi natrium termasuk daging olahan, sup dan saus kalengan yang dibeli di toko, dan makanan kemasan.
  • Merokok dan vaping. Bahan kimia dalam nikotin dapat menyempitkan pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah.
  • Asupan alkohol. Asupan alkohol yang tinggi juga dapat meningkatkan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah.
  • Kurang tidur. Tekanan darah secara alami menurun saat tidur. Namun, jika kamu kurang tidur, tekanan darah mungkin akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Faktor risiko berikut juga berhubungan dengan prehipertensi dan hipertensi:

  • Usia di atas 65 tahun.
  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki diabetes.
  • Memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga.

2. Gejala

ilustrasi sakit kepala (unsplash.com/Sander Sammy)

Kamu bisa saja memiliki prehipertensi dan tidak mengetahuinya. Kondisi ini sering kali terjadi tanpa gejala, sehingga bisa muncul dan bahkan berkembang menjadi hipertensi tanpa kamu sadari.

Kebanyakan orang mengetahui bahwa mereka memiliki prehipertensi ketika tekanan darah mereka diukur saat pemeriksaan kesehatan. Karena tekanan darah bervariasi sepanjang hari, diagnosis prehipertensi memerlukan peningkatan tingkat tekanan darah lebih dari satu kali.

Bahkan, jika kondisi memburuk hingga memenuhi syarat untuk didiagnosis hipertensi, kamu mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Hipertensi dianggap sebagai “pembunuh diam-diam” karena dapat menyebabkan kerusakan sebelum diketahui.

Apabila gejala muncul, ini mungkin menunjukkan bahwa tekanan darah jauh di atas tingkat tinggi. Gejala-gejala berikut bisa menjadi tanda bahwa tekanan darah sangat tinggi:

  • Sakit kepala.
  • Irama jantung tidak teratur.
  • Distorsi penglihatan.
  • Telinga berdenging.

Sementara itu, gejala-gejala di bawah ini secara tidak langsung dapat dikaitkan dengan prehipertensi yang telah berkembang ke tingkat yang parah. Meskipun tekanan darah tinggi mungkin bukan penyebab gejala-gejala tersebut, tetapi gejala-gejala di bawah ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kondisi ini:

  • Pusing.
  • Perdarahan subkonjungtiva (bercak darah di mata).
  • Wajah memerah.

3. Pengobatan

Dokter tidak menganggap prehipertensi sebagai kondisi yang dapat didiagnosis, jadi tidak ada pengobatan standar. Namun, deteksi dini dapat mencegah kondisi tersebut berkembang menjadi hipertensi dan masalah lain yang berhubungan dengannya.

Kalau dokter menentukan kamu memiliki prehipertensi, kamu memerlukan modifikasi gaya hidup. Ini juga bisa dilakukan oleh orang-orang tanpa prehipertensi untuk mencegah kondisi tersebut. Perubahan gaya hidup yang diperlukan bisa meliputi:

  • Makan makanan yang menyehatkan jantung.
  • Meningkatkan aktivitas fisik.
  • Menurunkan stres dan belajar mengelola stres dengan baik.
  • Berhenti merokok, jika merokok.
  • Membatasi asupan alkohol.
  • Bempertahankan berat badan pada tingkat sedang.

Bergantung pada kemajuan kamu dalam melakukan modifikasi gaya hidup, dokter mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan perawatan tambahan, seperti obat-obatan.

4. Komplikasi yang bisa terjadi

ilustrasi serangan jantung (vecteezy.com/konggastudio)

Komplikasi dari prehipertensi terjadi seiring waktu. Tanpa melakukan perubahan gaya hidup untuk memperbaiki prehipertensi, risiko kondisi berkembang menjadi hipertensi meningkat.

Hidup dengan prehipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan masalah yang memengaruhi organ dan sistem tubuh lainnya. Efeknya dapat menyebabkan kondisi kesehatan serius.

Komplikasi jika prehipertensi tidak diobati dan berkembang menjadi hipertensi meliputi:

  • Serangan jantung.
  • Angina.
  • Stroke.
  • Gagal jantung.
  • Penyakit ginjal atau gagal ginjal.
  • Kehilangan penglihatan.
  • Disfungsi ereksi.
  • Penurunan libido.
  • Penyakit arteri perifer.
  • Aterosklerosis.
  • Penurunan fungsi kognitif dan risiko demensia yang lebih tinggi di kemudian hari.

Selain komplikasi yang disebut di atas, anak-anak dan remaja yang didiagnosis dengan prehipertensi mungkin menunjukkan bukti kerusakan pada organ-organ tubuh utama. Memiliki prehipertensi pada usia muda juga membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena hipertensi saat dewasa.

Perempuan hamil mungkin mengalami komplikasi unik akibat prehipertensi yang tidak diobati. Pada kehamilan, prehipertensi dikaitkan dengan risiko lahir mati yang lebih tinggi dan bayi yang lahir lebih kecil dari usia kehamilannya.

Prehipertensi adalah tahap antara tekanan darah normal dan hipertensi. Artinya, kamu berisiko mengalami hipertensi, yang bisa berujung pada kondisi kesehatan serius.

Prehipertensi diobati dengan modifikasi gaya hidup seperti perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dan manajemen stres. Dokter dapat membantu mengatur strategi berdasarkan faktor risiko dan gaya hidup kamu.

Memeriksa tekanan darah adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kamu memiliki prehipertensi. Rekomendasi umumnya adalah memeriksanya setiap dua tahun sekali. Kalau kamu sudah didiagnosis dengan hipertensi, kamu herus memantaunya lebih sering.

Referensi

Healthline. Diakses pada Agustus 2024. Prehypertension: Why It’s a Warning Sign Not to Ignore.
National Kidney Foundation. Diakses pada Agustus 2024. Prehypertension: A Little Too Much Pressure, A Lot of Trouble.
WebMD. Diakses pada Agustus 2024. Prehypertension: Are You at Risk?
StatPearls. Diakses pada Agustus 2024. Prehypertension.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us